09 April 2021
20:53 WIB
JAKARTA – Kementerian Koperasi dan UKM siap menjalin sinergi aktif bersama Sound of Borobudur (SoB) dalam memberdayakan kebudayaan serta para pelaku usaha berbasis kebudayaan.
Melalui keterangan tertulisnya, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menyampaikan SoB merupakan intelectual property atau IP Borobudur yang bisa berperan membangun rasa bangga berbudaya dan berwirausaha berbasis kearifan lokal.
Menkop UKM juga menyampaikan gagasannya untuk mementaskan SoB pada acara Konferensi Tingkat Tinggi G20 (KTT G20) Tahun 2022, saat Indonesia menjadi tuan rumah.
"SoB merupakan sebuah IP potensial yang bisa menjadi simpul agregator UMKM di Borobudur. Saya pun mengusulkan agar SoB juga dapat mewujudkan format kelembagaan koperasi," ungkapnya di Jakarta, Jumat (9/4).
Teten menambahkan kelembagaan SoB dapat berperan sebagai pendampingan langsung ke masyarakat, mengkonsolidasikan aspek pembiayaan bagi pelaku usaha yang terlibat, dan rumah produksi bersama atau factory sharing.
Selain itu, SoB juga dapat berperan sebagai akses rantai pasok serta pasar produk artisan, akses pengadaan barang dan jasa pemerintah melalui LKPP dan BUMN melalui Padi UMKM, serta memoderasi seluruh mitra agregator dan pendamping UMKM.
Untuk itu, Menkop Teten mengajak pemangku kepentingan terkait, seperti Bank Indonesia, untuk menjadi pembina atau pendamping agar proses perjalanan dapat berkelanjutan dan berpeluang menjalin kemitraan dengan industri besar.
"Urgensi stakeholder seperti BI sangat tinggi untuk melakukan pembinaan berkelanjutan agar membuka peluang kemitraan dengan usaha kelas besar," jelas Teten Masduki.
Baca Juga:
Dalam kesempatan itu, Direktur Utama Smesco Indonesia Leonard Theosabrata turut bercerita bahwa dirinya pernah menjalin kolaborasi strategis dengan Disney yang dikenal emporium IP raksasa global pada 2017 silam.
Sinergi dengan Disney pada masa lampau, ungkapnya, menjadi kolaborasi strategis karena sebelum pandemi covid-19, Disneyland bisa mendatangkan lebih dari 18 juta orang setiap tahunnya.
"Ini menjadi referensi bentuk kolaborasi di bidang IP yang harapannya dapat dimotori oleh SoB," ucapnya.
Menurut Leonard, industri berbasis IP memungkinkan terjadinya kolaborasi lintas stakeholder dan lintas subsektor ekonomi kreatif.
"Seperti misalnya Disney itu bisa menjual merchandise dari gantungan kunci seharga 2 dolar Singapura, hingga istana mainan seharga 37.500 dolar Singapura," papar Leo. (Yoseph Krishna)