15 November 2022
08:39 WIB
Penulis: Yoseph Krishna
Editor: Fin Harini
JAKARTA - PT Hutama Karya (Persero) menargetkan mega proyek engineering, procurement, and construction (EPC) Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap Muara Tawar milik PT Pembangkitan Jawa Bali dapat beroperasi pada akhir tahun 2022 ini.
Direktur Operasi II Hutama Karya Gunadi dalam keterangannya menjelaskan proyek itu akan segera rampung, dengan progres saat ini mencapai 98,7%. Lingkup pekerjaan pada proyek Joint Operation antara EPC Hutama Karya dengan Doosan Heavy Industry itu meliputi all construction work, engineering & procurement untuk BOP area, serta commisioning BOP Area.
"Proyek itu dikenal juga dengan nama Muara Tawar Combined Cycle Power Plant Block 2, 3, & 4 Add-on, di mana kepemilikannya atas nama PT Pembangkitan Jawa Bali," ungkapnya di Jakarta, Senin (14/11).
Baca Juga: PLN Siapkan Cadangan Listrik 442 MW Amankan KTT G20 Di Bali
Berlokasi di Muara Tawar, Bekasi, Jawa Barat, proyek senilai Rp2,1 triliun itu punya peran penting dalam menyokong kebutuhan listrik Pulau Jawa untuk mendukung beban puncak lebih dari 200 Billion British Thermal Unit Per Day (BBTUD), khususnya untuk beban di wilayah Jabodetabek.
Dia menerangkan bahwa proyek PLTGU Muara Tawar yang terus berproses telah melakukan penambahan kapasitas produksi dan sukses mencapai 1st Synchronization Block 2 pada Jumat (14/10) lalu.
"Artinya, Plant Block 2 PLTGU Muara Tawar telah berhasil menghasilkan aliran listrik untuk disalurkan ke sistem Jawa dan Bali," kata dia.
Gunadi menjelaskan, Add On atau penambahan kapasitas dari unit eksisting itu dilakukan perusahaan dengan mengoptimalkan panas hasil pembakaran gas turbin yang sebelumnya hanya dibuang untuk dimanfaatkan sebagai aliran listrik sebesar 650 MW.
"Kami juga gunakan gas alam sebagai bahan bakar pembangkit listrik yang merupakan salah satu pembangkit hijau dengan emisi rendah," tuturnya.
Baca Juga: PLN Siap Akselerasi Pertumbuhan Industri Di Jawa Tengah
Lebih lanjut, dia menyebut salah satu tantangan yang dihadapi dalam menggarap mega proyek itu ialah lokasinya yang berada di area yang bersinggungan dengan pembangkit listrik atau instalasi yang telah beroperasi sebelumnya.
Dengan begitu, dibutuhkan metode kerja dan komunikasi yang intens.
Dalam hal ini, PT Hutama Karya menyediakan manpower sebanyak 900 orang untuk kelancaran proyek. Dengan begitu, manpower yang diturunkan pada proyek PLTGU Muara Tawar bisa menambah wawasan mereka ketika pekerjaan telah rampung.
"Setelah proyek ini rampung, dapat menambah ilmu sejumlah manpower terkait teknis operasional dan diharapkan mampu menjadi operator pada PLTGU Muara Tawar," tandas Gunadi.