c

Selamat

Senin, 17 November 2025

NASIONAL

02 Januari 2025

11:49 WIB

Semeru Kembali Erupsi Beberapa Kali Dengan Tinggi Letusan Hingga 1.200 Meter

Gunung Semeru masih berstatus waspada, sehingga Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memberikan sejumlah rekomendasi dan larangan

<p>Semeru Kembali Erupsi Beberapa Kali Dengan Tinggi Letusan Hingga 1.200 Meter</p>
<p>Semeru Kembali Erupsi Beberapa Kali Dengan Tinggi Letusan Hingga 1.200 Meter</p>

Ilustrasi Gunung Semeru tampak mengeluarkan letusan. ANTARA FOTO/Cucuk Donartono

LUMAJANG - Gunung Semeru yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur erupsi beberapa kali dengan tinggi letusan 500 hingga 1.200 meter di atas puncak, Kamis (2/1) pagi. Erupsi pertama terjadi pada pukul 00.57 WIB dan visual letusan tidak teramati, namun erupsi itu terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 128 detik.

Kemudian erupsi kedua terjadi pada pukul 02.41 WIB dan visual letusan tidak teramati, namun erupsi itu terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 157 detik.

Gunung Semeru kembali erupsi pada pukul 05.05 WIB dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 500 meter di atas puncak dan kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat daya. Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 120 detik.

"Pada pukul 07.57 WIB, Gunung Semeru kembali erupsi dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 500 meter di atas puncak dan kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah barat daya," kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Liswanto dalam laporan tertulis yang diterima di Lumajang.

Selang hampir satu jam, gunung tertinggi di Pulau Jawa itu kembali erupsi pada pukul 08.51 WIB dengan tinggi kolom abu teramati sekitar 1.200 meter di atas puncak atau 4.876 meter di atas permukaan laut (mdpl).

"Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah utara. Saat laporan itu dibuat, erupsi masih berlangsung," tuturnya.

Gunung Semeru kembali erupsi pada pukul 10.02 WIB dengan visual letusan tidak teramati dan saat laporan itu dibuat, erupsi masih berlangsung.

Liswanto mengatakan, Gunung Semeru masih berstatus waspada, sehingga Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memberikan sejumlah rekomendasi. 

Di antaranya, masyarakat dilarang melakukan aktivitas apa pun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh delapan kilometer dari puncak (pusat erupsi).

Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak boleh melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan, karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 kilometer dari puncak.

"Masyarakat juga tidak boleh beraktivitas dalam radius 3 kilometer dari kawah/puncak Gunung Semeru, karena rawan terhadap bahaya lontaran batu pijar," ucapnya.

Selain itu, masyarakat perlu mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar hujan di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru. Terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar di sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.

Penutupan Jalur Pendakian
Sebelumnya, Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) memutuskan menutup sementara waktu jalur pendakian Gunung Semeru pada 2-16 Januari 2025, karena mempertimbangkan kondisi cuaca ekstrem yang berpotensi terjadi pada awal 2025.

"Berdasarkan pertimbangan kondisi cuaca ekstrem pada awal tahun 2025 Balai Besar TNBTS menutup sementara jalur pendakian Semeru pada 2-16 Januari 2025," kata Kepala Balai Besar TNBTS Rudijanta Tjahja Nugraja di Kota Malang, Senin (30/12/2024).

Penutupan sementara waktu jalur pendakian Gunung Semeru secara resmi diumumkan oleh Balai Besar TNBTS melalui Surat Pengumuman Nomor: PG.12/T.8/TU/KSA.5.1/B/12/2024. Dia menjelaskan, langkah untuk kembali menutup jalur pendakian Gunung Semeru merupakan hasil evaluasi lapangan.

Aktivitas keberangkatan pendakian paling akhir dilakukan pada 31 Desember 2024 dan kepulangan terakhir di 1 Januari 2025. 

"Keputusan ini dilakukan sebagai langkah antisipasi untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, memastikan keselamatan dan kenyamanan pengunjung," ujarnya.

Rudi berharap seluruh masyarakat bisa memahami alasan di balik keputusan yang telah diambil oleh pihaknya. "Kami berharap seluruh calon pengunjung mematuhi pengumuman ini dan tidak melakukan aktivitas pendakian secara ilegal," ucap dia.

Terpisah, Kepala Bagian Tata Usaha Balai Besar TNBTS Septi Eka Wardhani memastikan, di tanggal 2-16 September tidak ada satu pun masyarakat yang melakukan pembelian tiket masuk jalur pendakian Gunung Semeru. "(Tiket pendakian Gunung Semeru) belum ada yang memesan," ujarnya.

Sebagaimana yang diketahui, jalur pendakian Gunung Semeru sempat ditutup selama lima tahun, sebelum pada akhirnya dibuka kembali oleh Balai Besar TNBTS per 23 Desember 2024.

Pembukaan jalur pendakian itu diumumkan langsung oleh Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni, pada Selasa (24/12). Keputusan tersebut juga terlebih dahulu dikoordinasikan dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).

Adapun batas pendakian yang diterapkan, yakni hanya sampai kawasan Ranu Kumbolo. Selain itu, para kuota harian yang disediakan hanya 200 pendaki dan wajib didampingi oleh Persatuan Pemandu Gunung Semeru Terdaftar (PPGST).


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar