c

Selamat

Kamis, 6 November 2025

KULTURA

04 November 2022

13:58 WIB

Sejarah Nama Kota-Kota Teraneh Di Dunia

Lewat toponimi kita bisa memahami bagaimana awal mula penamaan sebuah daerah atau kota. Bahkan ada nama kota-kota teraneh. Apa itu?

Penulis: Mahareta Iqbal

Editor: Rendi Widodo

Sejarah Nama Kota-Kota Teraneh Di Dunia
Sejarah Nama Kota-Kota Teraneh Di Dunia
Papan bertuliskan nama kota yang luar biasa panjang di pulau Anglesey, Wales. Shutterstock

JAKARTA - Sebuah kota tidak melulu bicara perkara keindahan alam. kuliner, budaya, suasana tempat bersantai yang nyaman, hingga destinasi wisata jagoan apa saja yang mengharuskan wisatawan datang ke sana. 

Elemen-elemen di atas sudah menjadi barang pasti yang melingkari suatu objek wisata. Namun, pernahkah kalian berpikir bahwa nama sebuah kota bisa menjadi magnet tersendiri untuk menarik wisatawan untuk berkunjung ke kota tersebut?

Jika berbelok sedikit ke ranah linguistik, penamaan suatu tempat tidak terlepas dari sejarah, tradisi, bahasa daerah, hingga suatu peristiwa yang terjadi pada tempat tersebut. sehingga menciptakan penamaan yang ikonik dan unik, menyesuaikan dengan pertautan alasan di atas. Cabang ilmu bahasa yang membahas hal tersebut ialah toponimi.

Toponimi adalah bidang keilmuan dalam linguistik yang membahas asal usul penamaan tempat, wilayah atau suatu bagian lain di permukaan bumi, termasuk yang bersifat alam (sungai, laut, pegunungan) dan buatan (kota, gedung, jalan, jembatan). Toponimi berkaitan dengan bidang etnologi dan kebudayaan.

Baca juga: Mendialogkan Kota Dan Sastra Di JILF 2023

Nama Kota Teraneh dan Ikonik di dunia

Nah, bagaimana dengan sejarah penamaan ikonik dari kota-kota yang ada di dunia? Berikut sejarah singkat lima nama kota yang ikonik di dunia yang dilansir dari berbagai sumber.

Llanfairpwllgwyngyllgogerychwyrndrobwllllantysiliogogogoch, Wales

Pusing dengan cara membaca nama tempat ini? Jika tidak ingin mengeja nama desa yang memiliki 58 huruf tanpa spasi ini, wisatawan bisa menyebutnya dengan Desa Lianfair PG. 

Desa Llanfair PG adalah sebuah desa di Pulau Anglesey di Wales. Desa ini juga tercatat di dalam Guinness Book of Record pada tahun 2002 sebagai tempat dengan nama terpanjang di dunia. 

Llanfairpwllgwyngyllgogerychwy rndrobwllllantysiliogogogoch dalam bahasa Wales yang jika diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris menjadi "St Mary's church of the pool of the white hazels over against the pool of St Tysilio Gogo" atau jika dalam bahasa Indonesia artinya "Gereja Santa Maria di lembah pohon hazel putih dekat pusaran air deras dan geraja Santo Tysilio dari gua merah".

Llanfairpwllgwyngyllgogerychwy rndrobwllllantysiliogogogoch pada awalnya bernama Llanfair. Dikarenakan mengadopsi sebuah sandi dari film "Barbarella" yang dirilis tahun 1968, masyarakat setempat sepakat mengganti nama tempat mereka dengan nama yang lebih panjang serupa kata sandi.

Baca juga: Hadirkan Mural "God of War Ragnarök" Di Kota Tua

Tentu saja, tak lain dan tak bukan adalah untuk menarik minat wisatawan untuk datang ke desa tersebut,

Cara tersebut terbukti ampuh dan banyak wisatawan yang data ke Desa Llanfair. Wisatawan yang datang ke desa tersebut banyak yang mangabadikan momen mereka di depan papan nama desa. Wisatawan tidak perlu mengantre untuk mengambil foto karena papan nama desa ini panjang.

Meski Desa Llnfair PG tidak besar, ada juga beberapa tempat wisata yang dapat dikunjungi wisatawan di desa ini selain berfoto di papan namanya. Wisatawan bisa berkunjung ke gereja yang didesain dengan gaya gotik, stasiun tua berasitektur kuno, hingga melintasi dua jembatan terkenal di sana, yaitu The Menai Suspension Bridge dan The Britannia Bridge.

Tak usah khawatir kantong jebol, di Desa Llnfair PG juga ada hotel murah untuk menginap. Desa ini juga punya kafe, pub dan banyak rumah makan. 

Baca juga: Dana Desa Mengucur Rp485 T, Desa Dikatakan Berkembang Signifikan

Condom, Prancis

Kota Condom berada di sebelah barat daya Prancis, lebih tepatnya masuk dalam wilayah Gers. Kota Condom pada mulanya bernama Condom-en-Armagnac dan sudah ada dari tahun 1800.

Nama Condom-en-Armagnac kalau diartikan adalah "pasar pertemuan" atau "pasar persinggahan. Kota ini merupakan tempat persinggahan orang-orang Spanyol yang hendak datang ke Prancis, begitupun sebaliknya. 

Sebab, Kota Condom memiliki lokasi yang dekat dengan San Sebastian, kota di kawasan utara Spanyol.

Jika ingin berlibur ke Kota Condom, wisatawan bisa meluncurkan perjalanan ke Katedral Saint-Pierre yang sudah ada sejak abad ke-14. 

Bagi wisatawan yang gemar berwisata di luar ruangan, Kota Condom memiliki banyak sekali ruang terbuka hijau yang dapat dimanfaatkan untuk berkemping. Nah, jika ingin kemping, pergilah ke Argente. 

Sebab, kawasan ini merupakan tempat kemping yang asyik di Kota Condom. Wisatawan tinggal pilih saja apakah ingin kemping dengan mendirikan kemah atau memutuskan tidur di dalam mobil karavan.

Saat berada di Kota Condom, wisatawan bisa meneruskan petualangan ke Le Musee de I'Armagnac. Di sini wisatawan dapat mengetahui dari awal bagaimana sejarah tentang Kota Condom ini.

Baca juga: 7 Desa Wisata Lombok Disiapkan Jadi Destinasi Penonton WSBK

Dildo, Kanada

Ternyata ada sebuah tempat bernama Dildo yang sudah ada sejak tahun 1711. Dildo merupakan pulau sekaligus kota yang berada di Newfoundland, Kanada. Kata Dildo dipakai untuk menyebut setiap objek silinder untuk menguji pipa. Kata tersebut sering dipergunakan oleh nelayan dan pelaut setempat. 

Pada pertengahan tahun 1980-an, beberapa warga merasa muak atas olok-olokan nama kota mereka yang disangkutpautkan dengan mainan seks. Kelompok warga yang merasa muak tersebut kemudian melakukan inisiatif dengan berkampanye untuk mengubah nama desa menjadi Seaview atau Pretty Cove.

Menariknya, mayoritas warga Dildo memilih untuk mempertahankan nama tersebut. Setelah 30 tahun berselang, keputusan untuk mempertahankan nama Dildo berhasil. 

Sekitar 40% dari total penduduk, melanjutkan hidup dan mencari nafkah dari wisatawan Amerika dan Kanada yang membaca tentang nama unik desa tersebut dan berkunjung ke sana.

Dildo sama sekali tidak pernah dipromosikan seperti tempat-tempat lainnya. Puncaknya, pada tahun 2019 terjadi gelombang wisatawan yang datang ke kota tersebut. Saking banyaknya, menara ponsel yang didirikan di desa ini mengalami kelebihan beban.

Di kota ini, wisatawan bisa menikmati berbagai kegiatan wisata, seperti event tahunan "Dildo Days", tur kapal, melihat ikan paus dan bongkahan es, hingga menikmati suasana di Pulau Dildo.

Baca juga: Memancang Asa Di Desa Lewat Pariwisata

Fucking, Austria

Desa Fucking didirikan pada abad ke-6 M oleh Focko, seorang bangsawan Bavaria. Wilayah Austria selama abad ini sebagian besar berada di bawah Kerajaan Ostrogoth yang dihuni campuran Kristen dan Pagan.

Keberadaan Desa Fucking didokumentasikan dalam bentuk catatan untuk pertama kali pada tahun 1070. Ejaan nama desai ini berkembang selama bertahun-tahun dan berubah-ubah, di antaranya; tahun 1070 menjadi Vucchingen; tahun 1303 menjadi Fukching; tahun 1532 menjadi Fugkhing; dan pada abad ke-18 berubah menjadi Fucking.

Sesungguhnya, akhiran "-ing" yang digunakan merupakan sufiks Jermanik kuno sehingga Fucking berarti "(tempat) orang-orang Focko".

Selama ini banyak wisatawan yang berbahasa Inggris berkunjung untuk mengambil foto di papan penunjuk jalan di pintu masuk desa. Mereka kadang-kadang melakukan pose mesum di papan penunjuk jalan itu untuk diunggah di media sosial.

Pada akhirnya, mayoritas warga desa sepakat dan memutuskan untuk mengganti nama desa mereka menjadi Fugging pada tahun 2021.

Baca juga: Desa Aeng Tong-Tong, Sentra Pembuatan Keris Di Sumenep

Hell, Norwegia

Jangan bayangkan akan merasakan panas api neraka di kota ini. Semua pikiran itu tidak akan ditemui di kota ini. Kota Hell tidak mencerminkan hal yang semenakutkan itu.

Alih-alih panas dan mengerikan, Kota Hell justru memiliki suhu dingin yang ekstrem. Kota Hell bahkan menjadi salah satu kota terdingin di dunia. Pada musim salju, suhu di Kota Hell bisa mencapai -25 derajat Celcius. Tak aneh, jika Kota Hell dijuluki "Hell Freezing Over" atau "neraka yang sangat dingin".

Selain memiliki nama yang unik, Kota Hell punya pemandangan alam yang luar biasa indah dan memesona. Tentunya, kelebihan tersebut menjadi magnet untuk menarik wisatawan.

Baca juga: Infogarfis Saat Anak-anak Muda Kembali Ke Desa

Kota kecil di Norwegia ini hanya bisa dicapai dengan jalur kereta. Wisatawan yang berangkat dari Oslo membutuhkan waktu 8 jam untuk sampai di Nord-Trondelag, wilayah di mana Kota Hell berada.

Ada spot menarik begitu wisatawan sampai di Stasiun Hell. Terdapat sebuah plang yang bertuliskan, 'Hell, God-Expedition' yang menjadi sudut foto favorit para wisatawan. Wisatawan yang datang ke kota ini juga akan disuguhi dengan lantunan musik-musik blues yang seru.

Nama "Hell" diambil bukan dari bahasa Inggris, melainkan bahasa Norwegia, yaitu "Hellir". Kata itu bisa diartikan sebagai gua tersembunyi di tebing. Namun, orang-orang Norwegia modern terlanjur menganggap nama itu berasal dari kata "hell" yang berarti "neraka" hingga image neraka melekat erat pada Kota Hell.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar