c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

13 September 2023

10:32 WIB

Pemerintah Kirim Beras Operasi Pasar Di Pasar Induk Cipinang 3.000 Ton

Badan Pangan Nasional (Bapanas) mulai menyalurkan beras operasi pasar atau program stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) ke Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) pada Rabu (13/9).

Penulis: Erlinda Puspita

Editor: Fin Harini

Pemerintah Kirim Beras Operasi Pasar Di Pasar Induk Cipinang 3.000 Ton
Pemerintah Kirim Beras Operasi Pasar Di Pasar Induk Cipinang 3.000 Ton
Pedagang Beras di Pasar Induk Cipinang (PIBC) sedang membongkar muat beras operasi SPHP, Rabu (13/9).ValidNewsID/Erlinda PW

JAKARTA - Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi menyampaikan, pada operasi pasar ke Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) perdana yang digelar Rabu (13/9), pemerintah mulai menyalurkan sebanyak 1.000–3.000 ton beras operasi pasar untuk hari ini saja.

“Untuk hari ini kita akan drop 1.000–3.000 ton, menyusul berikutnya nanti setelah teman-teman di pasar induk Cipinang ini punya downline detail ke pasar-pasar turunan,” ujar Arief saat mengunjungi PIBC, Rabu (13/9).

Baca Juga: Jokowi Pastikan Bulog Guyur Beras Secara Masif Lewat Operasi Pasar

Arief juga menjelaskan, dalam penyaluran beras ini, terdapat satuan tugas (satgas) pangan yang akan memastikan beras sampai di pasar turunan. Jika nantinya di pasar turunan tidak ditemukan beras SPHP, bisa dilaporkan segera ke Dirut Foodtation PIBC. Adapun harga beras yang masuk di PIBC senilai Rp10.385 per kilogram (kg) dan di pasar turunan maksimal Rp10.900.

Kepala Bapanas ini meminta pelibatan koperasi-koperasi kecil dalam penyaluran beras operasi pasar.

“Titip juga teman-teman koperasi yang kecil dilibatkan, karena biasanya saya dan Pak Menteri Perdagangan (Mendag) tidak mau motong tata niaga yang ada. Karena ada pedagang-pedagang di situ yang harus diajak sama-sama, sehingga dapur mereka ngepul terus,” jelas dia.

Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan (Zulhas) yang juga turut hadir dalam kesempatan ini mengatakan, beras operasi pasar maksimal dibanderol sekitar Rp11.000 hingga di masyarakat. Selisih kenaikan dari PIBC hingga ke konsumen diwajarkan karena adanya rantai distribusi.

“Di sini kan Rp10.000 sekian, nah kalau sampai ke masyarakat kira-kira Rp11.000 an lah, wajar ada rantai tapi rantainya enggak boleh lebih dari itu,” tutur Zulhas.

Zulhas sendiri mengaku saat ini pemerintah percaya diri dengan stok beras yang ada. Sehingga ia mengimbau agar masyarakat tidak perlu khawatir terkait ketersediaan beras nasional.

“Beras kita cukup. Kemarin Bulog mengatakan 1,6 juta ton dan dari stok lagi ada 400 ribu, jadi ada 2 juta ton. Jadi pemerintah percaya diri kalau permintaan akan digojlok [disalurkan] ke pasar. Setelah digojlok begini, turun harganya. Memang kalau dibanjiri begini akan cepat turun Insyallah,” imbuhnya.

Baca Juga: Bansos Beras Mulai Dibagikan di Bogor dan Jakarta

Lebih lanjut, menurut Asisten Perekonomian dan Keuangan Setda Provinsi DKI Jakarta, Sri Haryati mengungkapkan, DKI Jakarta sebagai wilayah bukan produsen beras turut andil menyumbang inflasi sebesar 27%. Oleh karena itu, harga beras di Jakarta harus terus dipantau, karena jika terjadi inflasi maka akan berdampak kenaikan harga beras secara nasional.

“Kita kerja sama dengan 36 kabupaten dan 9 kota dalam bentuk trading, kontrak farming, bahkan kita juga sudah berpikir untuk bisa on farming karena Jakarta kan bukan daerah produsen beras. Kita punya tanggung jawab untuk menjaga betul-betul inflasi melalui tim pengendalian inflasi daerah,” jelas Sri. 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar