30 Januari 2024
13:43 WIB
Penulis: Aurora K M Simanjuntak
JAKARTA - Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) menyatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 didorong oleh dua faktor, yakni adanya momentum pemilihan umum (pemilu) serta penyelesaian proyek strategis nasional (PSN).
Menteri Keuangan sekaligus Ketua KSSK Sri Mulyani Indrawati memproyeksikan pertumbuhan ekonomi berada di angka 5,2% sesuai target APBN 2024 lantaran adanya dua faktor tersebut. Ia berharap pemilu dan PSN dapat memacu konsumsi, baik pemerintah ataupun masyarakat luas.
"Proyeksi kuat 2024 terutama didorong oleh pemilu yang kita harapkan berdampak positif pada konsumsi, baik konsumsi pemerintah dalam pelaksanaan pemilu sendiri maupun masyarakat, serta berlanjutnya penyelesaian PSN pada 2024 ini," ujarnya dalam Konpers KSSK di Gedung Kemenkeu, Jakarta, Selasa (30/1).
Baca Juga: Jaga Stabilitas Keuangan, OJK Sebut Miliki Strategi Mitigasi Risiko
Berikutnya, Menkeu juga memaparkan risiko global yang perlu diwaspadai pada 2024 ini. Dia mengatakan perekonomian global akan cenderung melemah tahun ini lantaran melemahnya ekonomi sejumlah negara-negara utama dunia. Faktor lain, terjadinya tensi geopolitik yang eskalatif yang turut menimbulkan tekanan fiskal.
"Memasuki 2024, berbagai risiko global masih terus kita cermati, yaitu perkembangan dan cenderung perlemahan ekonomi dari sejumlah negara-negara utama dunia. Juga, meningkatnya tensi geopolitik yang makin ekskalatif dan fragmentasi global yang akan menciptakan tekanan fiskal di berbagai negara," ucap Sri Mulyani.
Dia menyampaikan sebagai contoh, perekonomian Amerika Serikat (AS) mampu tumbuh kuat pada 2023. Namun AS mengalami tekanan fiskal dari beban pembayaran bunga utang dan rasio utang pemerintah. Menkeu menilai hal tersebut akan menjadi risiko utama ke depannya.
Sri Mulyani melanjutkan begitu pul di Eropa yang perekonomiannya masih lemah. Dia menambahkan kondisi ekonomi Republik Rakyat Tiongkok (RRT) pun cenderung melambat akibat krisis sektor properti yang masih berlanjut di negara panda itu.
"Diketahui pengadilan Hong Kong menyatakan salah satu perusahaan properti terbesar di Tiongkok Ever Grande mengalami kebangkrutan. Juga di Tiongkok mengalami tekanan utang, terutama dari pemda tingkat provinsi dan ini akan menyebabkan ekonomi Tiongkok cenderung melambat," terang Menkeu.
Baca Juga: KSSK: Ekonomi dan Sistem Keuangan RI 2023 Terjaga Baik
Kendati ada serangkaian polemik dan perlambatan perekonomian global, Sri Mulyani mengklaim kondisi ekonomi dan sistem keuangan Indonesia tetap terjaga baik pada 2023, dan itu menjadi bekal untuk menjalani 2024. Utamanya, dia harap penguatan perekonomian domestik ditopang oleh konsumsi dalam negeri.
"Dalam suasana global yang sangat tidak pasti dan cenderung melambat, ekonomi Indonesia tetap bertahan baik atau resilient, ini ditopang oleh permintaan domestik yang bisa menyubstitusi perlemahan eksternal," kata Menkeu.
Dia menambahkan KSSK akan berkomitmen untuk memperkuat sinergi dan kolaborasi karena berbagai risiko akan terus berjalan baik dari global ataupun internal. KSSK akan mengantisipasi risiko yang bisa dilihat seperti perlambatan ekonomi global dan ketidakpastian global imbas geopolitik atau berbagai kebijakan ekonomi dari negara maju, yang juga berpotensi memengaruhi stabilitas sistem keuangan nasional.
Menkeu menuturkan KSSK juga akan terus berkoordinasi di dalam merumuskan policy untuk menghadapi tantangan yang kian berkembang. Semua komponen KSSK, sambungnya, akan bekerja sama dengan lebih efektif guna memberikan dampak positif dan kuat bagi RI.
"Kami akan terus menjaga kewaspadaan dalam memitigasi berbagai risiko terhadap perekonomian kita, maupun stabilitas sistem keuangan kita," tutup Sri Mulyani.