c

Selamat

Rabu, 5 November 2025

NASIONAL

15 Agustus 2025

11:50 WIB

Puan Nilai Sistem Pemilu Penuh Buah Tangan

Puan menyebut sistem pemilu belum mendukung kedaulatan rakyat karena ada campur tangan dan buah tangan

Penulis: Gisesya Ranggawari

Editor: Leo Wisnu Susapto

<p>Puan Nilai Sistem Pemilu Penuh Buah Tangan</p>
<p>Puan Nilai Sistem Pemilu Penuh Buah Tangan</p>

Ketua MPR Ahmad Muzani (kiri) Ketua DPR Puan Maharani (kedua kanan) dan Ketua DPD Sultan Bachtiar Najamudin (kanan)  pada Sdang Tahunan MPR/DPR 2025 di Senayan, Jakarta (15/8/2025). ANTARAFOTO/Rivan Awal Lingga/app.

JAKARTA - Ketua DPR, Puan Maharani, mengkritik sistem pemilihan umum (pemilu) saat ini yang belum mendukung kedaulatan rakyat secara nyata, karena masih dipengaruhi campur tangan dan buah tangan.

"Saat ini, demokrasi dalam pemilu kita, selain ditentukan oleh garis tangan, juga sering dipengaruhi oleh campur tangan dan buah tangan," kata Puan dalam pidato Sidang Tahunan MPR/DPR 2025 di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (15/8).

Dia menyinggung, semua manusia memiliki garis tangan atau nasib dan kesempatan yang diberikan oleh Tuhan Yang Mahaesa. Tetapi, tidak semua manusia memiliki kemampuan yang sama untuk ikut campur tangan dan memberikan buah tangan dalam menentukan arah demokrasi.

"Inilah kritik sekaligus otokritik terhadap demokrasi dalam pemilu kita. Kita harus terus memperbaiki dan menyempurnakannya," ucap Puan.

"Sebab, demokrasi yang kita cita-citakan bukanlah demokrasi campur tangan dan buah tangan, tetapi demokrasi yang memberi kesempatan setara bagi semua warga negara," imbuh Puan.

Baca juga: Putusan MK Titik Perbaikan Sistem Pemilu  

Dia menjelaskan, demokrasi menempatkan musyawarah sebagai proses utama, dan hikmat kebijaksanaan sebagai sumber pikiran dan nurani dalam setiap pengambilan keputusan, sehingga membawa kebaikan bagi seluruh rakyat, dan tidak meninggalkan siapa pun di belakang.

Dalam sistem demokrasi Indonesia, sebagaimana diamanatkan oleh konstitusi, partai politik memegang peran strategis dalam membentuk perwakilan rakyat. Menurut Puan, partai politik bukan sekadar kendaraan menuju kekuasaan, tetapi jembatan antara rakyat dan negara.

"Dari partailah wakil rakyat dilahirkan. Dari partailah presiden dan kepala daerah diusung," ungkap dia.

Oleh karena itu, partai politik dinilai memikul tanggung jawab besar sebagai sokoguru kedaulatan rakyat. Partai politik bukan hanya struktur organisasi, melainkan institusi perjuangan yang seharusnya berdiri tegak di atas nilai, integritas, dan kepercayaan rakyat. 

Sebab, partai politik tanpa nilai perjuangan akan membawa kekuasaan kehilangan arah dan makna bagi rakyat. Namun, keberhasilan partai politik dalam menjalankan perannya sangat bergantung pada sistem yang menjadi wadahnya. 

"Sebaik apa pun visi dan integritas partai politik jika sistem politik khususnya sistem pemilu, tidak mendukung terwujudnya kedaulatan rakyat secara nyata, maka suara rakyat berisiko terdistorsi," beber Puan.

"Sistem pemilu kita, sebagai sarana utama membentuk perwakilan, memang belum sepenuhnya sempurna," tutur dia. 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar