c

Selamat

Senin, 17 November 2025

EKONOMI

28 November 2023

08:00 WIB

Lampaui Target, SKK Migas Jabanusa 2023 Tembus 193 Ribu BOPD

Produksi dan lifting minyak Jawa Tengah dan Jawa timur sampai saat ini mencapai 106%.

Penulis: Khairul Kahfi

Lampaui Target, SKK Migas Jabanusa 2023 Tembus 193 Ribu BOPD
Lampaui Target, SKK Migas Jabanusa 2023 Tembus 193 Ribu BOPD
Ilustrasi lampaui target, SKK Migas Jabanusa 2023 tembus 193 ribu BOPD. Dok. SKK Migas

GRESIK - Kepala Perwakilan SKK Migas Jawa, Bali dan Nusa tenggara (Jabanusa) Nurwahidi mengatakan, realisasi produksi minyak Jawa Timur dan Jawa Tengah tahun 2023 diperkirakan sebesar 193 ribu BOPD. Capaian ini melampaui target yang ditetapkan pemerintah sebesar 181 ribu BOPD.

Menurutnya, produksi minyak di Jawa Timur terutama berasal dari 11 KKKS yang beroperasi di wilayah Bojonegoro, Gresik dan Pulau Madura. 

"Produksi dan lifting minyak Jawa Tengah dan Jawa timur sampai saat ini mencapai 106%," katanya kepada awak media yang berkunjung fasilitas produksi PGN Saka, Gresik, Senin (27/11).  

Dirinya juga optimistis potensi produksi atau lifting gas mencapai target. Kendati jumlah produksi ini terhitung positif, kemampuan serapan gas oleh buyer atau pembeli Jawa Tengah dan Jawa Timur masih belum sebanding sehingga menyebabkan kelebihan pasokan (oversupply).

“Masih belum optimal, karena produksi gas oversupply,” ungkapnya. 

Secara nasional, pemerintah sesuai dengan APBN 2023 memasang target lifting minyak sebesar 660 ribu barel per hari (BOPD). Selanjutnya, 2024 diberi target lebih rendah, yakni sebesar 635 ribu bph. 

Sementara itu pada 2030, SKK Migas mendapat beban target lifting minyak bumi sebesar 1 juta barel per hari (BPH) dan untuk gas bumi sebesar 12 miliar standar kaki kubik per hari (BSCFD).

Baca Juga: SKK Migas: Industri Hulu Migas Butuh Investasi US$20 M Per Tahun

Adapun capaian lifting minyak bumi tanah air, hingga semester I/2023, sebesar 615,5 ribu barel per hari (BPH). Angka tersebut lebih tinggi dari realisasi pada periode yang sama di 2022 sebanyak 614,5 ribu, namun lebih rendah dibandingkan target semester I/2023 sebanyak 618,7 ribu.

Sementara itu, Plant Manager PGN Saka Sulistyo Handoko juga menjelaskan proses produksi dan fasilitas produksi migas PGN Saka kepada media yang hadir. Saat ini, PGN Saka memiliki fasilitas produksi di laut (offshore) dan darat (onshore).

"Dari laut sesuai alur mengalir terus minyak dan gas hingga ke fasilitas produksi onshore," terang Sulistyo. 

Selain minyak dan gas, PGN Saka juga melakukan hilirisasi dengan memproduksi LPG dengan kapasitas sebesar 150 ton/hari, “Sehingga membantu pemerintah dalam mengurangi impor LPG,” imbuhnya

Selain menjelaskan fasilitas produksi migas, SKK Migas dan PGN Saka juga melaporkan program pengembangan masyarakat, di kawasan wilayah kerja migas. Dengan konsep living in harmony, melalui program Pengembangan masyarakat (PPM) yang dijalankan SKK Migas dan PGN Saka.

Disinggung mengenai oversupply produksi gas, Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Hudi D Suryodipuro menjelaskan, oversupply jangan dimaknai sebagai posisi yang tidak menguntungkan bagi produsen migas. Dari sisi lain, kondisi ini malah menunjukkan potensi ekonomis yang masih berpotensial dioptimalkan banyak pihak. 

“Kita itu melihatnya jangan sebagai oversupply, tapi potensi yang masih bisa diserap oleh pasar… Kalau oversupply itu, seakan-akan kita harus nyetop produksinya supaya tidak terjadi oversupply,” terang Hudi terpisah, Senin (27/11).

Baca Juga: SKK Migas: Investasi Hulu Migas Perlu Ditingkatkan

Ia bersoloroh, jika pola pemikirannya seperti itu, produsen migas bisa saja menutup maupun menghentikan produksi. Namun, patut digarisbawahi, strategi ini berpotensi mengganggu dari sisi penerimaan yang tergerus.

Dirinya kembali menerangkan, bahwa produksi komoditas gas alam berbeda ketimbang minyak yang bisa disimpan atau diendapkan sebelum digunakan pengguna. Komoditas gas harus disalurkan langsung ke pengguna (offtaker).

“Oleh karena itu, kalau umpamanya kita bicara Plan of Development (PoD) terkait dengan gas harus jelas offtaker-nya, baru PoD-nya disetujui,” paparnya. 

Menyadari fenomena oversupply yang terjadi, Hudi menekankan, pihaknya tidak berdiam diri. Misalnya, dia mengharapkan, program pipa gas Cirebon-Semarang (Cisem) bisa menjadi salah satu jaminan dari sisi demand.

Dirinya juga mencontohkan SKK Migas bersama Husky-CNOOC Madura Limited (HCML) proaktif mencari buyers baru dari gas produksinya di agenda Gastech. “Salah satunya, tim komersial (HCML) juga meeting dengan potential buyer di Singapura maupun Jepang, yang mungkin at the end of the day bisa menghasilkan sesuatu,” jabarnya. 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar