c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

03 Februari 2023

13:52 WIB

Disnakkan Boyolali Sosialisasi Ke Peternak Cegah Sapi Terserang LSD

Sosialisasi kepada peternak mengenai pencegahan penyakit Lumpy Skin Disease (LSD) melengkapi upaya lain yang diambil Disnakkan Boyolali.

Editor: Fin Harini

Disnakkan Boyolali Sosialisasi Ke Peternak Cegah Sapi Terserang LSD
Disnakkan Boyolali Sosialisasi Ke Peternak Cegah Sapi Terserang LSD
Peternak memberi pakan sapi jenis ongole di Kota Cilegon, Banten. ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas

BOYOLALI- Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, menggelar sosialisasi kepada peternak mengenai pencegahan penyakit Lumpy Skin Disease (LSD).

Upaya ini melengkapi tindakan pencegahan berupa vaksinasi untuk hewan yang masih sehat, dan pengobatan penyakit untuk hewan yang telah terserang LSD.

Disnakkan Boyolali hingga kini sudah melaksanakan vaksinasi LSD terhadap 3.717 ekor sapi. Pihaknya, rata-rata melaksanakan vaksinasi terhadap sekitar 200 ekor sapi jenis potong per hari.

"Kami setiap mendapat laporan kasus penyakit LSD hewan ternak langsung datang ke lokasi untuk pengobatan," kata Kepala Disnakkan Kabupaten Boyolali Lusia Dyah Suciati, di Boyolali, Jumat (3/2), dikutip dari Antara.

Selain itu, Disnakkan juga memberikan bantuan disinfektan kepada para peternak untuk mencegah adanya penularan penyakit LSD di kandangnya.

Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Kabupaten Boyolali di Provinsi Jawa Tengah, menyebutkan, penyakit LSD yang menyebabkan banyak benjolan pada hewan ternak sapi di daerah itu

Kepala Bidang Kesehatan Hewan (Keswan) Disnakkan Boyolali dokter hewan Afiany Rifdania, sebelumnya mengatakan kasus suspek LSD di Boyolali pertama ditemukan di Andong pada tanggal 28 Oktober 2022. Hingga saat ini, jumlahnya masih terus bertambah menjadi 1.103 kasus.

Sebanyak 32 ekor sapi di Boyolali dinyatakan positif terjangkit penyakit LSD berdasarkan uji laboratorium. Kemudian, belum ada ternak mati, potong paksa dan dijual karena penyakit LSD.

Jumlah sapi yang dinyatakan sembuh dari penyakit LSD bertambah lima ekor sehingga totalnya menjadi 27 ekor, sehingga sisa sapi yang masih suspek penyakit LSD ada sebanyak 1.076 kasus.

Baca Juga: LSD Serang Ribuan Sapi Di Boyolali

Virus LSD berbeda dengan kasus penyakit PMK pada hewan ternak. Jadi pengobatan sapi kasus LSD harus diulang setelah 10 hari. Kalau kasus PMK pengobatan ulang di hari ketiga.

Masyarakat harus mengikuti prosedur tersebut hingga sapi sembuh. Dengan dua kali pengobatan, ternak sudah sembuh atau kondisi luka sudah mengering dan kulitnya kembali normal.

"Kami minta peternak selain tetap menjaga kebersihan di kandang, juga memberikan pakan ternak bergizi dan baik, maka ternak sakit akan cepat kembali pulih," katanya.  

Jumlah sapi yang suspek LSD di Boyolali tersebut tersebar di 75 desa dari 16 kecamatan. Sebagian besar di Boyolali bagian Utara antara lain di Kecamatan Wonosamodro, Wonosegoro, Kemusu, dan Juwangi.  Hal ini berdampak pada pasokan daging ke pasar yang berkurang.

Lampung Optimalkan Pengawasan
Sebelumnya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung mengoptimalkan petugas surveilans di berbagai pos pemeriksaan ternak guna memeriksa gejala klinis LSD pada ternak yang dibawa melintasi   daerahnya.

"Lumpy Skin Disease (LSD) ini menjadi risiko yang cukup besar untuk peternakan di Lampung, sebab sudah sampai Sumatera Selatan dan Bengkulu. Sehingga upaya mitigasi sudah dilakukan," ujar Sekretaris Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Lampung Anwar Fuadi, di Bandarlampung, Kamis (2/3).

Dia mengatakan, adanya faktor risiko atas adanya lalulintas ternak melalui darat ataupun laut menjadi hal yang perlu diwaspadai untuk mencegah persebaran kasus.

"Di pintu masuk melalui darat biasa ada check point yang berfungsi sebagai pos pemeriksaan ternak yang dilalulintaskan. Dan di sini dilakukan pengoptimalan surveilans untuk memeriksa gejala klinis LSD dengan bekerja sama dengan pusat kesehatan hewan di masing-masing lokasi," katanya.

Dia menjelaskan bila ditemukan sapi atau ternak bergejala LSD maka akan dilakukan pengambilan sampel untuk diuji lebih lanjut di laboratorium.

"Kalau ada ternak bergejala akan diambil sampelnya. Kemarin ada beberapa sampel dari Lampung Timur dan Lampung Tengah dan hasilnya negatif. Jadi harus terus dijaga lalulintas melalui pos penjagaan antar provinsi meski cukup banyak titiknya sebab yang dikhawatirkan akan masuk dari sana," ucapnya.

Baca Juga: Selain PMK Ternak, Satgas Terus Waspadai Wabah Ternak Lainnya

Dia menjelaskan selain pengoptimalan pemeriksaan gejala klinis oleh surveilans di pos check point, perlu pula pengetatan kepada subjek yang hendak keluar masuk kandang guna mencegah persebaran penyakit pada ternak.

"Subjek yang melalulintaskan juga perlu diwaspadai. Sehingga kemarin sudah dikeluarkan surat edaran ke kabupaten dan kota, supaya pedagang ataupun belantik sapi agar tidak membeli atau melalulintaskan ternak yang sakit atau bergejala LSD ke Provinsi Lampung," tambahnya

Selain itu, penerapan biosecurity di dalam kandang peternak harus terus diterapkan dengan ketat.

"Ini muncul karena virus dan vaksin pun belum tiba di Lampung. Jadi pencegahan yang utama harus dilakukan, sebab vektor pembawa virus juga dapat dilakukan oleh lalat dan nyamuk sehingga kandang harus di desinfeksi secara rutin dan tetap jaga biosecurity," ucap dia.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar