22 November 2019
08:08 WIB
Editor: Agung Muhammad Fatwa
JAKARTA – Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo mengatakan, akan menyediakan produksi ikan tangkap yang cukup untuk memenuhi target konsumsi yang tinggi. Tahun 2020 mendatang konsumsi ikan nasional ditargetkan mencapai 56,39 kg/kapita, naik 3,49% dari target tahun ini. Peningkatan target konsumsi ini untuk mengikis angka stunting yang masih tinggi.
Rata-rata konsumsi ikan nasional terus meningkat selama lima tahun terakhir dari 38,14 kg/kapita pada tahun 2014 menjadi 50,69 kg/kapita pada tahun 2018. Tahun ini, konsumsi ikan ditargetkan mencapai angka 54,49 kg/kapita. Angka ini diharapkan terus meningkat dalam lima tahun mendatang.
“Kita target di 2020 itu agak sedikit tinggi yaitu 56,39 kg per kapita. Tapi, saya yakin kita mampu mencapainya. Potensi kita luar biasa kalau semua kementerian bersama-sama turun tangan untuk memberantas stunting,” tutur Menteri Edhy di Jakarta, Kamis (22/11).
Saat ini, menurutnya potensi sumber daya ikan Indonesia mencapai angka 12,54 juta ton/tahun tapi yang sudah dimanfaatkan baru 8 juta ton/tahun. Meskipun begitu, Menteri Edhy menjelaskan bahwa stok ikan yang boleh ditangkap dan diolah ialah sebesar 80% dari total potensi atau sekitar 10 juta ton/tahun. Ia pun berharap potensi ikan tangkap ini dapat dimanfaatkan secara maksimal.
Menteri Edhy optimis pemanfaatan potensi sumber daya ikan Indonesia dapat ditingkatkan ke depannya. Sebagai langkah awal, ia akan memperbaiki kemudahan perizinan di sektor perikanan tangkap yang selama ini cukup mendapatkan banyak keluhan.
“Yang jelas, yang paling dekat bisa kita lakukan adalah mempermudah perizinan. Kemarin kita ditegur tentang perizinan yang belum optimal. Ini yang akan kita lakukan segera,” tegasnya.
Adapun terhadap permintaan pelaku usaha perikanan tangkap untuk mendorong pemanfaatan produksi tangkap melalui peningkatan ukuran kapal dan penyediaan kapal kapal angkut, Menteri Edhy menyatakan akan mengkajinya terlebih dahulu.
“Ini harus kita kaji. Apakah benar dampaknya akan meningkatkan produksi ikan, devisa negara, PNBP, dan pajak? Ini yang harus kita kaji ulang. Kita harus hati-hati. Sangat hati-hati,” tuturnya.
Ikan sebagai sumber bahan pangan yang mengandung protein dan omega 3 diharapkan menjadi solusi dalam permasalahan gizi ini, terutama untuk mendukung ketersediaan sumber pangan bergizi untuk kecerdasan masyarakat.
Untuk itu, peningkatan konsumsi ikan terus digencarkan oleh KKP melalui kampanye GEMARIKAN. Hal ini dilakukan juga untuk memberantas stunting yang saat ini menjadi prioritas Presiden Joko Widodo.
“Kita punya PR besar di negeri ini, salah satunya adalah memberantas stunting. Ikan adalah salah satu solusi yang saya pikir mudah dan cepat untuk kita lakukan,” ujar Menteri Edhy,
Sebagai informasi, stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kurangnya gizi secara kronis sehingga anak tumbuh lebih pendek dari rata-rata usianya. Tak hanya secara fisik, stunting juga berdampak pada tingkat kecerdasan, kerentanan terhadap penyakit, dan penurunan produktivitas. Akibatnya, stunting pun berdampak pada rendahnya kualitas sumber daya manusia dan daya saing bangsa.
Dalam rangka merayakan Hari Ikan Nasional (Harkannas) ke-6, Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo mengundang 1.000 siswa dan setidaknya ribuan pegawai turut hadir untuk makan ikan bersama di Area Parkir Gedung Mina Bahari III, Kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Jakarta pada Kamis (21/11).
Mengangkat tema “Konsumsi Ikan Meningkatkan Daya Saing Bangsa”, acara ini merupakan langkah nyata KKP untuk menyediakan pemenuhan gizi yang cukup bagi masyarakat agar tumbuh sehat, kuat, dan cerdas.
Tak sebatas perayaan, Menteri Edhy mengusulkan agar KKP dapat meneruskan misi dari acara ini dengan membagikan ikan ke berbagai sekolah setiap minggunya secara rutin melalui program Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (GEMARIKAN).
Target 2020
Tahun 2020 mendatang, KKP menargetkan pertumbuhan PDB Perikanan sebesar 7,9%, nilai tukar nelayan 115, produksi garam nasional 3 juta ton, angka konsumsi ikan 56,39 kg per kapita, nilai ekspor perikanan US$6,17 miliar, dan luas kawasan konservasi 23,4 juta hektare.
Adapun total produksi perikanan ditargetkan mencapai 26,46 juta ton. Terdiri dari 8,02 juta ton perikanan tangkap, 7,45 juta ton perikanan budidaya, dan 10,99 juta ton rumput laut. Target produksi perikanan tangkap sebesar 8,02 juta ton ini terdiri dari produksi perikanan tangkap di laut sebesar 7,38 juta ton dan perairan darat sebesar 636.080 ton.
Kenaikan produksi 2020 dari tahun 2019 yang diproyeksikan sebesar 5,3% tersebut diharapkan dapat diperoleh dari kegiatan prioritas KKP seperti bantuan pemerintah, pembangunan infrastruktur, perbaikan sistem pendataan, peningkatan akses permodalan, dan sebagainya. Di samping itu, peran dari pemerintah daerah dan masyarakat/swasta diharapkan dapat turut berkontribusi.
Untuk diketahui, PDB perikanan tumbuh 5,85% sampai kuartal III/2019, naik 48,2% jika dibandingkan dengan kuartal III tahun 2018. Nilai PDB ini juga disebut lebih tinggi yaitu sebesar Rp63,41 triliun dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2018 yang hanya sebesar Rp59,91 triliun.
Kontribusi PDB Perikanan kuartal atas dasar harga yang berlaku tahun 2014-2018 terhadap PDB Nasional meningkat dari rata-rata 2,32% pada tahun 2014 menjadi rata-rata 2,6% pada tahun 2018. Hal ini, menurut Edhy, menunjukkan adanya peningkatan nilai tambah yang mencerminkan peningkatan pendapatan para pelaku sektor perikanan secara rata-rata. (Bernadette Aderi)