c

Selamat

Senin, 20 Mei 2024

EKONOMI

14 September 2023

11:58 WIB

Produksi Beras 2024 Ditargetkan Naik Jadi 55,42 Juta Ton

Kementerian Pertanian (Kementan) menyampaikan beberapa target untuk 12 komoditas pangan utama di tahun 2024. Beberapa komoditas ditargetkan naik, namun ada juga yang turun.

Penulis: Erlinda Puspita Wardani

Editor: Rheza Alfian

Produksi Beras 2024 Ditargetkan Naik Jadi 55,42 Juta Ton
Produksi Beras 2024 Ditargetkan Naik Jadi 55,42 Juta Ton
Ilustrasi. Petugas mencatat jumlah stok beras di gudang Perum Bulog Lebak-Pandeglang, Banten, Senin (14/8/2023) . Antara Foto/Muhammad Bagus Khoirunas

JAKARTA - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengungkapkan sejumlah target produksi 12 komoditas pangan 2024 mengalami kenaikan. Target tersebut ada yang mengalami kenaikan, namun juga ada yang turun jika dibandingkan dengan target 2023.

Target komoditas yang naik di antaranya padi mencapai 55,42 juta ton (+0,92 juta ton), cabai 3 juta ton (+0,07 juta ton), kopi 818 ribu ton (+8 ribu ton), jagung 23,34 juta ton (+0,29 juta ton), bawang putih 45,91 ribu ton (+0,46 ribu ton), bawang merah 1,74 juta ton (+0,03 juta ton), tebu 39,45 juta ton (+2,3 juta ton), dan daging ayam  4 juta ton (+0,13 juta ton).

Sementara itu, komoditas yang mengalami penurunan target di 2024 adalah kelapa 2,9 juta ton (-0,09 juta ton), kakao 694 ribu ton (-86 ribu ton), daging sapi/Kerbau 405,44 ribu ton (-59,71 ribu ton), dan kedelai 340 ribu ton (-30 ribu ton).

Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan, Suwandi menyatakan, produksi padi 2024 yang ditargetkan naik dibanding 2023 tersebut akan dikejar melalui peningkatan indeks tanam atau IP.

“Nambah luas tanam itu dengan cara meningkatkan indeks tanam. Nah yang IP itu, jadi lahannya tetap, tapi pertanamannya nambah. Ada yang IP 400 sudah ada 150.000 hektare (ha). Ada yang naik IP-nya jadi 300, yang selama ini IP 100-200,” kata Suwandi saat ditemui di kawasan DPR RI, ditulis Kamis (14/9).

Baca Juga: Kementan Optimis Produksi Beras Cukup Hingga Akhir Tahun

Pemerintah melalui Badan Pangan Nasional (Bapanas) juga mengaku terus mendorong peningkatan produksi beras dalam negeri dengan bekerja sama kementerian terkait, seperti Kementan dalam penyiapan benih unggul dan Kementerian PUPR dalam penyiapan infrastruktur penunjang.

Dihubungi terpisah, menurut Ketua Umum Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras (Perpadi), Sutarto Alimoeso menyampaikan, perlu adanya evaluasi luas tanam dan panen padi di lapangan untuk meningkatkan produksi beras. Selain itu juga perlu memeriksa produktivitas.

“Ada kecenderungan 5 tahun terakhir ini (produktivitas) turun. Meskipun disediakan infrastruktur dan sebagainya, nampaknya kalau menurut saya konversi lahan sawah ke non-pangan ini nampaknya masih tetap berjalan. Sehingga terjadi pengurangan luas lahan sawah,” kata Sutarto saat dihubungi.

Baca Juga: Pemerintah Kirim Beras Operasi Pasar Di Pasar Induk Cipinang 3.000 Ton

Penyediaan pupuk, benih, dan air juga menurut Sutarto harus diperhatikan. Pasalnya, diperlukan ketepatan waktu, jumlah, dan jenis pupuk yang digunakan. Jika hal ini masih terjadi, produksi gabah juga akan mengalami penurunan.

“Kita tau yang kemarin-kemarin terjadi ada permasalahan pupuk. Benih juga masih ada masalah, sehingga produktivitas kita itu relatif tidak bagus,” tutur Sutarto.

Sebagai informasi, berdasarkan hasil survei Kerangka Sampel Area (KSA), luas panen padi tahun 2020 sebesar 10,66 juta ha, 2021 turun menjadi 10,41 juta ha (-2,30%), dan 2022 naik jadi 10,45 ha (+0,39%). Sedangkan produksi berasnya pada 2020 sebanyak 31,33 juta ton, 2021 sebanyak 31,36 juta ton (-0,45%), dan 2022 naik menjadi 31,54 juta ton (+0,59%).


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar