13 Januari 2025
16:28 WIB
Ukur Dampak MBG Ke Penerima Manfaat, Pemerintah Siapkan Evaluasi
Sejauh ini, ada beberapa hal baik yang meningkat dari siswa-siswa penerima manfaat MBG. Antara lain konsentrasi mengikuti pelajaran, keinginan berpartisipasi, serta kehadiran di kelas
Siswa menyantap paket Makan Bergizi Gratis (MBG) di SDN Lengkong Gudang, Tangerang Selatan, Senin (13/1/2025). ANTARA/Livia Kristianti
JAKARTA - Juru Bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) Adita Irawati menyatakan, pemerintah bakal menyiapkan evaluasi khusus untuk mengukur dampak dari Program Makan Bergizi Gratis (MBG) bagi para penerima manfaat, seperti siswa di sekolah-sekolah. Pengukuran itu, kata Adita, akan dijalankan secara terstruktur dan sistematis, termasuk juga memasukkan kelompok yang sebelumnya telah menjalani MBG saat masa uji coba sebelum program itu dirilis secara resmi pada pekan lalu.
"Pasti akan ada evaluasi itu (dampak MBG terhadap penerima manfaat) ya, dari beberapa uji coba yang kami lakukan. Karena sebenarnya makan bergizi gratis sudah diujicobakan kan 10-11 bulan yang lalu," kata Adita di Tangerang Selatan, Banten, Senin (13/1).
Sejauh ini, lanjutnya, pemerintah telah menerima testimoni dari sekolah-sekolah yang menjadi lokasi uji coba Program MBG. Kebanyakan memberikan tanggapan positif, termasuk dari para pengajar.
Adita menyebutkan ada beberapa hal baik yang meningkat dari siswa-siswa penerima manfaat MBG. Antara lain konsentrasi mengikuti pelajaran, keinginan berpartisipasi, serta kehadiran di kelas.
"Jadi ada tiga sih nih. Partisipasi, absensi, konsentrasi. Itu menjadi lebih banyak. Tapi tetap kita nanti akan tentu evaluasi ya dari dampaknya. Karena kalau penyelenggaraannya kan sudah nih, output-nya sudah ada, tapi impact atau dampaknya kita akan evaluasi lagi," kata Adita.
Penyelenggaraan evaluasi untuk program MBG secara resmi itu, menurut Adita, akan dilakukan dalam kurun waktu satu hingga dua bulan ke depan, agar data yang didapatkan bisa lebih optimal.
Pada tahap awal Program MBG akan menyasar sekitar 3 juta penerima manfaat dalam tiga bulan pertama, dengan target meningkat menjadi 6 juta penerima pada tiga bulan berikutnya. Penerima manfaat meliputi anak-anak usia PAUD hingga SMA, balita, ibu hamil, dan ibu menyusui. Untuk mendukung pelaksanaan, sebanyak 937 dapur umum telah disiapkan.
Variasi Menu
Sementara itu, Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Republik Indonesia daerah pemilihan DKI Jakarta, Happy Farida Djarot meminta pemerintah untuk memberikan variasi menu pada program Makan Bergizi Gratis (MBG) bagi siswa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sampai SMA, khususnya di Jakarta Selatan (Jaksel).
"Pemberian hari ini mulai PAUD sampai SMA dan menunya ini sama, yang membedakan nilai kalorinya. Ini saya rasa, harus dievaluasi," kata istri mantan Gubernur DKI Jakarta itu, Happy Djarot usai menyaksikan program MBG oleh pemerintah pusat untuk anak sekolah di SDN Bangka 01 Pagi di Jakarta, Senin.
Dia mengatakan, gizi dan kalori yang terkandung dalam makanan juga harus diperhatikan sehingga jangan sampai ada anak yang mendapat reaksi alergi.
"Kadang-kadang anak-anak ini ada alergi. Kita juga harus evaluasi terus agar supaya program ini betul-betul memberikan gizi untuk anak-anak kita," jelasnya.
Kemudian, dia juga menyoroti adanya makan bergizi gratis ini juga menjadi tantangan sekolah dan orangtua untuk bisa mengenalkan pola hidup sehat. Dia berharap orangtua di rumah juga mampu mengedukasi anak-anaknya untuk menghindari mengonsumsi makanan instan maupun tidak sehat.
"Bahwa edukasi pemberian makan gratis ini tidak hanya pemerintah, tetapi orangtua juga harus berperan aktif," imbaunya.