08 November 2025
13:03 WIB
Merkuri Dilarang Untuk Bahan Tambal Gigi Mulai 2034
Merkuri terbukti berdampak pada warga Jepang yang lautnya tercemar bahan kimia itu era 1950-an.
Ilustrasi-Dokter gigi memeriksa kondisi gigi seorang pasien. Validnews/Hasta Adhistra.
JENEWA, SWISS - Negara-negara yang membahas aturan lebih ketat tentang merkuri pada Jumat (8/11) sepakat melarang penggunaan, impor, dan ekspor tambalan gigi yang mengandung merkuri di seluruh dunia mulai 2034.
Keputusan itu dicapai dalam konferensi Konvensi Minamata tentang Merkuri yang digelar di Jenewa, Swiss pekan ini. Konvensi itu dinamai dari sebuah kota pesisir di Jepang barat daya, tempat banyak orang keracunan merkuri pada 1950-an.
Jepang, yang menanggung dampak besar akibat "penyakit Minamata" itu, telah mengurangi penggunaan tambalan merkuri dalam satu dekade terakhir karena alasan kesehatan masyarakat.
"Ini merupakan langkah besar bagi konvensi," kata ketua konferensi Osvaldo Alvarez dari Chile saat mengumumkan konsensus yang dicapai para peserta, dikutip dari Antara.
Baca juga: Dilema Tukang Gigi; Antara Batasan Kerja Dan Kebutuhan Masyarakat
Meski Amerika Serikat dan sejumlah negara Afrika mendorong pelarangan lebih cepat pada 2030, penolakan dari Inggris, India, dan Iran telah memundurkan target itu ke 2034.
Mereka yang mendukung tenggat lebih jauh menekankan, perlunya mempertimbangkan biaya dan daya tahan tambalan gigi alternatif.
Uni Eropa telah melarang tambalan gigi merkuri sejak Januari. Di Jepang, asuransi kesehatan menanggung bahan alternatif tanpa merkuri seperti paduan galium untuk perbaikan gigi.
Para delegasi dalam pertemuan terakhir itu belum mencapai kesepakatan apakah bahan alternatif tanpa merkuri layak secara ekonomi dan teknis. Pembahasan akan dilanjutkan dalam beberapa bulan mendatang.
Konvensi Minamata, yang diadopsi pada 2013 di Prefektur Kumamoto, Jepang, bertujuan melindungi kesehatan manusia dan lingkungan dari emisi serta pencemaran merkuri secara global. Para pihak dalam konvensi tersebut bertemu setiap dua tahun.
Pada 1950-an, banyak penduduk Minamata menderita gangguan neurologis yang disebabkan oleh keracunan merkuri setelah memakan ikan yang tercemar limbah pabrik kimia di kota itu.