c

Selamat

Kamis, 6 November 2025

EKONOMI

09 Desember 2023

08:38 WIB

Ekonom Buka-Bukaan Soal Tantangan Ekonomi Digital di 2024

Ekonomi digital diperkirakan terus bertumbuh. Namun, faktor peluang akan dibarengi dengan tantangan.

Penulis: Nuzulia Nur Rahma

Editor: Fin Harini

Ekonom Buka-Bukaan Soal Tantangan Ekonomi Digital di 2024
Ekonom Buka-Bukaan Soal Tantangan Ekonomi Digital di 2024
Ilustrasi IoT. Dok Shutterstock.

JAKARTA - Ekonomi digital Indonesia sepanjang 2023 diproyeksikan terus meningkat dan mempertahankan momentum pertumbuhannya pada tahun 2024 mendatang. Meski begitu ekonom menilai faktor peluang akan dibarengi dengan tantangan.

Director of Digital Economy Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda mengatakan, salah satu faktor pertumbuhan ekonomi digital adalah penetrasi pengguna internet yang sangat masif dari tahun ke tahun.

"Di tahun 2023 itu penetrasi internetnya mencapai 78,20% lalu pengguna internet mencapai 215 juta pengguna internet, jadi sangat kencang sekali apalagi ini ditopang dengan generasi Z dan Milenial," katanya dalam media briefing di Jakarta, Jumat (8/12).

Baca Juga: Pemerintah Luncurkan Buku Putih, Kejar Transformasi Ekonomi Digital

Ia menuturkan, jika dilihat 51% penduduk Indonesia adalah generasi Z dan Milenial, generasi yang sangat adaptif dengan teknologi. Ditambah lagi dengan adanya peningkatan kelas menengah yang tumbuh signifikan yang diiringi dengan pemakaian internet yang lebih dari 8 jam sehari.

"Ini yang saya rasa kita masih menyimpan potensi yang lebih besar pada pertumbuhan ekonomi digital, terutama kalau kita kaitkan dengan pertumbuhan konsumsi," kata Huda.

Menurut dia, akan ada dua sektor konsumsi pada ekonomi digital yang akan meningkat secara signifikan, pertama transportasi dan telekomunikasi. Kedua, penyedia akomodasi dan restoran atau makanan minuman. 

"Artinya adalah ke depannya walaupun memang kita mengalami pertumbuhan ekonomi digital tidak setinggi prediksi 2 tahun lalu, tapi saya rasa masih menyimpan potensi untuk bisa terakselerasi," imbuhnya.

Meski begitu menurutnya potensi ini akan bisa tercapai jika beberapa masalah terkait ekonomi digital bisa terpecahkan. Yakni, kesiapan Sumber Daya Manusia (SDM) agar bisa ikut berkontribusi dalam pemenuhan digitalisasi.

"Nah, ini perlu dukungan dari berbagai pihak, terutama untuk penyelesaian masalah-masalah yang ada di Indonesia. Sebenarnya masalah yang paling utama yang ada di ekonomi digital adalah SDM. Jadi SDM kita memang masih sangat rendah sekali untuk kita bisa akselerasi," jelasnya.

Baca Juga: Indonesia Butuh 9 Juta Talenta Digital

Masalah kedua yang menurut Huda bisa menjadi hambatan akselerasi ekonomi digital adalah kesiapan teknologi. Menurutnya, kesiapan teknologi Indonesia masih berada di angka 4,8 yang jika dibandingkan dengan digital ranking global, Indonesia secara keseluruhan masih ada di angka 53 dari 64 negara yang disurvei.

"Tentu ini menjadi PR yang sebenarnya. Bukan hanya PR pemerintah, tapi juga harus bisa di akselerasi dengan kehadiran berbagai sektor swasta yang bisa meningkatkan pertumbuhan dari kesiapan teknologi kita di masa depan," imbuhnya.

Sebagai informasi, ekonomi digital telah berkontribusi terhadap PDB sebesar 7,6%-8,7% atau mencapai Rp1.408 triliun pada tahun 2022 lalu. 

Ditambah Kamar Dagang dan Industri atau Kadin Indonesia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi digital diperkirakan mencapai Rp3.216 triliun dalam lima tahun ke depan atau pada tahun 2027. 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar