c

Selamat

Rabu, 5 November 2025

NASIONAL

19 September 2025

21:00 WIB

Satgas PKH Kuasai Kembali 7.150 Ha Lahan Taman Nasional Tesso Nilo

Lahan yang dikuasai kembali Satgas PKH di TN Tesso Nilo dikelola warga untuk dikembalikan menjadi kawasan hutan.

Editor: Leo Wisnu Susapto

<p>Satgas PKH Kuasai Kembali 7.150 Ha Lahan Taman Nasional Tesso Nilo</p>
<p>Satgas PKH Kuasai Kembali 7.150 Ha Lahan Taman Nasional Tesso Nilo</p>

Satuan Tugas Penertiban Kawasan Hutan (Satgas PKH) menertibkan lahan di kawasan Hutan Konservasi Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN), Riau, Selasa (10/6/2025). ANTARA/HO-Kejaksaan Agung RI

PEKANBARU - Satuan Tugas Penertiban Kawasan Hutan (Satgas PKH) telah menguasai seluas 7.150 hektare (ha) lahan yang diduduki masyarakat di Kawasan Taman Nasional Tesso Nilo, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau, untuk dipulihkan kembali menjadi hutan (reforestasi).

Komandan Satgas Garuda PKH, Mayjend Dody Triwinarto menyebutkan, lahan itu berasal dari kebun sawit kelompok masyarakat, kelompok tani dan perorangan yang menyerahkan secara sukarela ke negara melalui Satgas PKH.

"Kita sudah laksanakan reforestasi selama ini lebih dari 7.150 ha yang sudah menyerahkan lahannya dalam TNTN secara sukarela untuk deforestasi atau dipulihkan kembali," katanya di Pekanbaru, Jumat (19/9) dikutip dari Antara.

Dia menyampaikan luas konsesi dalam TNTN sekitar 81 ribu ha dan yang telah digarap masyarakat sekitar 61 ribu ha. Dengan begitu, hutan primer yang tertinggal sekarang tidak lebih dari 20 ribu ha.

Dalam kawasan TNTN, lanjutnya, maksimal ada tujuh ribu kepala keluarga dengan segala klasifikasinya. Ada yang punya orang digarap pekerja, petani dengan luas 2-5 ha hingga punya oknum cukong dengan luas 20-100 ha.

Baca juga: Satgas PKH Menguasai Kembali 321 Ha Tambang Ilegal   

Sekarang masih berlanjut pendataan itu, data awal yang sudah diverifikasi kurang lebih 5.700 kepala keluarga dan maksimal tujuh ribu KK dengan konsesi 80.980 ribu ha. Masyarakat dan kebunnya kita cari lahan pengganti dengan mencari solusi terbaik," ungkap dia.

Menurut dia, ada juga di sekitar TNTN hutan tanaman industri yang dikelola perusahaan kehutanan yang seharusnya fungsinya untuk hutan keras, tapi digunakan untuk sawit. Hal ini coba diupayakan sebagai lahan pengganti masyarakat di Kawasan TNTN.

"Ini untuk masyarakat khususnya petani yang benar benar punya dua ha dan maksimal lima ha bagaimana mereka tetap bisa hidup, negara hadir untuk menyelesaikan masalah itu," papar dia.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar