29 Mei 2023
14:47 WIB
Penulis: Yoseph Krishna
Editor: Fin Harini
JAKARTA - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) terus meningkatkan sinergi dan koordinasi bersama Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) dalam rangka memenuhi target produksi dan lifting tahun ini.
Hal itu salah satunya diimplementasikan lewat Rapat Kerja Produksi, Metering, dan Pemeliharaan Fasilitas 2023 mulai 28 hingga 31 Mei. Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto menyebut kegiatan itu sebagai bentuk perumusan langkah strategis mencapai target produksi jangka pendek maupun jangka panjang.
"Ini juga sebagai upaya mencapai target jangka panjang, yakni produksi 1 juta barel minyak per hari (BOPD) dan 12 miliar kaki kubik gas per hari (BSCFD)," ungkap Dwi lewat keterangan yang diterima di Jakarta, Senin (29/5).
Dwi menegaskan, penyelesaian tantangan industri hulu migas butuh koordinasi seluruh pihak terkait. Lewat raker itu, SKK Migas berharap ada peningkatan sinergi untuk mendongkrak produksi ataupun lifting migas nasional.
Baca Juga: Pemerintah Susun Aturan Baru Gross Split
Apalagi, tahun ini terdapat komitmen investasi sebesar US$15,3 miliar untuk industri hulu migas. Dia menekankan bahwa komitmen investasi yang tidak sedikit itu harus bisa terserap seluruhnya.
"Momentum yang baik pada kuartal I tahun ini harus menjadi pendorong implementasi program yang lebih masif dan agresif di kuartal II hingga akhir tahun 2023," kata dia.
Sebelumnya, Dwi menerangkan sepanjang kuartal I 2023, pihaknya berhasil mencatat lifting minyak 613,7 ribu barel per hari (BOPD) dan salur gas mencapai 5.399 juta kaki kubik per hari (MMSCFD).
Angka itu tercatat lebih tinggi dibandingkan kuartal I 2022, saat lifting minyak sebesar 611,7 BOPD dan salur gas 5.321 MMSCFD.
"Industri hulu migas sepanjang kuartal I 2023 berhasil menyerap US$2,63 miliar atau meningkat jika dibandingkan serapan investasi periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$2,1 miliar," ujarnya.
Sementara itu, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji pada kesempatan yang sama menegaskan pihaknya terus melakukan perbaikan terms and conditions dalam Indonesia Petroleum Bidding Round.
Baca Juga: SKK Migas Bidik Investasi Eksplorasi Tembus Rp45 Triliun
Adapun perbaikan itu mencakup split bagi hasil hingga 50:50 untuk kategori high risk, First Trance Petroleum (FTP) berkurang menjadi 10% (shareable), hingga skema PSC secara fleksibel di mana investor mendapat kebebasan untuk memilih skema cost recovery ataupun gross split.
"Terakhir ialah DMO price 100% ICP selama waktu masa kontrak dan perbaikan fiskal term lainnya," sebut Tutuka.
Tak sampai situ, pemerintah pun terus memperkuat implementasi Peraturan Menteri ESDM Nomor 2 Tahun 2022 tentang Lingkup Penyelenggaraan CCS/CCUS pada Kegiatan Usaha Hulu Migas dalam rangka mendukung lingkungan yang berkelanjutan.
"Potensi bisnis CCS/CCUS di hulu migas sangat menjanjikan sehingga pemerintah berkomitmen mendorong implementasinya agar bisa menjadi salah satu faktor yang mendongkrak daya saing industri hulu migas nasional," tegas Tutuka Ariadji.