c

Selamat

Senin, 29 April 2024

EKONOMI

28 Desember 2022

10:02 WIB

Terus Membaik, Menperin: Manufaktur Indonesia Punya Fondasi Kuat

Industri manufaktur menunjukkan perbaikan kinerja dilihat dari pertumbuhan, sumbangan pada ekspor maupun serapan tenaga kerja.

Penulis: Khairul Kahfi

Editor: Fin Harini

Terus Membaik, Menperin: Manufaktur Indonesia Punya Fondasi Kuat
Terus Membaik, Menperin: Manufaktur Indonesia Punya Fondasi Kuat
Ilustrasi manufaktur. Pekerja merakit sepeda motor listrik Gesits di pabrik PT Wika Industri Manufaktur (WIMA), Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Antara Foto/Aditya Pradana Putra

JAKARTA - Kemenperin menilai, perjalanan pembangunan sektor industri manufaktur nasional pada 2022 masih diwarnai dengan gejolak dan tantangan, baik dari dalam negeri maupun global. Namun, dibandingkan dengan negara-negara tetangga maupun negara industri maju lainnya, Indonesia memiliki fondasi yang kuat untuk terus melangkah dan menjawab tantangan yang ada.

“Hal ini merupakan bagian kecil dari suatu pencapaian yang lebih besar. Semua dapat dicapai dengan kerja sama yang baik dari semua stakeholder, demi industri dan Indonesia yang lebih baik,” kata Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita pada Outlook Industri 2023 di Jakarta, Selasa (27/12).

Menperin mengemukakan, pada 2020, pertumbuhan sektor industri pengolahan nonmigas sempat tertekan hingga minus 2,52% karena dampak pandemi covid-19. 

Akan tetapi, melalui berbagai kebijakan strategis untuk mengakselerasi pemulihan ekonomi nasional, kinerja sektor industri manufaktur di Tanah Air terus bangkit.

“Kinerja kembali bergairah pada 2021 dengan angka pertumbuhan sebesar 3,67%,” sebutnya. 

Lebih lanjut, tren positif berlanjut pada 2022, yang tercermin pada kuartal I tumbuh sebesar 5,47%, kuartal II sebesar 4,33%, dan kuartal III sebesar 4,88%. Agus mengklaim, capaian gemilang tersebut membuktikan, bahwa pemerintah mampu menjaga kondisi industri agar tetap tumbuh positif di tengah gejolak dan tantangan yang ada. 

Baca Juga: PMI Manufaktur Melemah, PHK Berpotensi Melonjak

Adapun dari aspek kontribusi dalam PDB, kontribusi industri pengolahan nonmigas pada kuartal III/2022 hanya sebesar 16,10%. Namun demikian, ia menilai tidak serta-merta berarti industri mengalami deindustrialisasi. 

Menurutnya, kontribusi industri masih merupakan yang tertinggi di antara sektor ekonomi lainnya. 

“Ini merupakan tugas kita bersama, bagaimana meningkatkan kinerja industri kembali, sehingga kita bisa menjadi negara industri,” imbuhnya.

Dari sisi ekspor, sumbangsih dari sektor manufaktur terus meningkat meski di tengah kondisi dunia yang sedang tidak stabil. Nilai ekspor industri pada Januari-Oktober 2022 mencapai US$173,20 miliar atau berkontribusi 76,51% dari total nilai ekspor nasional.

Angka tersebut telah melampaui capaian ekspor manufaktur sepanjang 2020 sebesar US$131,09 miliar. Jika dibandingkan dengan Januari-Oktober 2021, maka kinerja ekspor industri manufaktur pada Januari-Oktober 2022 meningkat sebesar 20,39%

“Kinerja ekspor sektor manufaktur ini sekaligus menjadi tulang punggung pertumbuhan perekonomian nasional,” sebutnya.

Investasi dan Tenaga Kerja
Berikutnya, realisasi investasi di sektor manufaktur pada selama sembilan bulan pertama 2022 tercatat sebesar Rp343,06 triliun. Angka ini naik 49,24% jika dibandingkan dengan realisasi investasi pada periode yang sama di 2021 sebesar Rp229,87 triliun. 

“Realisasi investasi tahun 2022 bisa dibilang pencapaian realisasi dengan nilai tertinggi dibandingkan dari tahun 2019-2021, di saat dunia sedang penuh dengan tantangan ini,” tutur Menperin.

Pada aspek ketenagakerjaan, sektor industri manufaktur menunjukkan pemulihan dari segi penyerapan tenaga kerja. Akibat dampak pandemi covid-19, jumlah tenaga kerja di sektor industri manufaktur berkurang sebanyak 2 juta orang, dari 19,14 juta orang (2019) menjadi 17,4 juta orang (2020).

Baca Juga: PMI Manufaktur Indonesia Turun ke 50,3, Sedikit di Atas Zona Kontraksi

Tetapi, Agus menyebut, seiring dengan bangkitnya sektor industri manufaktur dari dampak pandemi, ada tambahan penyerapan tenaga kerja sebanyak 1,2 juta orang pada 2021. Sehingga jumlah total tenaga kerja di sektor ini kembali meningkat ke angka 18,64 juta orang, 

“Di tahun 2022 ini bertambah lagi 500 ribuan (pekerja), sehingga tercatat tenaga kerja industri manufaktur sebanyak 19,11 juta orang,” ungkapnya.

Menperin menambahkan, geliat industri manufaktur di dalam negeri, juga terlihat dari capaian Indeks Kepercayaan Industri (IKI) pada November yang menunjukkan ke arah ekspansif, yaitu di angka 50,89 poin. 

“Dari angka tersebut, kami bisa mengidentifikasi, bahwa ada 11 subsektor yang ekspansi (71% dari PDB Industri) dan 12 subsektor yang kontraksi (29% dari PDB Industri),” terangnya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar