Telisik Potensi Kecerdasan Dari Konsumsi Ikan

JAKARTA - Selama ini kampanye makan ikan terus digaungkan, ikan diklaim mengandung banyak manfaat bagi tubuh. Bahkan dikatakan pula ikan mampu meningkatkan kecerdasan, hingga muncul banyak vitamin dan suplemen yang berasal dari minyak ikan.

Dilansir dari laman Kemenkes.go.id, ikan merupakan sumber protein hewani yang kaya akan asam lemak tak jenuh. Di dalam ikan terkandung Omega, yodium, selenium, flourida, zat besi, magnesium, zink, taurin, serta coenzyme Q10 yang seluruhnya sangat bermanfaat bagi otak, jantung, paru-paru dan sirkulasi darah.

Banyak penelitian yang mengungkapkan Omega-3 dalam ikan berlemak lebih tinggi dibandingkan sumber protein hewani lainnya seperti daging sapi dan ayam. Asam lemak Omega-3 merupakan jenis lemak esensial yang artinya tubuh tidak mampu memproduksi sendiri. Sehingga hanya bisa didapatkan dari konsumsi makanan.

Dalam Omega-3 pada ikan terdapat setidaknya 2 jenis asam lemak yang sangat berperan penting untuk tubuh yakni DHA (docosahexaenoic acid) dan EPA (eicosapentaenoic acid).

Baca juga: KKP Bangun Sentra Kuliner Untuk Dongkrak Minat Konsumsi Ikan

DHA inilah yang berpengaruh dan mampu meningkatkan kemampuan otak baik dalam menerima informasi maupun dalam proses berpikir. Melansir dari Very Well Mind, komposisi otak terdiri dari lemak, 20% lemak tersebut adalah DHA. 

Selain itu, para ilmuan juga menemukan bahwa DHA merupakan bagian dari struktur membran neuron (sel saraf), DHA berperan meningkatkan kesensitifan neuron dalam menyampaikan informasi secara cepat dan akurat.

Sebab itu pada anak-anak utamanya di bawah 5 tahun,  memenuhi kebutuhan DHA sangat penting untuk perkembangan otak. Sementara pada orang dewasa konsumsi DHA yang cukup akan membantu memelihara sekaligus meningkatkan daya ingat.

DHA Juga sangat direkomendasikan untuk dikonsumsi secara cukup oleh ibu hamil. Masih dalam artikel yang sama, beberapa studi menunjukkan ibu hamil yang secara rutin mengonsumsi suplemen DHA terbukti mempengaruhi kecerdasan bayi dalam belajar dan memecahkan masalah sejak dua tahun pertama kehidupan.

Baca juga: Pasokan Ikan Penuhi Target Peningkatan Konsumsi

Dikutip dari laman alodokter, setidaknya kebutuhan omega-3 bayi dan anak sekitar 500-900 miligram perhari, wanita 1.100 miligram dan pria 1.600 miligram per hari.

Ancaman Kandungan Merkuri Pada Ikan

Tidak dipungkiri sejumlah peneliti menemukan beberapa jenis  ikan kaya Omega-3  yang umumnya dikonsumsi kini telah terkontaminasi dengan merkuri. Seperti ikan tuna, tenggiri, teri, salmon, kakap, ikan lele, mujair, kembung, bahkan udang. 

Namun jumlah merkuri yang ditemukan tidak sebanyak pada ikan-ikan yang berada pada rantai teratas, seperti ikan hiu, todak, makerel, dan sejenisnya. Jenis ikan ini pun sangat jarang dikonsumsi masyarakat Indonesia.

Baca juga: Kemenperin Dorong Konsumsi Olahan Ikan Cegah Stunting

Artinya, kandungan merkuri yang ditemukan pada ikan-ikan kecil yang biasa dikonsumsi terbilang rendah. Meski begitu, dilansir dari Mayo Clinic, makan ikan (tuna, tenggiri, salmon, dan lain-lian) masih memberikan manfaat yang lebih besar dibandingkan dengan kemungkinan risiko paparan kontaminasi merkuri dalam tubuh.

Sebab itu, para ahli gizi menyarankan untuk mengonsumsi ikan setidaknya 2 kali seminggu. Sehingga tubuh memiliki waktu untuk menetralkan risiko jika ada zat-zat asing yang masuk ke tubuh melalui konsumsi ikan.

Untuk memenuhi kebutuhan Omega-3 pada hari-hari lainnya, dapat mengonsumsi suplemen Omega-3 yang mengandung DHA, juga mengonsumsi sumber omega-3 lain seperti kacang-kacangan, dan telur