c

Selamat

Senin, 17 November 2025

NASIONAL

20 Agustus 2025

11:13 WIB

Sebanyak 20 Persen Penghuni LP Dan Rutan Dikerahkan Dukung Ketahanan Pangan

Sebanyak 20 persen penghuni LP dan rutan di Babel, berjumlah 2.924 orang dilatih menanam berbagai tanaman pangan dan beternak unggas.

Editor: Rikando Somba

<p>Sebanyak 20 Persen Penghuni LP Dan Rutan Dikerahkan Dukung Ketahanan Pangan</p>
<p>Sebanyak 20 Persen Penghuni LP Dan Rutan Dikerahkan Dukung Ketahanan Pangan</p>

Ilustrasi warga binaan pemasyarakatan sedang melakukan kegiatan penanaman di area perkebunan sebuah Lembaga Pemasyarakat (Lapas) . ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin

PANGKALPINANG - Kanwil Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjenpas) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) mengintensifkan program ketahanan pangan di seluruh lembaga permasyarakatan (LP) dan rumah tahanan (rutan), guna mendukung program Astacita Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto. 

Sebanyak 20% dari penghuni lapas dan rutan kini dikerahkan menanam berbagai tanaman pangan, dan beternak unggas. 

"Saat ini 20 persen dari total warga binaan di seluruh lapas dan rutan sudah menjalani pembinaan program ketahanan pangan ini," kata Kepala Kanwil Ditjenpas Kepulauan Babel Herman Sawiran di Pangkalpinang, Rabu (20/8).

Herman menjelaskan, saat ini jumlah warga binaan penghuni di 10 unit lapas, LPKA, Bapas, rupbasan dan rutan se-Kepulauan Bangka Belitung ada 2.924 orang warga binaan atau mereka yang menghuni lapas dan rutan, dengan rincian pria sebanyak 2.763 orang dan wanita sebanyak 161 orang dibina untuk bisa menanam berbagai tanaman pangan dan beternak unggas di dalam lapas.

Selain pembinaan tanaman pangan ini, para warga binaan ini juga dibina dan dilatih untuk bisa melakukan ketrampilan lain, seperti servis sepeda motor, las fabrikasi, tata boga. Tujuannya agar setelah bebas nanti mereka memiliki keterampilan dan tidak melakukan tindak pidana.

"Ini semua kita laksanakan di lapas dan ini sesuai aturan dari pusat," katanya.

Diuraikan juga oleh Kepala Lapas Narkotika Kelas II A Pangkalpinang Maman Hermawan pembinaan ketahanan pangan ini seperti menanam berbagai tanaman sayur mayur ini tidak hanya berkontribusi dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional, tetapi juga menjadi sarana pembinaan keterampilan dan kemandirian bagi warga binaan sebagai bekal hidup setelah selesai menjalani hjukuman.

"Saat ini, kita melaksanakan tanaman sayur sistem hidroponik dan ini adalah bagian dari upaya kami dalam menciptakan warga binaan yang produktif dan juga sebagai kegiatan pembinaan bagi warga binaan," katanya.


Kini, program budidaya tanaman pangan hidroponik ini akan terus dikembangkan dengan diversifikasi jenis tanaman serta peningkatan kapasitas produksi, guna memperkuat peran lapas sebagai lembaga yang tidak hanya menjalankan fungsi pengamanan, tetapi juga pemberdayaan dan reintegrasi sosial.

"Kegiatan ini tentunya menjadi bentuk nyata kontribusi lapas dalam membangun sistem pemasyarakatan yang produktif, humanis, dan berkelanjutan dan diharapkan warga binaan mampu mengembangkan potensi diri dan memiliki keterampilan yang dapat diterapkan di masyarakat nantinya," katanya, dikutip dari Antara.

Kelola UMKM
Semangat sama digelorakan juga di Rumah Tahanan Kelas II B Lubuk Sikaping, Kabupaten Pasaman, Sumatera Bara yang bersinergi dengan penyuluh perikanan melakukan pengolahan ikan nila menjadi produk ikan salai (nila asap).

Kegiatan tersebut, kata Resman, dilaksanakan oleh para WBP dengan pendampingan langsung dari Penyuluh Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Kabupaten Pasaman.

Kepala Rutan Kelas IIB Lubuk Sikaping Resman Hanafi di Lubuk Sikaping, Pasaman, Minggu, mengatakan pengolahan ikan nila menjadi ikan salai tidak hanya memberi pengalaman baru bagi WBP, tapi juga mendukung program ketahanan pangan pemerintah dan pemberdayaan warga binaan.

"Kami terus menunjukkan komitmen dalam mendukung pemberdayaan Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) melalui kegiatan pengolahan hasil budidaya ikan nila menjadi produk olahan ikan salai (ikan asap). Kegiatan ini berlangsung di kolam dan area pengolahan lapas bersama penyuluh," jelas Resman Hanafi.

Baca juga: Kejagung Ubah Tanah Sitaan Jadi Lahan Pertanian

Proses pengolahan yang dilakukan meliputi tahapan pembersihan ikan, penggaraman, hingga pembuatan bumbu salai. "Warga binaan dilatih proses pengasapan ikan menggunakan alat drum modifikasi yang menghasilkan produk ikan salai (nila asap) berkualitas tinggi," katanya.

Dengan pendampingan tenaga ahli dari KKP, produk yang dihasilkan kini memiliki standar lebih higienis. "Produk ikan basah jadi lebih bernilai jual dan siap bersaing sebagai salah satu produk UMKM unggulan Rutan Lubuk Sikaping," katanya.

Baca juga: Kapasitas Lapas Dan Rutan 146 Ribu Orang, Jumlah Napi 276 Ribu

Dari kegiatan usaha ini, WBP diharapkan dapat memperoleh keterampilan praktis yang bisa menjadi bekal kemandirian ekonomi setelah bebas nantinya. Ke depan, pihak Rutan merancangkan akan membuat brand khusus agar lebih bagus dan siap meluncur ke pasaran


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar