c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

30 Januari 2024

11:09 WIB

KSSK: Ekonomi dan Sistem Keuangan RI 2023 Terjaga Baik

KSSK menilai stabilitas sistem keuangan RI 2023 tetap terjaga, meski banyak risiko perlambatan ekonomi global.

Penulis: Aurora K M Simanjuntak

Editor: Fin Harini

KSSK: Ekonomi dan Sistem Keuangan RI 2023 Terjaga Baik
KSSK: Ekonomi dan Sistem Keuangan RI 2023 Terjaga Baik
Ketua Komisioner OJK Mahendra Siregar, Menkeu Sri Mulyani, Gubernur BI Perry Warjiyo, dan Ketua LPS Purbaya Yudhi Sadewa dalam jumpa pers KSSK di Kantor Kemenkeu, Jakarta, Selasa (30/1). ValidNewsID/ Aurora KM Simanjuntak

JAKARTA - Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) menyampaikan stabilitas sistem keuangan Indonesia sepanjang 2023 tetap terjaga di tengah banyaknya risiko perlambatan ekonomi global.

Menteri Keuangan sekaligus Ketua KSSK, Sri Mulyani Indrawati menjelaskan perekonomian dan keuangan domestik berada pada kondisi resilien di Kuartal IV 2023. Menurutnya, perkembangan positif tersebut membuat perekonomian dan sistem keuangan RI tetap terjaga baik.

"Kondisi ekonomi dan sistem keuangan domestik secara keseluruhan pada 2023 terjaga baik, dan mampu mendukung pemulihan dan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan," ujarnya dalam jumpa pers KSSK di Kantor Kemenkeu, Jakarta, Selasa (30/1).

Pada 2024, Sri Mulyani menyebut perlambatan ekonomi global dan ketidakpastian masih berlanjut. Dia mengatakan pertumbuhan ekonomi dunia melambat dengan ketidakpastian pasar keuangan yang mereda di tengah divergensi antar negara yang makin lebar.

Menkeu menuturkan dalam laporan World Bank Global Economy Prospect yang terbit Januari 2024, Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi global melambat dari sebelumnya. Ekonomi global mampu tumbuh 3% pada 2022, namun menjadi hanya 2,6% yoy pada 2023. Lalu melemah menjadi 2,4% pada 2024.

"Ini situasi menurut Bank Dunia, pertumbuhan ekonomi 2023 lebih lemah dari 2022, dan 2024 juga lebih lemah dari 2023," imbuh Menkeu.

Baca Juga: KSSK: Stabilitas Sistem Keuangan Kuartal III Tetap Terjaga

Karena itu, KSSK terus memantau dinamika perekonomian global. Selain itu, untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap risiko dari perlambatan ekonomi global, KKSK berkomitmen memperkuat koordinasi dan sinergi.

Sebab, lanjut Menkeu, faktor-faktor tersebut akan memengaruhi kondisi ekonomi domestik dan dinamika perekonomian RI. Dia juga melihat jika terjadi dampak rambatan dari sisi global, hal itu akan berpengaruh terhadap perekonomian dan sistem keuangan dalam negeri.

Terlihat pada 2023, terjaganya stabilitas sistem keuangan RI juga didukung oleh tren penurunan inflasi global. Sri Mulyani menyampaikan penurunan inflasi global, terutama di Amerika Serikat, dapat menekan kenaikan suku bunga acuan The Fed.

"Di sisi lain, kalau kita lihat tren penurunan inflasi global berlanjut, ini tentu positif terutama di Amerika Serikat, sehingga hal ini menahan tekanan kenaikan suku bunga yang terjadi cukup cepat dan tinggi pada 2023," katanya.

Menkeu menuturkan suku bunga acuan The Fed telah mencapai puncaknya. Selain itu, kondisi inflasi global dan secara khusus di Amerika Serikat yang cenderung menurun itu turut memengaruhi penurunan yield USS Treasury.

"Hal ini memicu kembali terjadinya capital inflow, yakni arus modal masuk ke emerging market pada akhir 2023, termasuk ke Indonesia. Ini terlihat pada pembelian surat berharga negara Indonesia oleh non residen," terang Sri Mulyani.

Investasi dan Konsumsi Kuat
Menkeu juga menyampaikan kondisi perekonomian Indonesia pada 2023 menunjukkan tanda-tanda resilien yang masih berlanjut. Hal tersebut didukung oleh penguatan beberapa komponen.

Di antaranya, dia menyebutkan konsumsi dan investasi yang masih kuat. Sri Mulyani mengatakan aktivitas konsumsi masyarakat masih kuat didukung oleh tingkat inflasi yang relatif terkendali.

Selain itu, didukung penurunan tingkat pengangguran, dan peranan APBN. Karena Menkeu menilai APBN sudah secara aktif berperan sebagai shock absorber sepanjang 2023 dan itu dapat menjaga daya beli masyarakat.

Baca Juga: Jaga Stabilitas Keuangan, OJK Sebut Miliki Strategi Mitigasi Risiko

Dia menuturkan investasi juga mengalami tren penguatan, terutama sejak Kuartal I 2023. Menurutnya, ini sejalan dengan percepatan penyelesaian berbagai proyek strategis nasional (PSN).

"Pada Kuartal IV 2023, tanda-tanda resilien dari aktivitas ekonomi domestik tersebut masih berlanjut. Ini terlihat dari PMI Manufaktur yang konsisten di zona ekspansif (52,2 pada Desember 2023)," ucap Menkeu.

Sri Mulyani juga menilai kontribusi surplus neraca perdagangan 2023 yang masih berlanjut, turut membuat perekonomian domestik resilien. Selain itu, didukung pula oleh indikator dini atau early indicators yang kuat, seperti indeks penjualan riil dan indeks keyakinan konsumen yang relatif stabil dan kuat.

"Dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan ekonomi 2023 diperkirakan masih akan bertahan pada 5%. Sementara itu, angka pengangguran menurun jadi 5,32% dan angka kemiskinan mencapai 9,36%," tutup Sri Mulyani.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar