02 Desember 2023
11:54 WIB
Penulis: Khairul Kahfi
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) menilai, inflasi pada November 2023 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 3,0±1%. Berdasarkan data BPS, inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) November 2023 tercatat sebesar 0,38% (mtm), sehingga secara tahunan menjadi 2,86% (yoy).
“Dengan perkembangan tersebut, Bank Indonesia meyakini inflasi tetap terkendali dalam kisaran sasaran 3,0±1% pada 2023 dan 2,5%±1% pada 2024,” kata Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam keterangan resmi, Jakarta, Jumat (1/12).
Menurutnya, inflasi yang terjaga merupakan hasil dari konsistensi kebijakan moneter serta eratnya sinergi pengendalian inflasi antara BI dan pemerintah pusat-daerah. Dalam Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID), melalui penguatan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di berbagai daerah.
Inflasi inti pada November 2023 sebesar 0,12% (mtm) masih tetap terjaga rendah. Meskipun mengalami peningkatan ketimbang inflasi inti pada bulan sebelumnya yang sebesar 0,08% (mtm).
Baca Juga: Komoditas Hortikultura Kerek Inflasi November Jadi 0,38%
Utamanya, realisasi inflasi inti pada November 2023 disumbang oleh inflasi komoditas emas perhiasan dan gula pasir. Secara tahunan, inflasi inti November 2023 tercatat sebesar 1,87% (yoy), lebih rendah dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 1,91% (yoy).
Kemudian, inflasi pangan bergejolak atau kelompok volatile food per November 2023 sebesar 1,72% (mtm) atau terpantau meningkat. Capaian ini lebih tinggi dibanding inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,21% (mtm).
“Peningkatan inflasi volatile food tersebut disumbang terutama oleh inflasi pada komoditas aneka cabai, bawang merah, dan beras,” paparnya.
Adapun, peningkatan inflasi kelompok ini lebih lanjut tertahan oleh deflasi daging ayam ras dan aneka ikan. Secara tahunan, kelompok volatile food mengalami inflasi sebesar 7,59% (yoy), meningkat dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya sebesar 5,54% (yoy).
Di sisi lain, kelompok administered prices atau harga diatur pemerintah pada November 2023 mengalami inflasi sebesar 0,08% (mtm) atau terhitung menurun. Pada bulan ini, inflasi administered prices lebih rendah ketimbang kondisi inflasi kelompok terkait di bulan sebelumnya sebesar 0,46% (mtm).
Perkembangan ini dipengaruhi oleh deflasi bensin akibat penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi. “Secara tahunan, inflasi kelompok administered prices menjadi sebesar 2,07% (yoy), menurun dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 2,12% (yoy),” sebutnya.
Baca Juga: BPS: Panen dan Stabilitas Stok Jaga Inflasi Beras
Senada, Kepala BKF Kemenkeu Febrio Kacaribu menyebut, laju inflasi November 2023 sebesar 2,86% (yoy) masih terkendali, kendati sedikit meningkat dibanding posisi Oktober 2023 yang berkisar 2,56% (yoy). Meski secara umum berada dalam tren meningkat, posisi inflasi ini masih terkendali di dalam sasaran 3,0%±1,0%.
“Inflasi diharapkan dapat terus terjaga hingga akhir tahun 2023,” ungkap Febrio, Jumat (1/12).
Dia menekankan, pemerintah berkomitmen untuk terus berupaya menjaga konsistensi dalam mengantisipasi gejolak harga melalui berbagai intervensi, seperti stabilisasi harga dan pasokan. Khususnya, di tengah perkembangan harga pangan yang masih meningkat akibat tekanan harga global maupun gangguan cuaca,
Langkah pengendalian inflasi pangan, salah satunya tecermin dari harga beras di berbagai kota yang mulai melambat, bahkan di beberapa kota mulai mengalami penurunan.
Di sisi fiskal, peran APBN bersama APBD akan terus dioptimalkan sebagai shock absorber dalam merespons harga pangan yang masih tertekan, terutama dalam mempersiapkan masa liburan Natal dan Tahun Baru.
“Di tengah harga pangan yang masih mengalami tekanan, pemerintah terus berkomitmen untuk mengantisipasi gejolak harga melalui kebijakan dari hulu hingga hilir. Bantuan pangan beras terus disalurkan dalam rangka menjaga akses pangan masyarakat, terutama masyarakat miskin dan rentan,” jelasnya.