18 September 2025
15:01 WIB
Wamendag Roro Temui Pemerintah Jerman, Dorong Peningkatan Ekspor UMKM
Wamendag Roro dalam pertemuannya dengan pemerintah Jerman, mengaku akan mendorong ekspor UMKM Indonesia ke Negeri Seribu Kastil tersebut.
Penulis: Erlinda Puspita
Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Dyah Roro Esti Widya Putri dalam pertemuan bilateral dengan State Secretary of The Federal Ministry for Economic Cooperation and Development Niels Annen di Berlin, Jerman, pada Senin (15/9) lalu. Sumber: Kemendag
BERLIN - Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Dyah Roro Esti Widya Putri menyampaikan, Indonesia menargetkan peningkatan ekspor UMKM ke Jerman. Peningkatan ekspor ini bersamaan dengan upaya pemerintah mempercepat penyelesaian perundingan perjanjian ekonomi komprehensif antara Indonesia dan Uni Eropa (Indonesia- EU CEPA).
Menurut Roro, upaya untuk mendorong ekspor UMKM lantaran kontribusi jenis usaha tersebut pada PDB Indonesia yang cukup besar yakni sekitar 60%.
“Untuk itu, Kemendag memiliki program UMKM BISA (Berani Inovasi Siap Adaptasi) ekspor dan diharapkan dapat diintegrasikan dengan program yang dimiliki Pemerintah Jerman, salah satunya melalui forum Komite Ekonomi dan Investasi Bersama Jerman-Indonesia (JEIC) yang sekaligus dapat menjadi wadah memperlancar fasilitasi perdagangan kedua negara,” kata Roro dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Kamis (18/9).
Baca Juga: Digeser Jerman, Kini Indonesia Peringkat 4 Eksportir Produk Olahan Kakao Dunia
Salah satu komoditas yang terus didorong untuk ekspor ke Eropa adalah kopi, karena minat yang tinggi di kawasan Eropa. Apalagi kata Roro, banyak UMKM di Indonesia yang menjalankan usahanya di industri kopi.
“Diharapkan ekspor kopi Indonesia ke Jerman dapat ditingkatkan,” jelas Roro.
Pesan tersebut Roro sampaikan saat ia melakukan pertemuan bilateral dengan State Secretary of The Federal Ministry for Economic Cooperation and Development (Bundesministerium fur wirtschaftliche Zusammenarbeit und Entwicklung/BMZ) Niels Annen di Berlin, Jerman, pada Senin (15/9) lalu.
EUDR
Pada kesempatan tersebut, Roro juga menyampaikan bahwa Indonesia sepakat melakukan percepatan penandatanganan I-EU CEPA sesuai arahan Presiden Prabowo pada kunjungan ke Brussel di 13 Juli 2025 lalu.
“Indonesia berkomitmen segera menyelesaikan I-EU CEPA sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto. Hal ini mengingat di tengah situasi geopolitik global yang fluktuatif saat ini, perjanjian dagang dengan negara mitra diharapkan mampu meningkatkan nilai perdagangan kedua belah pihak, serta mengurangi ketergantungan terhadap suatu negara tertentu,” ungkap Roro.
Sementara itu, pihak State Secretary Annen menyampaikan ada beberapa fokus program pemerintah Jerman, antara lain terkait kebijakan EU Deforestation Regulation (EUDR) yang cukup berpengaruh pada beberapa komoditas Indonesia.
Annen mengungkapkan, BMZ terbuka untuk berbagai kolaborasi dengan pemerintah Indonesia dalam memudahkan berbagai komoditas yang terdampak kebijakan EUDR ini, agar dapat memenuhi ketentuan yang dipersyaratkan.
Baca Juga: Patung Bebek Limbah Bambu Besutan UMKM Tembus ke Jerman, Nilainya Hampir Rp1 M
Menurut Annen, pihak Jerman akan aktif mensosialisasikan teknis implementasi EUDR melalui Import Promotion Desk (IPD). Selain itu, pemerintah Jerman juga memiliki program German Desk yang akan diluncurkan di Jakarta dalam waktu dekat. Program ini berfungsi menghubungkan pelaku usaha Indonesia dengan Jerman, serta memberikan fasilitasi untuk mempermudah proses business to business.
Berikutnya, BMZ menyampaikan terkait perdagangan berkelanjutan yakni, pihak BMZ telah bekerja sama dengan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) pada Forum on Sustainable Palm Oil serta berbagai riset mengenai perdagangan berkelanjutan. Pemerintah Jerman juga mengaku terbuka untuk memiliki forum bilateral mengenai agenda deforestasi.
Perlu diketahui, pada tahun 2024, total perdagangan Indonesia dan Jerman tercatat sebesar US$6,2 miliar dengan nilai ekspor sebanyak US$2,4 miliar atau menurun 5,1% dari tahun sebelumnya. Sedangkan untuk impor tercatat US$3,8 miliar atau menurun 20,3% dibandingkan tahun sebelumnya. Jerman menduduki peringkat ke-19 tujuan ekspor terbesar Indonesia dan menjadi sumber impor ke-12 bagi Indonesia.
Lebih lanjut, produk ekspor utama Indonesia ke Jerman antara lain mesin percetakan 9US$296,8 juta), tembaga (US$162 juta), alas kaki berbahan kulit (US$101,9 juta), kopi (US$88,2 juta), dan alas kaki berbahan tekstil (US$72,3 juta).
Sedangkan produk impor utama Indonesia dari Jerman yaitu produk otomotif (US$301,5 juta), obat-obatan (US$129,3 juta), sirkuit elektronik terpadu (US$121,8 juta), mesin (US$97,2 juta), dan produk kimia (US$83,9 juta). Jerman juga merupakan sumber investasi asing (FDI) terbesar ke-15 bagi Indonesia, dengan nilai investasi sebesar US$343,3 juta yang tersebar di 3.235 proyek.
Dengan State Secretary of The Federal Ministry for Economic Cooperation and Development Niels Annen di Berlin, Jerman, pada Senin (15/9) lalu