c

Selamat

Jumat, 3 Mei 2024

NASIONAL

08 Desember 2021

08:04 WIB

Tim SAR Semeru Butuh Seminggu Cari Korban Hilang

Tim SAR Semeru masih mencari 22 korban hilang. Pencarian penuh kewaspadaan karena material vulkanik masih panas dan hujan di puncak Gunung Semeru yang berpotensi banjir lahar

Editor: Leo Wisnu Susapto

Tim SAR Semeru Butuh Seminggu Cari Korban Hilang
Tim SAR Semeru Butuh Seminggu Cari Korban Hilang
Posko yang didirikan BNPB, BPBD, Kementerian dan Lembaga untuk penanganan korban terdampak erupsi Gunung Semeru. (BPBD Provinsi Jawa TImur)

JAKARTA – Tim Pencarian dan Pertolongan (SAR) erupsi Gunung Semeru, menargetkan waktu pencarian korban selama satu minggu. Tim SAR gabungan di lokasi tersebut di bawah koordinasi Basarnas.

“Korban yang masih dinyatakan hilang berjumlah 22 orang,” sebut Komandan Pos Komando (Posko) Tanggap Darurat Bencana Dampak Awan Panas Guguran Gunung Semeru, Kolonel Inf Irwan Subekti pada konferensi pers, Selasa (7/12) atau hari keempat pasca bencana.

Irwan yang juga Danrem 083/Baladhika Jaya sampaikan, upaya pencarian difokuskan di Kampung Renteng, Desa Sumberwuluh dan wilayah Desa Curah Kobokan. Dalam operasi pencarian, dia mengatakan, tim gabungan memperhatikan aspek keamanan dan keselamatan di lapangan.

“Pencarian pagi hingga sore dengan memperhatikan cuaca di Lumajang. Hampir setiap hari, setiap sore rata-rata turun hujan. Upaya pencarian sangat dipengaruhi kondisi hujan di lapangan,” ujar Irfan seperti dikutip dari bnpb.go.id.

Upaya pencarian warga yang masih dinyatakan hilang akan mengoptimalkan kemampuan para personel di lapangan, yang juga dibantu dengan alat berat. Ia pun selalu mengingatkan kewaspadaan terhadap kondisi material vulkanik yang masih panas dan kondisi hujan di puncak gunung agar terhindar dari banjir lahar dingin.

Pada kesempatan itu, posko memprioritaskan pada operasi pencarian dan penanganan warga yang mengungsi. Terkait dengan penambang pasir yang hilang, tim SAR akan memastikan identitas korban yang saat ini masih dalam proses identifikasi. Dari jumlah korban meninggal sebanyak 34 orang, 10 di antaranya belum teridentifikasi.

Irwan juga menyebutkan, warga yang mengungsi berjumlah 4.250 jiwa, yang tersebar pada beberapa titik di Kabupaten Lumajang dan hanya ada satu titik, masing-masing di Kabupaten Malang dan Blitar. 

Berikut ini rincian distribusi penyintas di beberapa wilayah Kabupaten Lumajang. Jumlah warga mengungsi di Kecamatan Candipuro 1.733 jiwa, Pasirian 974, Tempeh 400, Pronojiwo 295, Lumajang 199, Pasrujambe 197, Sukodono 191, Sumbersuko 67, Jatiroto 56, Yosowilangun 28, Ranuyoso 26, Rowokangkung 16 dan Gucialit delapan orang.

Sementara itu, Bupati Lumajang, Thoriqul Haq menambahkan, pemerintah daerah berupaya untuk memberikan pelayanan kepada para penyintas secara optimal. Ia menyampaikan untuk penanganan jangka pendek, menengah dan panjang warga di tempat pengungsian, Pemkab Lumajang akan memindahkan warga yang mengungsi ke fasilitas-fasilitas pendidikan, seperti SD, SMP dan SMA di Lumajang. 

“Tempat pengungsian sekarang berada di beberapa fasiltias umum balai desa dan kecamatan, selanjutnya akan direlokasi ke sekolah. Saat ini kami sedang menginventarisasi sekolah SD, SMP dan SMA yang bisa digunakan sebagai tempat penampungan,” ujar Thoriqul. 

Proses relokasi pemukiman warga terdampak saat ini dalam proses identifikasi lokasi, yang diutamakan pada lahan-lahan milik pemerintah dan pemerintah daerah. 

Selanjutnya, Thoriqul Haq mengharapkan dukungan media untuk ikut mendorong semangat positif agar tercipta suasana kondusif untuk percepatan penanganan paska bencana. 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar