c

Selamat

Senin, 17 November 2025

EKONOMI

16 Maret 2023

15:10 WIB

BI Pertahankan BI7DDR Februari 2023 Di Angka 5,75%

Keputusan BI mempertahankan level BI7DDR telah berlandaskan asesmen eksternal dan domestik terakhir, termasuk dampak kasus penutupan tiga bank besar di AS

Penulis: Khairul Kahfi

Editor: Fin Harini

BI Pertahankan BI7DDR Februari 2023 Di Angka 5,75%
BI Pertahankan BI7DDR Februari 2023 Di Angka 5,75%
Layar memampilkan logo Bank Indonesia (BI). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

JAKARTA – Bank Indonesia memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 5,75%. Dengan demikian, bank sentral telah mempertahankan suku bunga di level ini dalam tiga bulan terakhir.

“Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada tanggal 15 dan 16 Maret 2023 memutuskan untuk mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 5,75%,” kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam Konferensi Pers, Jakarta, Kamis (16/3).

Lebih lanjut, mempertahankan suku bunga BI7DRR diikuti juga dengan mempertahankan suku bunga Deposit Facility sebesar 5,00%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,50%. 

Perry menjelaskan, keputusan ini tetap konsisten dengan stance kebijakan moneter pre-emptive dan forward looking, untuk memastikan terus berlanjutnya penurunan ekspektasi inflasi dan inflasi ke depan. 

Bank Indonesia meyakini, bahwa BI7DRR sebesar 5,75% memadai untuk memastikan inflasi inti tetap berada dalam kisaran 3,0±1% pada semester I 2023.

“(Sementara) inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) kembali ke dalam sasaran 3,0±1% pada September 2023,” jelasnya. 

Baca Juga: LPEM UI Minta BI Tahan Suku Bunga Untuk Dukung Pertumbuhan Ekonomi

Lebih lanjut, kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah akan terus dilakukan untuk mengendalikan inflasi barang impor (imported inflation). Adapun bank sentral juga fokus memitigasi dampak rambatan ketidakpastian pasar keuangan global terhadap nilai tukar Rupiah, pasca kemunculan kasus penutupan tiga bank di AS saat ini. 

Sehubungan dengan itu, Bank Indonesia terus memperkuat respons bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas dan mendorong pertumbuhan lewat delapan kebijakan.

Pertama, memperkuat operasi moneter untuk meningkatkan efektivitas transmisi kebijakan moneter.

Kedua, memperkuat stabilisasi nilai tukar Rupiah sebagai bagian dari upaya pengendalian inflasi, terutama imported inflation, melalui intervensi di pasar valas dengan transaksi spot, Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF), serta pembelian/penjualan Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder.

Ketiga, melanjutkan twist operation melalui penjualan SBN di pasar sekunder untuk tenor pendek guna meningkatkan daya tarik imbal hasil SBN. Khususnya, bagi masuknya investor portofolio asing dalam rangka memperkuat stabilisasi nilai tukar Rupiah.

Keempat, memperkuat pengelolaan devisa hasil ekspor melalui instrumen operasi moneter valas Devisa Hasil Ekspor (DHE) berupa term deposit (TD) valas DHE sebagai instrumen penempatan DHE oleh eksportir melalui bank kepada Bank Indonesia sesuai dengan mekanisme pasar. Instrumen ini telah berlaku per 1 Maret 2023.

Kelima, melanjutkan kebijakan transparansi suku bunga dasar kredit (SBDK) dengan pendalaman kepada aspek profitabilitas perbankan dan dampak suku bunga kebijakan terhadap suku bunga kredit.

Baca Juga: BI Luncurkan Instrumen Dorong Eksportir Simpan DHE Dalam Negeri

Keenam, memperkuat digitalisasi sistem pembayaran untuk meningkatkan efisiensi transaksi dan ekosistem EKD. Antara lain dengan mendorong inovasi sistem pembayaran, termasuk melalui perluasan kepesertaan (bank dan lembaga selain bank), kanal layanan (direct-debit, bulk-credit, request for payment), dan akseptasi BI-FAST kepada masyarakat. 

Selain itu, melanjutkan inisiatif Regional Payment Connectivity (RPC) melalui perluasan QRIS antarnegara dan Implementasi Fast Payment Interconectivity.

Ketujuh, memperkuat kebijakan sistem pembayaran dalam menghadapi periode bulan Ramadan dan Idulfitri 1444 H dengan cara memastikan ketersediaan dan keandalan sistem pembayaran Bank Indonesia dan sistem pembayaran industri. Termasuk dengan memantau keandalan sistem peserta dalam memberikan pelayanan transaksi sistem pembayaran. 

Selanjutnya, memastikan ketersediaan uang Rupiah dengan kualitas yang terjaga di seluruh Indonesia, khususnya dalam menyambut Ramadan dan Idulfitri 1444 H melalui program Semarak Rupiah Ramadan dan Berkah Idulfitri (SERAMBI) 2023, termasuk penyediaan uang tunai sebesar Rp195 triliun.

Terakhir, memperkuat kerja sama internasional dengan memperluas kerja sama dengan bank sentral dan otoritas negara mitra lainnya, serta memfasilitasi penyelenggaraan promosi investasi dan perdagangan di sektor prioritas bekerja sama dengan instansi terkait. 

Selain itu, Bank Indonesia melanjutkan koordinasi dengan Kementerian/Lembaga terkait untuk menyukseskan Keketuaan ASEAN 2023, khususnya melalui jalur keuangan. 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar