01 Maret 2023
15:16 WIB
Editor: Fin Harini
JAKARTA - Presiden Joko Widodo menyebut pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Mentarang Induk di kabupaten Malinau, Kalimatan Utara, menjadi langkah Indonesia menuju transformasi ekonomi hijau. PLTA ini akan menjadi sumber energi bagi hilirisasi sumber daya alam.
"Pemerintah sangat mendukung pekerjaan besar ini, rencana besar ini dan kita harapkan ada transformasi ekonomi Indonesia menuju sebuah ekonomi hijau yang kita harapkan kita memiliki kekuatan besar," kata Presiden Joko Widodo saat melakukan ground breaking di PLTA Mentarang Induk, kabupaten Malinau, Kaltara pada Rabu (1/3), dikutip dari Antara.
PLTA Mentarang Induk dibangun oleh PT Kayan Hydropower Nusantara (PT KHN) di Sungai Mentarang yang berlokasi di sekitar 35 kilometer bagian hulu Kota Malinau. Investasi yang diperlukan mencapai US$2,6 miliar, atau jika dirupiahkan mencapai kira-kira Rp40 triliun.
Baca Juga: Kapasitas Terpasang Pembangkit EBT Di 2022 Lampaui Target
Dia menjelaskan, PLTA Mentarang akan menjadi sumber energi untuk berbagai industri di Kawasan Kalimantan Industrial Park Indonesia (KIPI) yang berada di Kabupaten Bulungan. Dengan adanya dukungan energi hijau atau energi ramah lingkungan, diharapkan produk yang dihasilkan memiliki harga premium namun tetap kompetitif.
"PLTA ini di Malinau, KIPI ada di kabupaten Bulungan, yang nantinya produk-produk yang dihasilkan karena energinya hijau, produk-produk yang dihasilkan nanti di Bulungan, di KIPI untuk produk-produk hijau," ungkap Presiden.
Menurut Jokowi, Industri pertama yang akan dibangun di KIPI seluas 13 ribu hektare adalah baterai untuk kendaraan listrik. Selain itu, pemerintah juga akan membangun industri aluminium.
Industri aluminium yang akan dibangun di KIPI menurut Presiden nantinya akan berbentuk aluminium hijau karena berasal dari energi hijau.
"Ketiga ada petrokimia yang semuanya segera dimulai, artinya listriknya siap karena kemarin saya cek kawasan industrinya siap. Sehingga begitu disambung, itulah masa depan Indonesia," tambah Presiden.
Kerja Sama Indonesia-Malaysia
PLTA Mentarang Induk rencananya memiliki kapasitas sebesar 1.375 megawatt yang berpotensi menghasilkan energi listrik 9 Terawatt per jam (TWh).
Jenis bendungan yang dibangun adalah tipe tanah uruk berlapis beton atau Concrete Faced Rockfill Dam (CFRD) yang dirancang dengan ketinggian puncak bendungan sekitar 220 meter dan panjang sekitar 750 meter.
Jadwal pembangunan bendungan akan memakan waktu sekitar 4-5 tahun secara bertahap, dan diikuti tahap penggenangan air (reservoir) yang akan membuat area penyimpanan air sekitar 22.800 hektare pada Tingkat Pasokan Penuh (FSL).
Selain perannya dalam memicu industrialisasi tenaga air, energi dari PLTA Mentarang Induk berpotensi untuk menyediakan pasokan energi bersih yang berkelanjutan bagi masyarakat sekitarnya dan meningkatkan ketahanan pasokan listrik untuk Ibu Kota Nusantara di Kalimantan Timur.
Baca Juga: PLTA Kayan Dinilai Jadi Warisan Jokowi Untuk Energi Bersih
Dalam kesempatan itu, Presiden mengaku sangat senang dengan dimulainya konstruksi pembangunan PLTA Mentarang Induk, karena menunjukkan kerja sama antara Indonesia dan Malaysia. Pembangunan PLTA ini dikerjakan oleh Konsorsium Indonesia dan Malaysia.
“Hal ini menunjukkan bahwa kita sebagai saudara serumpun betul-betul bisa bekerja sama dengan baik," katanya.
Tidak lupa Presiden Jokowi berterima kasih kepada para tokoh adat dan agama yang ada di kabupaten Malinau.
"Utamanya suku Dayak yang memberikan dukungan penuh pada proyek ini, dan kita harapkan kita semuanya dapat memperoleh manfaat besar dari proyek integrasi ini yang ada di Kabupaten Mentarang dan kabupaten Bulungan," kata Presiden.
Ikut menghadiri peletakan batu pertama tersebut antara lain Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Premier dan Deputy Premier Sarawak, Ketua Konsorsium Kawasan Industri Hijau di Kalimantan Utara Boy Thohir dan pejabat terkait lainnya.