23 Juni 2023
15:35 WIB
Penulis: Fitriana Monica Sari
Editor: Fin Harini
JAKARTA - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk telah menyelesaikan penawaran awal (bookbuilding) Obligasi Berwawasan Lingkungan Berkelanjutan I (Green Bond) dengan target penghimpunan dana sebesar Rp5 triliun.
Pada periode bookbuilding yang berlangsung pada 23 Mei hingga 4 Juni 2023, penawaran yang masuk mencapai Rp18,7 triliun atau terjadi kelebihan permintaan (oversubscribed) sebanyak 3,74 kali.
Atas pencapaian tersebut, Wakil Direktur Utama Bank Mandiri Alexandra Askandar mengatakan bahwa hal ini menjadi bukti minat investor pada produk keuangan berkelanjutan semakin tinggi.
“Hal ini menjadi bukti bahwa minat para investor pada produk keuangan berkelanjutan yang selaras dengan aspek Environmental, Social and Governance (ESG) semakin tinggi,” ujar Alexandra dalam keterangan resmi, Jumat (23/6).
Baca Juga: Bank Mandiri Terbitkan Green Bond, Targetkan Dana Rp5 Triliun
Menurut Alexandra, obligasi ini akan diterbitkan dalam dua seri. Yakni, Seri A yang memiliki jangka waktu tiga tahun dengan kupon 5,80% per tahun. Kemudian, Seri B yang memiliki jangka waktu lima tahun dengan kupon 6,10% per tahun.
Setelah memperoleh tanggal efektif pada 21 Juni 2023, Green Bond Bank Mandiri Tahap I 2023 ini memasuki masa penawaran umum pada 23-26 Juni 2023 dan direncanakan tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 4 Juli 2023.
"Penawaran umum Green Bond Bank Mandiri Tahap I 2023 ini merupakan bagian dari rencana Penawaran Umum Berkelanjutan Obligasi Berwawasan Lingkungan Berkelanjutan I Bank Mandiri dengan target dana Rp10 triliun," imbuhnya.
Alokasi
Adapun, dana yang terhimpun dari hasil Penawaran Umum Green Bond ini, sesuai dengan ketentuan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) 60/2017 tentang Penerbitan dan Persyaratan Efek Bersifat Utang Berwawasan Lingkungan (Green Bond).
Perseroan akan mengalokasikan minimal sebesar 70% untuk melakukan pembiayaan (finance) atau pembiayaan kembali (refinance) atas kegiatan-kegiatan yang termasuk dalam 11 kategori Kegiatan Usaha Berwawasan Lingkungan (KUBL).
Kategori-kategori tersebut meliputi Energi Terbarukan; Efisiensi Energi; Pencegahan dan Pengendalian Polusi; Pengelolaan Sumber Daya Alam Hayati dan Penggunaan Lahan Yang Berkelanjutan; Konservasi Keanekaragaman Hayati Darat dan Air; Transportasi Ramah Lingkungan.
Selain itu, Pengelolaan Air dan Air Limbah Yang Berkelanjutan; Adaptasi Perubahan Iklim; Produk yang Dapat Mengurangi Penggunaan Sumber Daya dan Menghasilkan Lebih Sedikit Polusi (Eco-Efficient).
Serta, Bangunan Berwawasan Lingkungan yang Memenuhi Standar Atau Sertifikasi yang Diakui Secara Nasional, Regional, atau Internasional; Kegiatan Usaha dan/atau Kegiatan Lain dari Kegiatan Usaha Berwawasan Lingkungan Lainnya.
Baca Juga: Mengenal Green Bond
Dalam hal alokasi, sambung Alexandra, Bank Mandiri akan fokus antara lain pada kegiatan usaha yang masuk dalam kategori Pengelolaan Sumber Daya Alam Hayati dan Penggunaan Lahan yang Berkelanjutan serta Energi Terbarukan.
Hal ini dinilai sejalan dengan program prioritas pemerintah dalam mencapai target keberlanjutan nasional.
“Penerbitan Green Bond ini merupakan perwujudan komitmen dan konsistensi Bank Mandiri dalam implementasi Keuangan Berkelanjutan serta aspirasi Bank Mandiri untuk menjadi "Indonesia’s Sustainability Champion For A Better Future" melalui pengembangan berbagai produk dan layanan keuangan berkelanjutan sebagai alternatif produk keuangan yang tak hanya memberikan imbal hasil bagi investor, namun juga memberikan dampak positif bagi lingkungan,” pungkasnya.
Sekadar informasi, ini bukan pertama kalinya Bank Mandiri menggalang dana berbasis ESG. Sebelumnya, Bank Mandiri telah menghimpun dana berbasis ESG melalui Sustainability Bond senilai US$300 juta dengan permintaan (oversubscription) lebih dari 8,3 kali.
Pada tahun 2022, Bank pelat merah ini juga telah melakukan transaksi ESG Repo sebesar US$500 juta yang merupakan transaksi ESG Repo perdana di Indonesia dan salah satu first movers di Asia Tenggara.