c

Selamat

Rabu, 5 November 2025

EKONOMI

04 November 2025

11:38 WIB

Ekspestasi Penurunan FFR Di Sisa 2025 Memudar, Rupiah Anjlok Ke Rp16.715

Analis menilai penurunan ekspektasi pemangkasan suku bunga AS selanjutnya berdampak pada pelemahan rupiah saat ini. Rupiah dibuka ambles melemah ke Rp16.715 per dolar AS.

Editor: Khairul Kahfi

<p>Ekspestasi Penurunan FFR Di Sisa 2025 Memudar, Rupiah Anjlok Ke Rp16.715</p>
<p>Ekspestasi Penurunan FFR Di Sisa 2025 Memudar, Rupiah Anjlok Ke Rp16.715</p>

Ilustrasi - Petugas menunjukkan mata uang rupiah dan dolar AS di tempat penukaran uang asing di Jakarta. Antara Foto/Dhemas Reviyanto

JAKARTA - Presiden Direktur PT Doo Financial Futures Ariston Tjendra menilai, penurunan ekspektasi pemangkasan suku bunga AS selanjutnya berdampak pada pelemahan nilai tukar (kurs) rupiah saat ini.

“Sejak pengumuman kebijakan moneter The Fed yang terakhir, ekspektasi pemangkasan suku bunga AS selanjutnya menurun dari kisaran 94% ke kisaran 65%,” ucapnya melansir Antara, Jakarta, Selasa (4/11).

Baca Juga: Rupiah Tertekan Sentimen Hawkish Pejabat The Fed

Berdasarkan pantauan, nilai tukar rupiah pada pembukaan perdagangan Selasa (4/11) di Jakarta melemah sebesar 0,215% atau 39 poin, dari sebelumnya Rp16.676 menjadi Rp16.715 per dolar AS.

Sementara itu, Bloomberg mencatat, dolar AS makin perkasa terhadap rupiah dengan menguat 0,29% setara Rp49 pada pukul 11.16 WIB di pasar spot. 

Saat ini, rupiah sudah ditransaksikan sekitar Rp16.725 per dolar AS, dengan proyeksi pergerakan harian Rp16.707-16.748 per dolar AS. Pengingat saja, rentang pergerakan rupiah dalam setahun terakhir berkisar Rp15.618 sampai Rp17.224. Artinya, rupiah saat ini sudah menembus level terlemah. 

Dia juga menyebutkan, indeks dolar AS pada pagi ini (4/11), sudah menyentuh level 100, peringkat yang sempat 'dijauhi' sejak 1 Agustus 2025. Karenanya, keraguan pasar terkait peluang The Fed memangkas suku bunga di sisa 2025 ikut mendorong penguatan dolar AS.

“Tentu saja, kebijakan longgar fiskal dan moneter Indonesia, turut memberi tekanan ke rupiah, meskipun data neraca perdagangan RI masih surplus,” ujar Ariston.

Baca Juga: Pasar Langsung Fokus FFR Desember, Rupiah Bergerak Hati-Hati

Sebelumnya, dalam rapat Federal Open Market Committee (FOMC) Oktober 2025, The Fed memangkas Fed Funds Rate (FFR) sebesar 25 bps ke kisaran target 3,75-4% dari sebelumnya 4-4,25%.

Keputusan ini menghasilkan dua pendapat berbeda yang cukup kontras. Pertama, Gubernur Stephen Miran mendukung penurunan yang lebih besar sebesar 50 bps, konsisten dengan FOMC sebelumnya. Adapun Presiden The Fed Kansas City Jeff Schmid lebih memilih mempertahankan suku bunga tak berubah.

Berdasarkan faktor-faktor tersebut, Ariston memproyeksi, kurs rupiah akan bergerak di kisaran Rp16.600-16.680 per dolar AS.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar