c

Selamat

Selasa, 18 November 2025

NASIONAL

30 November 2022

10:06 WIB

WHO Ubah 'Monkeypox' Jadi 'Mpox'

WHO sebut, ubah monkeypox jadi mpox untuk hindari rasialisme dan stigmatisasi.

Editor: Leo Wisnu Susapto

WHO Ubah 'Monkeypox' Jadi 'Mpox'
WHO Ubah 'Monkeypox' Jadi 'Mpox'
Ilustrasi monkeypox atau cacar monyet. Ist.

JENEWA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Senin mengganti nama penyakit monkeypox (cacar monyet) menjadi "mpox" karena khawatir dengan rasisme dan stigmatisasi.

Penamaan baru itu akan digunakan secara bersamaan dan nama lama secara bertahap akan dihapus, demikian pernyataan WHO seperti dikutip dari Antara, Rabu (30/11).

Masa transisi untuk adopsi nama baru itu bertujuan untuk mengurangi kekhawatiran seperti yang disampaikan para ahli. Mereka menilai, akan ada kebingungan yang disebabkan oleh perubahan nama di tengah wabah global yang sedang berlangsung.

"Ketika wabah cacar monyet meluas awal tahun ini, bahasa bernuansa rasis dan menstigmatisasi terpantau menyebar di dunia maya, di lingkungan lain dan di beberapa komunitas," demikian kutipan pernyataan organisasi dunia yang berkantor pusat di Jenewa, Swiss.

Menurut WHO, penyakit cacar monyet dinamai pada 1970 ketika kasus infeksi pertama pada manusia terkonfirmasi.

Virus penyebab penyakit itu pertama kali ditemukan pada monyet penangkaran di Denmark pada 1958.

Badan kesehatan PBB itu mengusulkan nama "mpox" mengikuti pedoman yang dirilis pada 2015 untuk meminimalkan efek negatif yang tidak perlu pada negara, ekonomi, dan masyarakat, saat menamai penyakit menular baru pada manusia.

Pedoman tersebut merekomendasikan untuk menghindari nama yang mengacu pada hewan, lokasi geografis dan kelompok etnis, seperti flu babi dan sindrom pernafasan Timur Tengah.

Nama penyakit harus terdiri dari istilah deskriptif generik berdasarkan gejala yang ditimbulkannya, urai WHO.

Badan dunia itu mencatat, Mpox mulai menyebar di luar Afrika tengah dan barat, yang menjadi tempat endemiknya pada Mei

Hingga Sabtu (26/11), sebanyak 81.107 kasus mpox dan 55 kematian akibat penyakit itu di 110 negara dan wilayah telah dilaporkan ke WHO pada tahun ini, terutama pada pria yang berhubungan seks dengan pria.

Meskipun masih belum pasti penyebab utamanya, hewan pengerat tampaknya menjadi pembawa alami virus tersebut, urai keterangan tertulis WHO.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar