29 Desember 2023
12:40 WIB
Editor: Leo Wisnu Susapto
JAKARTA - Universitas Gadjah Mada (UGM) buka suara terkait terbitnya Surat Edaran Dekan Fakultas Teknik UGM No. 2480112/UN1/FTK/I/KM/2023 tentang Larangan LGBT di Lingkungan Fakultas Teknik UGM. Sebelumnya, surat yang ditandatangani pada 1 Desember lalu itu viral dan menuai protes dari sebagian masyarakat.
"UGM berkomitmen untuk kaji kebijakan-kebijakan internal antara lain Surat Edaran Dekan Fakultas Teknik Nomor 2480112/UN1/FTK/I/KM/2023," ujar Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Pengajaran UGM, Wening Udasmoro, dalam keterangan di laman resmi UGM, Jumat (29/12).
Dia melanjutkan, kebijakan itu akan ditinjau ulang dan direvisi agar sesuai dengan kebijakan nasional dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Selain itu, dia mengatakan, UGM memiliki posisi tegas terkait edaran tersebut. Pertama, sebagai institusi pendidikan UGM bersandar pada nilai integritas, penghargaan pada keberagaman, penghormatan pada hak dan kebebasan dasar, non-diskriminasi, serta menjamin pelindungan pada kelompok rentan.
Hal ini sesuai amanat konstitusi dan berbagai undang-undang terkait hak asasi manusia.
Kedua, UGM bertekad menciptakan kampus yang aman, nyaman, kondusif, dan inklusif. Hal ini mengacu pada Permendikbudristek Nomor 30 tahun 2021 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual di Lingkungan Perguruan Tinggi (PPKS) dan Permendikbudristek Nomor 46 Tahun 2023 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan (PPKSP).
Secara internal, dia menyebutkan UGM juga memiliki kebijakan anti kekerasan. Misalnya, Peraturan Rektor Nomor 1 Tahun 2020 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual di Lingkungan UGM yang diperbarui dengan Peraturan Rektor Nomor 1 Tahun 2023 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual oleh Masyarakat UGM.
Ketiga, UGM memiliki rencana strategis yang menekankan UGM sebagai kampus inklusif yang mengemban nilai toleransi dan solidaritas sosial. Rencana strategis ini menjadi pijakan dalam mengelola proses pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
Terakhir, sampainya, UGM selalu berproses untuk memiliki tanggung jawab sosial dan mengembangkan budaya akademis yang mengedepankan dialog.
"Dialog untuk menjembatani beragam perbedaan secara konstruktif," tutup Wening.