27 September 2022
16:59 WIB
Penulis: Gemma Fitri Purbaya
Editor: Rendi Widodo
JAKARTA - Seks masih menjadi sesuatu yang tabu dibicarakan untuk sebagian besar masyarakat Indonesia, khususnya di antara wanita. Akibatnya banyak yang merasa kalau seksualitas wanita tidaklah penting sehingga lebih menomor satukan kepuasan seksual pria.
Dari sana, tidak sedikit wanita yang merasa tidak puas secara seksual oleh pasangan mereka. Bukan hal yang aneh juga kalau menemukan istilah wanita melakukan 'fake orgasm' atau orgasme bohongan.
Sebuah survei yang dilakukan oleh situs Kinkly di 2019 juga menemukan kalau 87% wanita setidaknya pernah sekali melakukan orgasme bohongan.
Baca juga: Olahraga 4-6 Jam Seminggu Membuat Kehidupan Seks Jadi Lebih Baik
Menurut influencer dan sexual health activist Andrea Gunawan, sebenarnya hal ini bisa dihindari. Salah satunya adalah dengan berkomunikasi dengan pasangan. Ia mengatakan karena masih tabunya pembicaraan seks di masyarakat, ini membuat banyak wanita berpikir kalau orgasme merupakan tanggung jawab pria atau pasangan.
"Kebanyakan orang berpikir orgasme tanggung jawab laki-laki, padahal itu sebenarnya kuasa kita atas diri sendiri. Makanya penting untuk mengenal diri sendiri dan apa yang enak, jadi bisa komunikasikan ke pasangan," katanya dalam konferensi pers Vivo 'Hotel for Play' di Jakarta, Senin (26/9).
Andrea menambahkan agar wanita tidak takut dan malu untuk membicarakan soal seks dan orgasme dengan pasangan mereka. Sebab mereka sendiri yang nantinya akan 'rugi' kalau tidak mendapatkan kepuasan seksual dari hubungan yang dijalani.
Baca juga: Mengenal Kondisi Blue Balls Pada Pria
Sedangkan, kepuasan seksual juga memiliki pengaruh besar pada kepuasan dan kualitas dalam sebuah hubungan.
Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam The Journal of Sex Research di 2005 pun menunjukkan kalau kepuasan dalam berhubungan dan kepuasan seksual saling berkaitan erat, begitupun dengan kualitas komunikasi bersama pasangan.
Untuk itu, Andrea menyarankan agar wanita mulai membicarakan pada pasangan seperti apa mereka ingin diperlakukan saat berhubungan seks dan apa yang membuat mereka merasa bisa mencapai orgasmenya.
"Tetapi katakan juga semisal apa yang harus di-improve dari kitanya juga, lalu baru kita kasih feedback ke pasangan juga. Misal, 'kamu mau coba yang kayak gimana?', 'bisa gak kita cobain gaya ini?', atau 'aku lebih suka yang kayak tadi'. Jadi ada komunikasi dua arah," tutup Andrea.