c

Selamat

Rabu, 5 November 2025

EKONOMI

27 Desember 2023

19:17 WIB

KSEI Catat Investor Pasar Modal Tumbuh 17,6% pada 2023

KSEI mencatat pertumbuhan jumlah investor pasar modal pada tahun 2023 sebesar 17,6%, dari 10,31 juta pada tahun 2022 meningkat menjadi 12,13 juta per 20 Desember 2023.

Penulis: Nuzulia Nur Rahma

KSEI Catat Investor Pasar Modal Tumbuh 17,6% pada 2023
KSEI Catat Investor Pasar Modal Tumbuh 17,6% pada 2023
Acara media gathering update perkembangan dan pencapaian KSEI 2023. Validnews/Nuzulia Nur Rahma

JAKARTA - PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat pertumbuhan jumlah investor pasar modal pada tahun 2023 sebesar 17,6%, dari 10,31 juta pada tahun 2022 meningkat menjadi 12,13 juta per 20 Desember 2023.

Direktur Kustodian, Penyelesaian dan Pengawasan Eqy Essiqy menuturkan, jumlah tersebut terdiri dari jumlah investor saham dan surat berharga lainnya 5,23 juta, reksa dana 11,37 juta, surat berharga negara atau SBN 999 ribu.  

Sedangkan dari data demografi per 20 Desember 2023, investor pasar modal masih didominasi oleh 62,33% laki-laki, 56,47% usia di bawah 30 tahun, 32,99% pegawai (negeri, swasta dan guru), 64,73% lulusan SMA dan 46,32% berpenghasilan 10-100 juta/bulan .

“Dominasi anak muda pada demografi investor juga ditandakan dengan tingginya jumlah kepemilikan reksa dana melalui agen penjual efek reksa dana (selling agent/SA) berbasis financial technology (fintech),” ungkap Eqy.

Baca Juga: BEI: Investor Pasar Modal RI Tumbuh Lima Kali Lipat Sejak 2019

Data KSEI mencatat 9,39 juta rekening reksa dana ada di SA fintech atau sekitar 77,49%. Ia mengungkapkan, hal ini membuktikan platform digital menjadi sarana yang paling banyak dimanfaatkan oleh investor untuk berinvestasi di pasar modal. 

Peningkatan juga dicatatkan KSEI dari jumlah aset yang tercatat di KSEI, baik dari saham dan surat berharga lainnya, maupun reksa dana. Jumlah aset saham dan surat berharga lainnya yang tercatat di sistem C-BEST KSEI meningkat 14,86% menjadi 7.715 Triliun pada 20 Desember 2023. 

Jumlah saham dan surat berharga lainnya juga mengalami peningkatan 16,73% dibandingkan tahun 2022, dengan jumlah yang mencapai 2.874 saham dan surat berharga lainnya.

Sedangkan dari kinerja reksa dana, jumlah Asset Under Management (AUM) yang tercatat di KSEI menurun 3,76% dari Rp797,31 triliun pada tahun 2022 menjadi Rp767,32 triliun pada 20 Desember 2023, dengan jumlah produk reksa dana yang menurun 6,84% menjadi 2.249 pada 20 Desember 2023. 

"Penurunan data reksa dana merupakan bagian dari dinamika dan perkembangan industri reksa dana di Indonesia," kata dia.

Investor Didominasi di Pulau Jawa
KSEI juga mengungkapkan investor saat ini masih didominasi di Pulau Jawa, yakni mencapai 68,14%, dari akhir 2022 yang mencapai 69,05% pada akhir November 2023. Dengan nilai aset investor Rp3.866,56 triliun pada tahun 2022, menjadi Rp4.584,50 triliun pada 2023.

Wilayah Sumatera menduduki urutan kedua. Dengan sebaran investor menjadi 16,78% pada 2023, dari akhir tahun lalu yang mencapai 16,81%. Sayangnya, jumlah aset di wilayah ini juga berkurang menjadi Rp97,87 triliun, dari akhir 2022 senilai Rp103,19 triliun.

Pertumbuhan aset investor justru terjadi di Pulau Kalimantan yang menempati urutan ketiga, mencapai Rp135,03 triliun, dari akhir tahun lalu Rp109,73 triliun. Namun, porsi sebaran investornya ikut terpangkas menjadi 5,32%, dari semula 5,47%.

Baca Juga: Akhir Tahun, Utamakan Investasi Daripada Konsumsi

Kenaikan porsi investor berlangsung di Pulau Sulawesi yang mencapai 5,02%, dari 4,30% di tahun 2022. Total asetnya juga ikut bertambah menjadi Rp16,35 triliun, dari akhir Desember 2022 yang mencapai Rp13,83 triliun.

Kondisi yang sama juga terjadi di wilayah Bali, NTB, NTT, dengan sebaran investor mencapai 3,57%, dari 3,36%. Nilai asetnya juga lebih tinggi dari pulau Sulawesi yaitu Rp19,25 triliun, dibandingkan akhir tahun lalu yang hanya Rp15,46 triliun.

Investor di Maluku dan Papua juga tumbuh menjadi 1,17% dari 1,02% pada akhir tahun lalu. Demikian juga asetnya yang tumbuh menjadi Rp5,73 triliun, dari semula Rp4,71 triliun.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar