c

Selamat

Jumat, 17 Mei 2024

EKONOMI

06 Februari 2023

16:26 WIB

OJK: Sektor Jasa Keuangan Terus Tumbuh Hingga 2022

OJK menilai masa restrukturisasi kredit perbankan siap diakhiri pada Maret 2023, kecuali untuk beberapa sektor padat karya.

Penulis: Yoseph Krishna

Editor: Fin Harini

OJK: Sektor Jasa Keuangan Terus Tumbuh Hingga 2022
OJK: Sektor Jasa Keuangan Terus Tumbuh Hingga 2022
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar. ANTARA FOTO/HO/Humas OJK

JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan sektor jasa keuangan terus mengalami pertumbuhan setiap tahunnya. Hal itu tercermin dari berbagai aspek, seperti penambahan 71 emiten sepanjang tahun lalu atau menjadi yang tertinggi sepanjang sejarah.

Sementara itu, kredit perbankan dan piutang pembiayaan pada tahun 2022 tumbuh masing-masing sebesar 11,4% dan 14,2%. Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar menerangkan pertumbuhan tersebut lebih tinggi dibanding rata-rata lima tahun sebelum pandemi, di mana kredit perbankan tumbuh 8,9% dan piutang pembiayaan sebesar 4,4%.

"Stabilitas sektor keuangan tetap terjaga dan semakin kondusif, sebagai buah hasil sinergi yang sangat kuat antara Kemenkeu, BI, OJK, dan LPS, baik dalam KSSK maupun dengan cara masing-masing," ungkapnya dalam Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan (PTIJK) 2023 di Jakarta, Senin (6/2).

Baca Juga: OJK Fokus Siapkan Proses Transisi untuk Terapkan UU P2SK

Selain itu, likuiditas industri perbankan pada 2022 pun masih dalam level yang memadai. Misalnya saja untuk AL/NCD dan AL/DPK masing-masing sebesar 137,7% dan 31,2% atau jauh di atas ambang batas sebesar 50% dan 10%.

Tingginya permodalan dari lembaga jasa keuangan (LJK) sepanjang 2022, sambungnya, turut menjadi bantalan penyerapan risiko dan menunjang kebutuhan penyaluran pembiayaan. Mahendra menyebut CAR perbankan sepanjang tahun 2022 berhasil menyentuh 25,6%.

"Sedangkan RBC industri asuransi umum sebesar 327% dan asuransi jiwa 484,2%. Beriringan dengan itu, gearing ratio perusahaan pembiayaan sebesar 2,1 kali," sebut dia.

Soal restrukturisasi kredit perbankan covid-19, Mahendra menyebut angkanya berhasil turun signifikan menjadi Rp469 trilun dari puncaknya yang terjadi pada Oktober 2020 sebesar Rp830 triliun.

Ia menjelaskan, penurunan kredit restrukturisasi itu turut didukung peningkatan coverage pencadangan sebesar 24,3% dari total kredit restrukturisasi. Dengan capaian ini, Mahendra yakin pemerintah siap mengakhiri masa restrukturisasi pada Maret 2023 mendatang.

"Kecuali untuk beberapa sektor padat karya, akan diperpanjang hingga Maret 2024. Hal ini sejalan dengan saran dari WHO terkait penurunan status pandemi covid-19," tutur Mahendra.

Untuk itu, Mahendra optimis pertumbuhan sektor jasa keuangan akan terus berlanjut tahun ini. Apalagi, investasi nonresiden pada SBN sepanjang Januari 2023 berhasil mencatatkan pembelian netto sebesar Rp49,7 triliun.

Baca Juga: Jokowi Ingatkan OJK Soal Gagal Bayar Wanaartha hingga Indosurya

Tren positif kinerja sektor keuangan yang diproyeksikan akan tetap berlanjut juga tercermin dari kredit perbankan yang ditargetkan tumbuh 10-12% dengan dukungan dana pihak ketiga sebesar 7%-9%.

"Sedangkan di pasar modal, nilai emisi kami targetkan sebesar Rp200 triliun," kata Mahendra.

Untuk Industri Keuangan Non-Bank (IKNB), OJK mematok piutang pembiayaan perusahaan akan tumbuh di kisaran 13%-15%, serta aset asuransi jiwa dan asuransi umum sebesar 5%-7%.

"Perkiraan itu di tengah program reformasi yang dilakukan OJK. Selain itu, aset dana pensiun juga kami perkirakan tumbuh 5%-7%," tandasnya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar