c

Selamat

Jumat, 7 November 2025

KULTURA

26 September 2022

20:18 WIB

Waspada Candu Gula Dari Jajanan Tradisional

Tak hanya dari minuman, banyak makanan manis tradisional yang sesungguhnya turut menyumbang peningkatan kadar gula tubuh dalam konsumsi yang rutin.

Penulis: Andesta Herli Wijaya

Editor: Rendi Widodo

Waspada Candu Gula Dari Jajanan Tradisional
Waspada Candu Gula Dari Jajanan Tradisional
Ilustrasi gula bubuk. Pixabay

JAKARTA - Pembicaraan soal gula dan penyakit diabetes melitus di Indonesia tak pernah usai. Terbaru, heboh soal gula tinggi pada produk minuman Es Teh Indonesia, yang menuai perhatian luas bagi publik di jagat media sosial.

Kadar gula tinggi pada makanan atau minuman adalah salah satu faktor penyebab diabetes melitus (DM). Masalahnya, gula tinggi ini bisa ada pada produk apa saja. Tak hanya dari produk minuman kekinian seperti Es Teh Indonesia, ancaman gula tinggi juga bersumber dari aneka jajanan tradisional.

Yup, aneka jajanan tradisional yang telah lekat dengan masyarakat sejak lama, dan belakangan juga diromantisasi sebagai warisan cita rasa lokal, sejatinya juga memiliki dampak bagi kesehatan bila dikonsumsi secara berlebih.

Seperti ditunjukkan penelitian Febri Nirnawati dkk. yang dipublikasikan dalam Jurnal Gizi dan Dietetik Indonesia 2016, menyorot kaitan penyakit DM dengan kebiasan mengonsumsi jajanan tradisional tinggi gula. 

Hasilnya, banyak pasien dengan kadar gula darah yang tinggi ternyata memiliki kebiasaan mengkonsumsi jajanan tradisional berlebih.

Fokus penelitan Febri adalah pada pasien DM di wilayah DI Yogyakarta. Daerah istimewa ini merupakan salah satu wilayah dengan angka DM tertinggi di Indonesia berdasarkan data Riskesdas tahun 2018, selain DKI Jakarta dan Kalimantan Timur.

Dari penelitian terhadap 89 subjek pasien DM tipe 2 rawat jalan RSUD Panembahan Senopati Yogyakarta, Febri dkk menyimpulkan bahwa kebiasaan mengonsumsi jajanan tradisional secara rutin dalam porsi berlebih (lebih dari 7 kali seminggu) memengaruhi peningkatan kadar gula bagi sebagian pasien DM tipe 2.

“Jajanan tradisional yang terdapat di Yogyakarta cenderung mengandung tinggi gula contohnya wajik, gaplek, yangko, cendol, cincau, cenil, dan klepon,” tulis Febri.

Aneka jajanan tradisional yang disebutkan di atas umumnya adalah jajanan dengan karbohidrat sederhana yang merupakan jenis karbohidrat yang mudah diubah menjadi glukosa. Glukosa ini hanya memberikan kalori bagi tubuh tapi tidak menyuplai vitamin ataupun mineral.

Di dalam tubuh, karbohidrat sederhana diubah menjadi gula sederhana atau glukosa yang larut dalam aliran darah, sehingga menyebabkan kadar glukosa darah meningkat dan turun dengan cepat.

Selain yang sudah disebutkan, beberapa jajanan tradisional lainnya yang juga diketahui memiliki kadar gula tinggi yaitu bakpia, mata kebo, tiwul, getuk, nagosari, onde-onde, kue lapis, grontol dan growol.

Dari penelitiannya itu, Febri memberikan rekomendasi perlunya konseling gizi kepada masyarakat, terutama pasien DM di Yogyakarta yang memiliki kebiasaan konsumsi aneka jajanan tradisional secara berlebihan.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar