c

Selamat

Kamis, 6 November 2025

EKONOMI

09 Februari 2024

20:28 WIB

Potensi Indonesia Kembangkan Bioekonomi, Inovasi Berbasis Alam

Kepala Sekretariat Lingkar Temu Kabupaten Lestari (LTKL), Ristika Putri Istanti menilai jika sudah saatnya Indonesia terus mengembangkan inovasi bioekonomi.

Penulis: Erlinda Puspita

Editor: Fin Harini

Potensi Indonesia Kembangkan Bioekonomi, Inovasi Berbasis Alam
Potensi Indonesia Kembangkan Bioekonomi, Inovasi Berbasis Alam
Ilustrasi. Peserta mengikuti pelatihan pengolahan ramuan obat tradisional di kompleks kantor Setda kabupaten Temanggung, Jateng, Kamis (19/8/2021). ANTARAFOTO/Anis Efizudin

JAKARTA - Kepala Sekretariat Lingkar Temu Kabupaten Lestari (LTKL), Ristika Putri Istanti mengungkapkan metode bioekonomi di Indonesia perlu terus dikembangkan, karena mampu mengurangi emisi dalam produksi pakan, obat-obatan, pangan, dan lainnya.

Metode bioekonomi merupakan sebuah metode pemanfaatan sumber daya alam hayati untuk menghasilkan produk dengan nilai tambah tinggi, seperti obat-obatan, pangan, pakan, material, dan energi. Bioekonomi juga dinilai mampu menjadi solusi untuk pengurangan eksploitasi sumber daya alam berbasis fosil untuk mengatasi krisis iklim.

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), telah menjadikan bioekonomi sebagai salah satu topik utama di dalam RPJMN 2025-2045, sebagai bagian dari peta jalan transformasi ekonomi dan pemilu 2024 merupakan momentum untuk terus mengembangkan bioekonomi.

Berdasarkan data yang disampaikan Ristika, dari laporan Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) 2019, inovasi berbasis alam berkontribusi hingga 37% pada pengurangan emisi yang dibutuhkan untuk membatasi pemanasan global menjadi 1,5 derajat celcius. Selain itu, laporan World Resource Institute (WRI) 2019 memperkirakan bahwa penyaluran investasi inovasi berbasis alam dan bioekonomi sebesar US$1,8 triliun mulai tahun 2020 hingga 2030, berpotensi untuk menghasilkan manfaat bersih sebesar US$7,1 triliun.

“Keuntungan dari pelaksanaan bioekonomi juga dianggap mampu menjaga lingkungan dan berpotensi mendapatkan keuntungan finansial. Laporan The Bioeconomy of 2030 keluaran OECD menambahkan, nilai pasar bioekonomi global akan mencapai kisaran US$2,6 triliun hingga US$5,8 triliun dalam rentang tahun 2025 hingga 2030,” tutur Ristika dalam keterangan resminya, Jumat (9/2).

Staf Ahli Bidang Ekonomi Makro Kementerian Investasi/ BKPM, Indra Darmawan menyampaikan, Kementerian Investasi berkomitmen untuk mendukung rangkaian pengembangan portofolio investasi berkelanjutan untuk daerah-daerah yang mempromosikan komoditas berbasis bioekonomi. Investasi tersebut diperkirakan akan mencapai sekitar US$45,5 miliar.

“Saat ini sejumlah portofolio investasi lestari prioritas sedang diakselerasi. Salah satunya adalah Proyek Prioritas Industri Hijau Pengelolaan Kelapa Terintegrasi di Kabupaten Gorontalo yang sudah dalam status ready to offer dengan nilai investasi sebesar Rp643 miliar,” ujar Darmawan.

Pemerintah saat ini sudah mendetailkan rencana pengembangan berbasis bioekonomi, yang mencakup industri baru yang bersumber pada inovasi berbasis alam untuk produk-produk biosimilar dan vaksin, protein nabati, pangan biokimia, herbal dan nutrisi.

Selain itu, Indonesia tengah mendorong Penguatan Kerangka Regulasi atas Pelestarian dan Pemanfaatan Sumber Daya Genetik berorientasi Bioprospeksi dan Bioekonomi. Penguatan hilirisasi dan pengembangan produk berbasis alam yang melibatkan pelaku usaha, penguatan riset dan inovasi nasional, penguatan kapasitas masyarakat dalam mengelola sumber daya genetik dan penegakan hukum terhadap upaya biopiracy, dan sinergi lintas sektor dari para pemangku kepentingan.

Dari sisi investasi, Kementerian Investasi/BKPM telah meluncurkan Panduan Investasi Lestari pada G20 lalu sebagai titik awal negara mendorong tumbuhnya bisnis lestari termasuk untuk UMKM, usaha besar, investasi dan pemerintah.

Pengembangan Ekonomi Lestari
Ristika menambahkan, pergantian kepemimpinan di tahun 2024 dapat menjadi momentum untuk akselerasi ekonomi restoratif di tingkat nasional maupun daerah, untuk mencapai target tujuan pembangunan berkelanjutan sekaligus pengurangan emisi karbon.

LTKL dan Koalisi Ekonomi Membumi (KEM) mendukung visi ekonomi lestari melalui hilirisasi komoditas sebagai bentuk dari pengembangan sektor bioekonomi. Diharapkan, Langkah ini bisa menjaga lingkungan serta memberikan kesejahteraan pada masyarakat.

Sebagai asosiasi pemerintah kabupaten yang sudah melakukan kerjasama multipihak dalam mengembangkan berbagai kegiatan guna menerapkan pembangunan lestari di sembilan kabupaten sejak tahun 2017, LTK berharap pemerintah nasional dan daerah selanjutnya dapat meneruskan perkembangan ekonomi lestari, sebagai tujuan jangka panjang bioekonomi.

Salah satu agenda LTKL-KEM di tahun 2024 adalah meneruskan bimbingan teknis bagi kabupaten dalam mengembangkan kesiapan mengimplementasikan transformasi yurisdiksi berkelanjutan. Bimbingan teknis tersebut meliputi perencanaan, kebijakan & regulasi, tata kelola multi-pihak, aksi bersama mencakup inovasi & investasi, serta pemantauan, pelaporan, dan komunikasi.

“Memasuki fase tumbuh di tahun 2024, LTKL akan bergerak lebih gigih untuk menjadi penopang yang kokoh secara kelembagaan, kemitraan, dan kapasitas,” sebut Ristika.

Salah satu fokus utama dari tahap ini adalah membangun kapasitas setiap kabupaten dan memastikan para inisiator terutama generasi muda, perempuan, masyarakat adat dan komunitas lokal secara aktif berkontribusi untuk mewujudkan transformasi kabupaten lestari.

Sementara itu, KEM mengharapkan pemerintah baik nasional maupun daerah untuk sama-sama memiliki agenda dalam mewujudkan usaha dengan wawasan ekonomi restoratif dalam program kerjanya. Melalui berbagai program peningkatan kapasitas dan business matching, KEM memberikan ruang bagi pelaku usaha berbasis alam untuk tumbuh melalui pendanaan hijau.

KEM merupakan bagian dari ekosistem LTKL berfungsi sebagai katalisator untuk menjembatani kemitraan strategis antar pemangku kepentingan di sektor ekonomi hijau, termasuk pelaku bisnis, investor, pemerintah, dan mitra pembangunan.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar