c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

06 Juni 2023

15:16 WIB

ESDM Usulkan ICP Sebesar US$70-US$80/Barel Di RAPBN 2024

Pertumbuhan ekonomi global hingga rencana OPEC+ mengurangi pasokan minyak jadi latar belakang Kementerian ESDM tetapkan ICP dalam RAPBN 2024

Penulis: Yoseph Krishna

Editor: Fin Harini

ESDM Usulkan ICP Sebesar US$70-US$80/Barel Di RAPBN 2024
ESDM Usulkan ICP Sebesar US$70-US$80/Barel Di RAPBN 2024
Produksi hulu migas berlangsung di Anjungan Central Plant dan Anjungan Bravo Flow Station PHEONWJ, lepas pantai utara Subang, Laut Jawa, Jawa Barat. Antara Foto/Aditya Pradana Putra

JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengusulkan besaran Indonesian Crude Price (ICP) pada RAPBN TA 2024 sebesar US$70-US$80 per barel. Dalam Rapat Kerja bersama Komisi VII DPR, dia menyebut besaran itu sama dengan level ICP pada APBN TA 2023.

Selain itu, usulan besaran ICP pada RAPBN TA 2024 tersebut juga merujuk pada realisasi rata-rata ICP tahun ini hingga bulan Mei yang mencapai US$76,41 per barel dan punya tren yang relatif menurun.

"Termasuk juga berdasarkan proyeksi Polling Reuters dan Short Term Energy Outlook dari US-Energy Information Administration Department of Energy, harga minyak dunia 2024 diperkirakan pada kisaran US$69,47-US$88,01 per barrel," ujar Menteri Arifin lewat keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa (6/6).

Baca Juga: Turunnya Harga Pertamax Tak Dorong Migrasi Konsumen Pertalite

Dia menjabarkan faktor lainnya ialah pertumbuhan ekonomi global yang melambat beriringan dengan tingginya inflasi di sejumlah negara, hingga OPEC+ yang berencana mengurangi pasokan minyak untuk menjaga harga di kisaran US$80 per barel, hingga pertumbuhan produksi minyak mentah Amerika Serikat menjadi penyebab Kementerian ESDM mengusulkan ICP di level tersebut.

"Lalu ada krisis geopolitik Rusia-Ukraina yang mengurangi ekspor minyak rusia, surplus pasokan minyak semester I 2023 dan berubah menjadi defisit pada semester II, serta pembukaan kembali perbatasan China," kata Arifin.

Tak hanya mengusulkan besaran ICP, Menteri Arifin pun mengajukan besaran lifting minyak dan gas bumi, volume bahan bakar minyak (BBM) dan LPG bersubsidi, subsidi tetap minyak solar, hingga subsidi listrik masyarakat.

Khusus untuk lifting minyak bumi, Arifin pada awalnya mengajukan di kisaran 597.000-625.000 barel per hari (BOPD). Namun demikian, Komisi VII DPR menetapkan target lifting minyak berada di kisaran 615.000-640.000 BOPD.

Wakil Ketua Komisi VII DPR Maman Abdurrahman mengatakan bahwa penetapan target batas bawah sebesar 615.000 BOPD itu tak lepas dari asumsi realisasi triwulan pertama 2023, yakni lifting minyak mencapai 613.000 BOPD.

"Kami harapkan pemerintah serius meningkatkan produksi karena dengan begitu akan berbanding lurus dengan pendapatan negara," ucap Maman.

Baca Juga: Ini Kata SKK Migas Soal Target Produksi Minyak

Sementara itu, Menteri ESDM Arifin Tasrif menyebut pihaknya membidik target batas atas lifting minyak pada RAPBN 2024 adalah 625.000 BOPD. Kemudian untuk lifting gas bumi, diusulkan kepada Komisi VII DPR sebesar 999.000-1,05 juta barel setara minyak per hari (BOEPD).

Dia mengatakan, dalam mematok target, Kementerian ESDM cenderung realistis ketimbang optimis. Pasalnya, tren lifting minyak setidaknya sejak 2018 selalu tak pernah mencapai target mengingat kualitas produksi yang menurun.

"Kita butuh upaya dan cost yang besar untuk bisa memurnikan dan di sektor pemerintah, kita sudah berupaya mendorong lewat insentif untuk program massive drilling tapi hasilnya belum seperti yang kita harapkan karena sumurnya ini sumur tua," jabar Arifin.

Sementara itu, soal volume BBM subsidi, diusulkan berada di level 18,73 juta-18,76 juta kl, sedangkan volume LPG subsidi sebesar 7,8-7,9 juta metrik ton (MT). Lalu, subsidi tetap minyak solar diusulkan sebesar Rp1.000/liter dan subsidi listrik pada RAPBN 2024 Rp69,81 triliun-Rp74,85 triliun.

"Usulan kebijakan subsidi listrik tahun 2024, yaitu tepat sasaran diberikan hanya kepada golongan yang berhak untuk rumah tangga diberikan kepada rumah tangga miskin dan rentan, serta mendorong pengembangan energi baru terbarukan yang lebih efisien," tandas Arifin Tasrif.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar