c

Selamat

Senin, 17 November 2025

NASIONAL

05 Agustus 2024

18:55 WIB

Terduga Teroris Di Batu Belajar Rakit Bom Dari Medsos

Terduga teroris berusia 19 tahun di Batu, Malang, Jawa Timur didapati polisi belajar merakit bom melalui media sosial, karena hal ini bom pernah meledak di dalam kamarnya

Penulis: James Fernando

Editor: Nofanolo Zagoto

<p>Terduga Teroris Di Batu Belajar Rakit Bom Dari Medsos</p>
<p>Terduga Teroris Di Batu Belajar Rakit Bom Dari Medsos</p>

Ilustrasi terorisme. Shutterstock/dok

JAKARTA – Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri terus melakukan pengembangan terkait penangkapan HOK (19), terduga teroris kelompok Daulah Islamiyah di wilayah Batu, Malang, Jawa Timur, beberapa waktu lalu.

Juru Bicara Densus 88, Komisaris Besar Aswin Siregar mengatakan, dari pengembangan yang dilakukan, tim Densus 88 menemukan, HOK mengikuti dua channel media sosial (medsos). Channel media sosial itu berisikan tentang doktrin yang menyatakan pemerintah Indonesia tidak menerapkan hukum Islam karena itu harus diperangi.

Di channel media sosial itu juga, polisi menemukan adanya tutorial perakitan bom. Bahkan, media sosial itu juga mempertontonkan soal pelatihan perang oleh Daulah Islamiyah yang terafiliasi dengan kelompok ISIS.

“Kami mengingatkan kepada masyarakat, keterlibatan HOK ini berasal dari media sosial. Kemudian ada juga pengawasan yang kurang dari pihak keluarga terhadap yang bersangkutan, sehingga memicu peluang besar terhadap yang bersangkutan,” kata Aswin, di Mabes Polri, Senin (5/8).

Pada April-Mei 2024, HOK mulai membeli sejumlah bahan untuk membuat bom. Dia pun mulai merakit bom hingga meledak di dalam kamarnya. Pembuatan bom ini tak terlepas dari pengaruh media sosial itu. Karena media sosial itulah HOK berniat untuk merakit bom dan meledakkan dirinya.

"Tapi saat orang tuanya bertanya apa yang meledak, HOK ini menjawab dia lagi main petasan di dalam kamar. Apalagi, kamar HOK selalu tertutup dan keluarganya dilarang untuk masuk," lanjut Aswin.

Lama-kelamaan, orang tua HOK akhirnya mengetahui kegiatan anaknya mulai mengarah pada terorisme setelah simpatisan Daulah Islamiyah ini membeli 20 liter zat kimia pada Mei 2024. Orang tuanya pun meminta HOK menghentikan kegiatannya karena sudah mengarah pada tindak terorisme.

"Kami sudah periksa orang tuanya dan sudah dikembalikan karena tidak terlibat dengan jaringan terorisme," papar Aswin.

Awal mula HOK menjadi radikal, yakni saat bergabung ke dalam grup paham radikal pada November 2023. Di sana, dia berinteraksi dengan seseorang di media sosial tersebut. HOK lantas diajak untuk bergabung dan masuk ke dalam grup berbayar.

Gayung bersambut. HOK pun menerima tawaran itu dan mulai bergabung ke dalam grup berbayar tersebut. Di grup itu, HOK menonton banyak video terkait propaganda ISIS. Mulai dari eksekusi, perang ISIS dan aktivitas kelompok radikal ini lainnya.

Sampai saat ini, penyidik Densus 88 masih melakukan profiling jaringan media sosial yang diikuti HOK ini. Densus 88 berupaya untuk menghentikan penyebaran paham radikal di media sosial.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar