c

Selamat

Senin, 17 November 2025

EKONOMI

03 Februari 2023

19:49 WIB

IKAPPI: Harga Beras Sudah Berbulan-bulan Di Atas HET

IKAPPI menyebutkan kenaikan tertinggi harga beras terjadi pada dua bulan terakhir, sehingga pemerintah memutuskan untuk mengimpor beras.

Penulis: Khairul Kahfi

Editor: Fin Harini

IKAPPI: Harga Beras Sudah Berbulan-bulan Di Atas HET
IKAPPI: Harga Beras Sudah Berbulan-bulan Di Atas HET
Pedagang beras menjaga jualannya di Pasar Ciputat, Tangerang Selatan, Rabu (7/12/2022). ValidNewsID/Arief Rachman

JAKARTA - Sekretaris Jenderal DPP Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) Reynaldi Sarijowan menyatakan, saat ini harga beras masih stabil tinggi. Pedagang pasar menyebut, kondisi ini bermula dari kesalahan Bulog yang tidak melakukan penyerapan beras di awal 2022. 

Masalah ini pun akan mempengaruhi harga beras di pasar, walaupun pemerintah sudah melakukan kegiatan impor. Kendati, diakuinya, kenaikan harga juga masih terjadi karena proses berkurangnya beras di pasaran. 

“(Jadi) itu memang jadi persoalan tersendiri yang pertama,” sebutnya dalam keterangan pers yang diterima, Jakarta, Jumat (3/2).

Masalah kedua, urainya, sudah beberapa bulan terakhir harga beras mengalami kenaikan di atas HET. Meski kenaikan tertinggi terjadi pada dua bulan terakhir, sehingga pemerintah memutuskan untuk mengimpor beras.

“Dan memang tidak bisa dipungkiri dan dihindari, bahwa (harga) beras tetap di atas HET sampai panen raya akan terjadi,” sebutnya. 

Baca Juga: Dirut Bulog Sidak Ke Cipinang Pastikan Stok Beras Impor Habis

Reynaldi menekankan, kenaikan harga ini akan berdampak pada banyak hal. Dampak itu membuat pedagang di pasar kesulitan, apalagi masalah menjadi bertambah manakala semua pihak menyadari bahwa saat ini ada tambahan beras impor.

IKAPPI pun berharap, agar Bulog sebagai BUMN yang ditugasi menyelesaikan persoalan beras benar-benar menyelesaikan dengan sungguh-sungguh. Agar persoalan beras ini bisa segera diatasi. Pedagang juga meminta Bulog fokus menyelesaikan beras, tidak mengurusi yang lain.

“Tetapi, memang faktanya Bulog tidak bisa menyelesaikan persoalan beras dengan baik, penyerapannya tidak maksimal, sehingga harganya relatif tinggi,” jelasnya.

Meski demikian, IKAPPI tetap mengapresiasi langkah Bulog untuk melakukan operasi pengendalian harga, sehingga harga tidak melambung tinggi dan stok tetap ada di pasar. 

“Kami berharap bulog dapat melaksanakan tugasnya untuk melakukan penyerapan terhadap beras petani di panen raya bulan depan,” ungkapnya.

Terpisah, Dirut Perum Bulog Budi Waseso menegaskan, pihaknya akan memasifkan penyaluran beras operasi pasar alias Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP). Caranya dengan menyiapkan semua stok di gudang untuk membanjiri pasar, dalam rangka meredam gejolak harga beras yang terjadi saat ini.

Lebih lanjut, operasi pasar ini sudah berlangsung secara nonstop sejak tahun lalu hingga saat ini. Sebagai upaya meredam gejolak harga yang diakibatkan kurangnya pasokan di pasar dan masyarakat. 

“Khusus untuk Pasar Induk Beras Cipinang akan kami top up operasi pasar ini dari 13 ribu menjadi 30 ribu ton, dengan memperhatikan downline-downline-nya supaya tidak terjadi penyimpangan” kata Buwas, Kamis (2/2).

Baca Juga: Legislator Terus Kawal Penyerapan Panen Padi Awal 2023

KaBulog juga menjelaskan, perseroan sudah menggelontorkan sebanyak 186 ribu ton beras operasi pasar di seluruh Indonesia sejak awal tahun hingga hari ini. Pihaknya juga sudah mengeluarkan instruksi ke seluruh jajaran, bahwa program SPHP harus berjalan lancar sampai dengan stabilnya harga beras. 

Untuk itu, masyarakat diminta untuk tidak perlu khawatir, karena Bulog terus menjamin ketersediaan beras di masyarakat dengan harga terjangkau, walau di pasaran ada sedikit kenaikan harga. Pihaknya juga secara berkala terus memantau situasi, sembari terus membanjiri pasar dengan kekuatan stok CBP saat ini di mana sudah ada tambahan dari beras impor. 

“Selain itu, juga Penyaluran Operasi Pasar ini kami libatkan semua jaringan baik distributor, eceran, ritel modern dan jaringan Rumah Pangan Kita,” paparnya.

Adapun, hingga kini Bulog menguasasi jumlah stok beras sebanyak 594 ribu ton, termasuk sisa beras impor yang sedang dalam perjalanan. Dirinya meyakini, jumlah ini terbilang sangat cukup untuk membanjiri pasar sampai dengan panen raya yang akan berlangsung sebentar lagi.

Bulog juga menargetkan, saat panen raya nanti, bisa menyerap setidaknya 70% dari rencana pengadaan gabah beras pada 2023. Sisanya diharapkan dapat dipenuhi saat panen gadu.

“Kami tidak khawatir terkait ketersediaan stok, karena sebentar lagi kita akan memasuki panen raya. Jadi dihabiskan pun stok di gudang untuk operasi pasar tidak akan menjadi masalah, karena sebentar lagi akan terisi kembali dengan panen dalam negeri,” tambah Buwas.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar