c

Selamat

Senin, 17 November 2025

EKONOMI

08 November 2023

11:54 WIB

Cetak Sejarah, 900 Perusahaan Tercatat di BEI

Ke depan, Iman juga berharap agar semakin banyak lagi perusahaan yang mencatatkan saham di bursa.

Penulis: Fitriana Monica Sari

Cetak Sejarah, 900 Perusahaan Tercatat di BEI
Cetak Sejarah, 900 Perusahaan Tercatat di BEI
Pekerja melintas di depan layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin, (12/6/2023). ValidNewsID/Fikhri Fathoni

JAKARTA - Adanya pencatatan perdana saham tiga perusahaan pada hari ini, Rabu (8/11) menjadikan perusahaan tercatat di PT Bursa Efek Indonesia (BEI) resmi tembus 900 perusahaan. 

Ketiga perusahaan tersebut adalah PT Kian Santang Muliatama Tbk (RGAS) menjadi perusahaan tercatat ke-899, PT Mastersytem Infotama Tbk (MSTI) menjadi perusahaan tecatat ke-900, dan PT Ikapharmindo Putramas Tbk (IKPM) menjadi perusahaan tercatat ke-901. 

Dengan demikian, Direktur Utama BEI Iman Rachman mengatakan bahwa jumlah pencatatan saham baru ini merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah bursa dengan fundraise mencapai lebih dari Rp53 triliun. 

"Bapak dan Ibu yang kami hormati, hari ini juga merupakan hari yang bersejarah bagi perjalanan perkembangan pasar modal Indonesia, di mana hari ini jumlah perusahaan tercatat di bursa efek telah berhasil mencapai angka lebih dari 900 perusahaan, dan masih ada sekitar 20 saham lagi di pipeline," kata Iman di Main Hall BEI, Jakarta, Rabu (8/11). 

Selain itu, lanjut dia, berdasarkan EY Global IPO Trends kuartal III/2023, secara global Indonesia berada pada peringkat kelima dari sisi jumlah IPO dan peringkat ketujuh dari sisi fund-raised. 

"Hal tersebut menunjukkan bahwa pasar modal kita dapat diandalkan dan dipercaya sebagai sumber alternatif pendanaan oleh perusahaan untuk tumbuh menjadi besar," ujarnya. 

Baca Juga: IHSG Diproyeksi Tembus 7.600 Hingga Akhir Tahun

Iman menuturkan, pencapaian yang didapatkan BEI saat ini tidak luput dari dukungan yang diberikan oleh pemerintah, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan para pelaku pasar modal, serta seluruh perusahaan yang telah berpartisipasi dan menjadi bagian penting bagi pertumbuhan pasar modal dengan mencatatkan saham perusahaan di BEI. 

Dia menyebutkan dengan mencatatkan perusahaan di BEI, tidak hanya membangun perusahaan sendiri menjadi lebih besar, tetapi juga turut menyumbang besar dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan di negara ini. 

Setelah resmi menjadi perusahaan publik, Iman berharap agar perseroan dapat selalu adaptif, responsif, dan terus berinovasi mengikuti perkembangan yang dinamis ke depannya. 

Jadi, perseroan diharapkan akan tetap sustain dan menjadi pengusaha yang sukses dan dipercaya oleh para investor. 

Untuk itu, BEI akan senantiasa mendukung dan mendampingi perusahaan untuk mencapai kinerja terbaiknya, sehingga dapat memberikan atribusi optimal bagi seluruh stakeholder pasar modal Indonesia. 

Ke depan, Iman juga berharap agar semakin banyak lagi perusahaan yang mencatatkan saham di bursa. 

"Tidak hanya berhenti di angka 101 perusahaan, namun akan terus tumbuh menjadi seribu, 10 ribu, bahkan 100 ribu perusahaan yang ingin mencatatkan sahamnya Indonesia," imbuhnya. 

Menurut Iman, moto BEI adalah jangan menunggu besar untuk go public, namun jadilah besar dengan go public

"Emiten bursa sudah lewat 900 saja, maju terus Pasar Modal Indonesia," ucap Iman. 

Sekadar informasi, sebanyak 900 perusahaan tercatat di BEI pada tahun 2023 tersebar di seluruh Indonesia. 

Rinciannya, 24 perusahaan tercatat saham di Pulau Sumatra, 11 perusahaan tercatat di Pulau Kalimantan, empat perusahaan tercatat di Pulau Sulawesi. 

Kemudian, lima perusahaan tercatat di Pulau Bali, 214 perusahaan tercatat di Pulau Jawa, serta 643 perusahaan tercatat di DKI Jakarta. 

Pada pembukaan perdagangan perdana saham, ketiga saham kompak berada di zona hijau. Saham RGAS, misalnya, dibuka naik 5,83% atau 7 poin ke level Rp127 per saham. 

Lalu, saham MSTI menguat 8,12% atau 110 poin menjadi Rp1.465 per saham. Selanjutnya, saham IKPM naik 23,64% atau 39 poin ke level Rp204 per saham.

Didominasi Sektor Consumer Cyclicals  
Iman mengatakan bahwa jika ditinjau dari jenis usaha, perusahaan tercatat saham di BEI saat ini didominasi oleh sektor consumer cyclicals yang mencapai 16,9% dari total dengan jumlah 152 perusahaan. 

"Beberapa sektor lainnya yang mendominasi adalah sektor consumer non-cyclicals, sektor financials dan basic materials, masing-masing sebesar 13,7%, 11,8% dan 11,3% dari total perusahaan tercatat di BEI," ungkapnya.

Sedangkan secara geografis, lanjutnya, persebaran perusahaan tercatat BEI masih berpusat di DKI Jakarta, yaitu sebesar 71,4% dari total atau sejumlah 643 perusahaan tercatat. 

Adapun, provinsi dengan perusahaan tercatat terbanyak selanjutnya adalah Jawa Barat sebesar 8,3% dan Banten sebesar 7,7%. 

”Pencapaian perusahaan tercatat saham yang telah melebihi 900 perusahaan ini merupakan wujud kepercayaan para manajemen dan pemilik usaha terhadap pasar modal Indonesia sebagai sumber pendanaan untuk keberlangsungan usaha," ujar Iman. 

Menurut Iman, pencapaian ini tidak hanya berkat kerja sama Self-Regulatory Organization (SRO) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), tetapi juga berkat kolaborasi dari seluruh stakeholders pasar modal. 

Stakeholders pasar modal terdiri dari perusahaan efek sebagai penjamin emisi efek, konsultan hukum, kantor akuntan publik, notaris, biro administrasi efek, asosiasi pengusaha serta investor retail maupun institusi, yang senantiasa mendampingi perusahaan dalam persiapan initial public offering (IPO) sampai pencatatan efeknya di BEI. 

Ke depan, BEI optimistis akan semakin banyak perusahaan dari berbagai sektor usaha di berbagai daerah Indonesia yang mencatatkan sahamnya dan memanfaatkan pasar modal sebagai salah satu sumber pendanaan. 

Adapun hingga saat ini, masih terdapat 27 perusahaan potensial di pipeline pencatatan BEI. Dari jumlah tersebut, menurut Iman, masih akan ada yang tercatat di akhir tahun 2023 dan selebihnya akan tercatat di tahun 2024. 

Sementara itu, secara terpisah, Capital Market Analyst salah satu Bank terkemuka di Indonesia, Lanjar Nafi menuturkan, jumlah perusahaan tercatat di BEI yang mencapai 900 perusahaan dapat mengindikasikan minat yang terus meningkat dari perusahaan. 

"Jumlah perusahaan yang terdaftar di BEI yang mencapai 900 perusahaan dapat mengindikasikan minat yang terus meningkat dari perusahaan untuk memperoleh akses ke pasar modal guna membiayai ekspansi dan pengembangan bisnis," kata Lanjar Nafi kepada Validnews, Rabu (8/11). 

Baca Juga: OJK: Saham Infrastruktur dan Healthcare Masih Menguat di Oktober

Hal itu, menurutnya, juga dapat menciptakan lebih banyak pilihan investasi bagi investor domestik atau asing. Serta, mencerminkan pertumbuhan ekonomi dan perkembangan pasar modal Indonesia yang baik. 

Lanjar Nafi menilai melesatnya perusahaan tercatat di BEI karena di tengah pemulihan ekonomi dari era pandemi, banyak perusahaan yang ingin bergerak maju dengan ekspansi dan pengembangan bisnis yang lebih masif. 

Ia pun menyarankan beberapa sektor saham yang bisa dicermati para investor. "Sektor bisnis manufaktur seperti konsumer non-primer maupun premier, bahan baku, dan industri bisa dicermati," terangnya. 

Jaring Calon Perusahaan Tercatat 
Berbagai upaya pun BEI lakukan untuk menjaring calon perusahaan tercatat. Diantaranya, dengan memberikan edukasi terkait IPO dalam bentuk seminar, coaching clinic, masterclass, one-on-one, baik di pusat atau di daerah melalui Kantor Perwakilan BEI. 

Dalam hal peningkatan kualitas calon perusahaan tercatat, BEI telah melakukan penyesuaian Peraturan Nomor I-A pada tahun 2021 mengenai persyaratan keuangan dan kapitalisasi pasar yang diharapkan dapat lebih mengakomodasi berbagai jenis perusahaan. 

Setelah diberlakukan penyesuaian Peraturan I-A tersebut, rata-rata kapitalisasi pasar perusahaan tercatat mencapai Rp10,3 triliun atau tumbuh sebesar 254,8%. 

Sementara itu, rata-rata jumlah dana yang dihimpun (fund raised) dan aset masing-masing mencapai Rp837,7 miliar dan Rp4,8 triliun atau tumbuh 54,8% dan 146,1%. 

Pasar modal Indonesia juga telah menyediakan sarana e-IPO (e-ipo.co.id) guna mempermudah masyarakat luas untuk berpartisipasi di pasar modal Indonesia, khususnya pada proses penawaran umum perdana. 

Sarana elektronik ini dibangun bukan hanya untuk investor, namun juga untuk masyarakat yang berminat menjadi investor di pasar perdana. Masyarakat yang berminat untuk menjadi investor di pasar perdana dapat langsung membuat rekening efek dan bertransaksi melalui e-IPO. 

BEI bersama SRO dan OJK serta stakeholders pasar modal Indonesia, menyelenggarakan kegiatan sosialisasi dan workshop untuk perusahaan tercatat. Hal ini merupakan upaya BEI dalam capacity building dan meningkatkan pemenuhan kepatuhan perusahaan tercatat yang dapat berdampak kepada performa serta citra perusahaan. 

Ke depannya, BEI berharap semakin banyak pemilik usaha yang antusias untuk memanfaatkan pasar modal Indonesia sebagai sumber pendanaan usahanya. 

Selain itu, BEI juga berharap stakeholders dapat meningkatkan kolaborasi aktif untuk mengembangkan pasar modal Indonesia yang lebih maju dan berdaya saing global, sehingga pada akhirnya dapat menguatkan perekonomian Indonesia.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar