05 Juli 2025
18:00 WIB
Portofolio Pembiayaan Hijau BNI Sampai Mei 2025 Capai Rp13,37 T
Portofolio pembiayaan hijau BNI hingga Mei 2025 tumbuh 2,9% (ytd) menjadi sebesar Rp13,37 triliun. Jumlah tersebut setara dengan 18,19% dari total portofolio kredit hijau BNI.
Penulis: Fitriana Monica Sari
Editor: Khairul Kahfi
Menara BNI, kantor pusat Bank Negara Indonesia (BNI). Dok BNI
JAKARTA - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI (BBNI) melaporkan, portofolio pembiayaan hijau perseroan hingga Mei 2025 tercatat tumbuh 2,9% (year-to-date/ytd) menjadi sebesar Rp13,37 triliun. Jumlah tersebut setara dengan 18,19% dari total portofolio kredit hijau BNI.
Corporate Secretary BNI Okki Rushartomo mengungkapkan, pertumbuhan pembiayaan hijau tersebut didorong oleh ekspansi BNI pada proyek-proyek energi bersih, seperti pembangkit listrik tenaga surya, tenaga angin, tenaga air, dan biogas.
"Sebagai bagian dari strategi berkelanjutan BNI untuk mengelola eksposur terhadap sektor dengan intensitas karbon tinggi, kami terus mengurangi porsi pembiayaan untuk sektor migas dan batu bara. Sebaliknya, pembiayaan untuk sektor energi terbarukan terus kami tingkatkan," ujar Okki dalam keterangan resmi Jakarta, dikutip Sabtu (5/7).
Baca Juga: Hingga April 2025, BNI Salurkan Pembiayaan Berkelanjutan Rp182,2 Triliun
Okki menambahkan, BNI melihat potensi pembiayaan di sektor green energy sangat menjanjikan ke depan. Hal ini tidak terlepas dari kebutuhan global dan nasional terhadap energi yang lebih bersih dan efisien, serta dukungan dari kebijakan pemerintah seperti peta jalan Net Zero Emission 2060 dan taksonomi hijau dari OJK.

Menurutnya, BNI juga mencermati peningakatan kebutuhan pembiayaan ramah lingkungan dari para pelaku usaha, baik kalangan korporasi maupun pelaku UMKM.
"BNI aktif memperkuat peran sebagai katalis dalam pengembangan pembiayaan hijau nasional. Ini kami wujudkan melalui penguatan berbagai instrumen pendanaan, seperti penerbitan green bonds, serta penerapan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) dalam proses pembiayaan," jelasnya.
Baca Juga: Mengejar Sasaran 8% Dengan Andalkan Hijau
Sebagai bagian dari upaya pengelolaan risiko iklim, BNI juga telah melaksanakan uji ketahanan risiko iklim (climate risk stress testing/CRST) terhadap 50% portofolio kredit pada 2024. Adapun, inisiatif ini akan diperluas hingga mencakup 100% portofolio kredit pada 2025.
Dengan berbagai langkah strategis ini, BNI menegaskan komitmen untuk terus mendorong transisi energi yang inklusif dan berkelanjutan di Indonesia.
"Langkah ini mencerminkan kesiapan BNI dalam menghadapi potensi risiko perubahan iklim dan memperkuat ketahanan serta daya saing ekonomi nasional di era ekonomi hijau," pungkas Okki.