23 September 2025
08:44 WIB
Sekolah Rakyat Pastikan Takkan Keluarkan Siswa Bermasalah
Siswa bermasalah pasti tak dikeluarkan dari Sekolah Rakyat. Kemensos langsung rehabilitasi mereka untuk punya karakter baik.
Editor: Leo Wisnu Susapto
Mensos Saifullah Yusuf berdialog dengan orang tua dan siswa Sekolah Rakyat tahap 1C ini berlokasi di Balai Latihan Kerja (BLK) Provinsi Kalimantan Selatan, Senin (22/9/2025). Humas Kemensos.
BANJARBARU - Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf memastikan, Sekolah Rakyat tidak akan mengeluarkan siswa nakal atau bermasalah, melainkan dibina secara berkelanjutan.
“Tidak boleh ada siswa Sekolah Rakyat yang dikeluarkan. Kalau nakal atau ada masalah, petugas akan memberikan pembinaan khusus,” kata Mensos Saifullah Yusuf di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Senin (22/9) dikutip dari Antara.
Mensos memastikan, jika di kemudian hari salah satu siswa memengaruhi siswa lain karena karakter yang nakal dan menimbulkan masalah, maka Kementerian Sosial (Kemensos) memiliki tempat rehabilitasi khusus untuk pembinaan. Bila perlu, ada pendampingan medis, psikolog, atau rehabilitasi sosial.
Mensos mengungkapkan sejak Sekolah Rakyat digulirkan pada Juli 2025, Kemensos telah menemukan berbagai kenakalan karakter anak-anak di beberapa tempat. Kemensos akan melakukan pembinaan sementara hingga siswa benar-benar siap mengikuti kembali Sekolah Rakyat.
Mensos yakin, persoalan itu hanya di awal saja karena para siswa masih membutuhkan proses adaptasi dan penyesuaian di lingkungan baru.
Baca juga: Prabowo Targetkan 500 Sekolah Rakyat
Dia menegaskan, Sekolah Rakyat adalah untuk mereka yang selama ini terpinggirkan dari fasilitas pendidikan. Oleh karena itu, Mensos menekankan seluruh jajaran agar tidak ada yang menitip lewat orang dalam maupun lewat pejabat.
Dari sekitar 16.000 siswa Sekolah Rakyat pada tahun anggaran 2025, Mensos memastikan seluruhnya mendapatkan fasilitas Cek Kesehatan Gratis (CKG) sebelum memulai aktivitas sekolah.
Dia mengatakan, 52% di antara total 7.409 siswa Sekolah Rakyat yang telah menjalani program CKG, membutuhkan pemeriksaan kesehatan lebih lanjut di puskesmas.
Ia menyebutkan beberapa penyakit yang perlu penanganan dengan rujukan dari hasil CKG, yakni gigi karies 3.632 siswa, tingkat kebugaran kurang (2.485), anemia (1.396), kotoran telinga menumpuk (1.319), dan kurang gizi (1.207).
Selain itu, overweight (863), obesitas (299), gizi buruk (189), risiko kesehatan reproduksi (866), gangguan penglihatan (703), prehipertensi (613), hipertensi (465), risiko kesehatan jiwa dengan cemas (423), risiko kesehatan jiwa dengan depresi (384), risiko TBC (124), prediabetes (332), risiko hepatitis kategori B (71), dan risiko hepatitis kategori C (58).
Ia memastikan seluruh siswa yang mengalami permasalahan kesehatan tetap diterima sebagai siswa Sekolah Rakyat.
“Mereka yang mengalami sakit setelah pemeriksaan CKG akan segera disembuhkan sebelum aktif mengikuti proses pembelajaran,” ujar Mensos.