c

Selamat

Rabu, 22 Mei 2024

EKONOMI

11 Juli 2023

18:58 WIB

Percepatan Transformasi Digital Perlu Kolaborasi Semua Pihak

Untuk mempercepat transformasi digital, diperlukan dialog dengan semua pemangku kepentingan.

Penulis: Nuzulia Nur Rahma

Editor: Fin Harini

Percepatan Transformasi Digital Perlu Kolaborasi Semua Pihak
Percepatan Transformasi Digital Perlu Kolaborasi Semua Pihak
Ilustrasi transformasi digital. Kios suvenir di Pontianak, Kalimantan Barat, menerima pembayaran menggunakan QRIS. ANTARA FOTO/Jessica Helena Wuysang

JAKARTA - Direktur Hubungan Pemerintah dan Kebijakan Publik Google Indonesia, Putri Alam mengatakan kepemimpinan Indonesia di ASEAN perlu dimanfaatkan untuk mendorong percepatan transformasi digital. Salah satu cara untuk mendorong percepatan ini adalah dengan kolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan.

"Indonesia merupakan best practice. Kami dari pihak swasta melihat pemerintah sangat optimis pada ekonomi digital. Optimisme ini harus terus dijaga karena negara-negara ASEAN saat ini ada di crossroad. Sedangkan negara-negara Eropa sudah mulai kurang optimis," katanya dalam Panel Discussion: ASEAN, Epicenter of Digital Growth? dalam Digiweek 2023 yang diadakan oleh Center for Indonesia Policy Studies (CIPS), Selasa (11/7).

Tidak hanya itu, menurutnya, dialog juga perlu dilakukan dengan semua pemangku kepentingan untuk mendapatkan sudut pandang yang bervariasi dan memahami lanskap ekonomi digital dari berbagai sudut pandang pemangku kepentingan. 

Putri menyebutkan Indonesia bisa menjadi contoh bagaimana pemerintah selalu melibatkan pihak-pihak lain dalam berdialog untuk memformulasikan kebijakan yang baik.

Baca Juga: Kemendag: UMKM Bisa Manfaatkan Data Untuk Tahu Minat Konsumen

Dalam penggunaan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI), misalnya, dia menyebut kolaborasi dan dialog sangat dibutuhkan untuk memastikan penggunaannya tepat guna dan dapat memberikan nilai tambah dalam kegiatan masyarakat.

"Walaupun berperan penting, kehadiran kecerdasan buatan belum dibarengi dengan regulasi yang baik. Melihat kondisi ini, tentunya pemerintah tidak bisa bekerja sendirian. Berdialog dengan industri memang diperlukan karena dapat memberikan inovasi teknologi dan juga merupakan pihak yang memahami tantangan yang diperlukan," tekannya.

Di Indonesia, transformasi ekonomi menuju ke digitalisasi terlihat di berbagai sektor, antara lain di sektor teknologi, dan transformasi yang menjadi strategi utama informasi ekonomi Indonesia untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

Perkembangan ekonomi dan keuangan digital di Tanah Air tersebut turut menjadi sumber pertumbuhan ekonomi pada 2021. Pada tahun tersebut, perputaran uang dari perdagangan digital mencapai Rp401 triliun seiring dengan meningkatnya preferensi belanja daring yang didukung sistem pembayaran digital.

Potensi ekonomi digital Indonesia disebut sangat cerah. Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan potensi ekonomi digital pada 2025 bisa mencapai US$146 miliar dan bisa meningkat hingga Rp4.531 triliun.

Terbaru, menurut hasil studi Google Temasek, Bain & Company, nilai ekonomi digital Indonesia pada tahun 2022 sebesar US$77 miliar atau tumbuh 22% (yoy) dan diprediksi akan meningkat hampir 2 kali lipat hingga US$130 miliar pada tahun 2025.

Kecerdasan Buatan
Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi E-Commerce Indonesia (iDEA) Bima Laga juga membenarkan bahwa potensi ekonomi digital Indonesia sangatlah besar. Terkait kecerdasan buatan, Bima mendukung adopsi teknologi tersebut untuk dimanfaatkan dalam mendukung kegiatan produktif.

"Semuanya bisa di-convert menjadi sales dari sisi bisnis. Saat ini e-commerce sudah pasti mengadopsi offline dan online. Teknologi menjadi perlu untuk dimanfaatkan dan diadaptasi," jelasnya.

Sementara itu, peneliti CIPS Natasya Zahra menyebut kemunculan kecerdasan buatan menunjukkan semakin besarnya urgensi penguasaan kemampuan berpikir kritis atau critical thinking yang memadai di kalangan siswa.

Baca Juga: Keamanan Siber Jadi Tantangan Transformasi Digital

Untuk itu, menurutnya, critical thinking bisa menjadi fondasi siswa untuk bisa menggunakan kecerdasan buatan secara produktif yaitu dengan bijak menyeleksi dan menggunakan jawaban yang dihasilkan untuk membantu mereka dalam proses belajarnya

Natasya melanjutkan, ketimbang melarang, yang lebih penting itu adalah bagaimana sekolah dan guru-guru itu bisa memberikan materi terkait literasi digital dan memperkenalkan kecerdasan buatan kepada siswa dengan lebih masif. 

Dengan begitu, siswa jadi tahu apa saja yang diperbolehkan dan apa yang tidak boleh, dengan menetapkan koridor.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar