17 April 2023
18:27 WIB
Penulis: Sakti Wibawa
Editor: Fin Harini
JAKARTA – Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi mengatakan, hingga 15 April 2023, program bantuan pangan beras sudah tersalurkan sebanyak 111.492 ton beras. Penyaluran bantuan pangan tersebut serupakan salah satu langkah mitigasi menghadapi inflasi.
"Adapun tingkat inflasi Indonesia di bulan Maret 2023 sebesar 4,97% atau masuk ke dalam 20 besar negara dengan peringkat inflasi terendah dari 181 negara. Jadi kita harus lakukan langkah mitigasi agar tidak terjadi inflasi yang parah," katanya dalam keterangan resminya, Senin (17/4).
Dirinya melanjutkan, pada April ini Bapanas telah meluncurkan penyaluran Cadangan Beras Pemerintah (CBP) untuk bantuan pangan beras. Dia mengungkapkan, kegiatan bantuan pangan beras ini telah dimulai secara bertahap pada 31 Maret 2023.
Baca Juga: Bulog Mulai Salurkan Bansos Beras 10 Kg Per KPM
Melalui program tersebut Perum Bulog ditugaskan untuk menyalurkan bantuan beras kepada 21,3 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM). Masing-masing KPM akan mendapatkan 10 kg beras sebanyak 3 kali selama 3 bulan, yaitu Maret, April, Mei.
Per bulan, Bulog akan menyalurkan sebanyak 213.530 ton beras untuk program bansos beras selama bulan Maret, April dan Mei. Total beras yang didistribusikan mencapai 640.590 ton.
"Selain bantuan pangan, kita juga telah meluncurkan bantuan pangan daging ayam dan telur ayam untuk 1,4 juta Keluarga Risiko Stunting (KRS). Bantuan ini akan disalurkan selama tiga bulan ke depan mulai April, Mei, dan Juni 2023,"tuturnya.
Bantuan yang disalurkan sendiri terdiri dari daging ayam ukuran 1 ekor karkas sekitar 0,9-1,1 kg dan 1 tray telur ayam atau sebanyak 10 butir.
Untuk tahap awal sebelum Idulfitri, bantuan pangan akan disalurkan kepada 78 ribu KRS yang tersebar di Jawa Tengah, Jawa Timur, Banten, dan Jawa Barat.
"Secara keseluruhan, total bantuan akan didistribusikan di 7 provinsi dengan 3 provinsi lainnya yaitu Sumatra Utara, Nusa Tenggara Timur, dan Sulawesi Barat," ungkapnya.
Program penyaluran bantuan pangan beras serta telur dan daging ayam tersebut bertujuan untuk menjaga pasokan pangan masyarakat sekaligus menjaga stabilisasi harga pangan baik di tingkat hulu atau produsen maupun di tingkat konsumen.
"Program bantuan pangan ini diharapkan dapat menjaga pasokan pangan, memenuhi kebutuhan gizi masyarakat, sekaligus menjaga stabilitas harga dalam rangka pengendalian inflasi nasional," ujarnya.
Upaya mitigasi selanjutnya yang rutin dilakukan NFA untuk pengendalian inflasi, yaitu dengan terus menggencarkan Gerakan Pangan Murah (GPM) dan Fasilitasi Distribusi Pangan berkolaborasi dengan Pemda, BUMN Pangan dan Asosiasi Produsen Pangan.
Baca Juga: Penyaluran Bansos Beras Baru Terealisasi 35%
Sementara itu, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini mengatakan, BPS setiap tahun memantau secara umum pola penyumbang inflasi pada Hari Raya Idulfitri.
Sejak tahun 2020 hingga 2022 penyumbang andil inflasi pada hari raya Idul Fitri di komponen makanan seperti beras, daging ayam ras, telur ayam ras, daging sapi, cabai merah dan minyak goreng.