30 September 2022
13:01 WIB
Editor: Satrio Wicaksono
JAKARTA - Orang tua diingatkan untuk lebih jeli dalam membaca label gizi pada minuman kemasaan yang mengandung pemanis, tujuannya agar anak-anak tidak mengonsumsi gula berlebih. Mengingat, risiko gangguan kesehatan terhadap anak semakin meningkat seiring dengan paparan gula sejak dini.
"Kita harus ekstra hati-hati, terutama pada anak-anak, karena semakin dini orang terpapar gula tambahan, semakin besar risikonya," kata dokter spesialis anak dr. Kurniawan Satria Denta, dikutip dari Antara, Jumat (30/9).
Dikatakan, efek samping yang bisa dialami oleh anak-anak yang terpapar gula tambahan sejak dini meliputi gangguan metabolisme hingga kecanduan gula.
Bagi anak-anak yang sedang berada dalam masa pemberian MPASI (makanan pendamping ASI), yakni usia kisaran 6 bulan hingga 12 bulan, gula tambahan boleh diberikan maksimal 5% dari total kalori harian. "Untuk anak-anak yang lebih besar (batasan gula) 25 gram per hari," jelasnya.
Baca juga: Kemenkes Imbau Kurangi Konsumsi Gula
Menurutnyanya, makanan atau minuman yang terkesan menyehatkan sekalipun juga perlu diamati label gizinya secara seksama, guna mengetahui seberapa besar kandungan gula. Sebagai contoh, kandungan gula dari susu segar dengan susu yang berperisa akan menunjukkan hasil yang berbeda.
Karenanya, orang tua patut lebih bijak dalam memilih makanan dan minuman dalam kemasan yang baik untuk dikonsumsi buah hati.
"Kita harus lebih detail memperhatikan gula yang tersembunyi di balik minuman yang dikonsumsi anak-anak," kata dia.
Baca juga: Waspada Candu Gula Dari Jajanan Tradisional
Dia menjelaskan, ketika ada asupan gula yang berlebihan dari luar tubuh, maka gula tersebut akan disimpan dalam bentuk lemak. Terlalu banyak mengonsumsi gula punya dampak jangka pendek berupa gangguan metabolisme yang membuat seseorang menjadi mudah lelah.
"Orang lebih mudah lelah kalau banyak gula karena metabolisme energi tidak optimal," kata dia.
Mengingat gula bisa mempengaruhi tubuh hingga ke tingkat sel, maka gangguan kesehatan bisa mempengaruhi banyak fungsi, mulai dari pencernaan, pembuluh darah hingga otak.