09 Juni 2023
08:00 WIB
Editor: Fin Harini
JAKARTA - PT Pertamina Patra Niaga, Subholding Commercial & Trading PT Pertamina (Persero), mencatat laba bersih sebesar US$193,07 juta sepanjang 2022.
Laba bersih itu didapatkan dari pertumbuhan pendapatan usaha pada 2022 yang mencapai US$72,094 juta, naik sekitar US$25,874 juta atau 55% lebih tinggi dibandingkan pada 2021.
"Meski dalam kondisi yang menantang, tahun 2022 bisa kami lalui dengan tetap menorehkan kinerja positif serta tetap menjalankan penugasan penyaluran energi di seluruh wilayah Indonesia," kata Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga Alfian Nasution melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat (8/6).
Alfian menambahkan, kinerja positif keuangan tersebut didukung oleh kenaikan pendapatan dari konsumsi produk non-subsidi. Upaya penghematan biaya mulai dari biaya distribusi, menjaga supply losses serta pemanfaatan jam kerja yang efektif, juga turut berkontribusi pada pencapaian kinerja.
"Biaya distribusi bisa Pertamina Patra Niaga tekan hingga 15% dari target tahun 2022. Lalu menjaga supply losses dan efektivitas jam kerja berhasil mencatatkan penghematan biaya hingga mencapai lebih dari US$130 juta," ujar Alfian.
Baca Juga: Pertamina Perluas Skema Full QR Solar Bersubsidi ke Papua dan Maluku
Selain kinerja keuangan, kinerja operasional penyaluran energi juga turut menunjukkan tren positif. Untuk aspek availability pemenuhan atau ketersediaan BBM meningkat hingga 5%, serta ketahanan hari seluruh produk dijaga di level aman untuk seluruh jenis BBM, elpiji maupun avtur.
Dari aspek availability, Pertamina Patra Niaga juga terus memperluas jaringan lembaga penyalurnya di seluruh wilayah Indonesia. Sepanjang 2022, terdapat 96 titik BBM satu harga baru dioperasikan, 64 ribu lebih pangkalan atau outlet elpiji subsidi 3 kilogram (kg) melalui program One Village One Outlet (OVOO), dan Pertashop yang bertambah hingga lebih dari 2.000 outlet di sepanjang 2022.
"Lewat berbagai program tersebut, Pertamina Patra Niaga melayani kebutuhan energi di seluruh wilayah Indonesia, termasuk di dalamnya wilayah tertinggal, terdepan, terluar (3T)," ujarnya.
Penyaluran Subsidi BBM dan Elpiji
Dalam rangka menjaga penyaluran subsidi yang makin baik, Pertamina Patra Niaga menyebut program subsidi tepat mulai diinisiasi baik untuk penyaluran BBM maupun elpiji.
Digitalisasi juga berperan besar, di mana monitoring transaksi tidak wajar di SPBU terus diperkuat. Salah satunya dengan konektivitas 528 CCTV SPBU ke Pertamina Integrated Enterprise Data & Command Centre (PIEDCC).
Pertamina Patra Niaga juga turut mendukung program transisi energi pemerintah. Pada 2022, telah dioperasikan 317 Green Energy Station (GES), enam stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) dan 22 stasiun penukaran baterai kendaraan listrik umum (SPBKLU).
"Pencapaian ini adalah awal yang baik bagi Subholding Commercial & Trading Pertamina. Ini akan menjadi pemacu Pertamina Patra Niaga untuk terus memastikan ketersediaan energi bagi seluruh masyarakat Indonesia," ucap Alfian.
Baca Juga: Jelang Pemilu, BPH Migas Minta Badan Usaha Penyalur BBM Antisipatif
Senada dengan itu, Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Fadjar Djoko Santoso mengatakan Pertamina akan terus mengoptimalkan perannya dalam penyediaan energi berdasarkan prinsip availability, accessibility, affordability, acceptability, dan sustainability.
"Kinerja Pertamina Patra Niaga dalam menyalurkan BBM dan elpiji hingga pelosok berkontribusi pada kinerja Pertamina dari sektor hilir," kata Fadjar.
Kinerja keuangan konsolidasian pada 2022 itu telah disepakati dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang berlangsung di Jakarta, Kamis (8/6).