c

Selamat

Sabtu, 20 April 2024

NASIONAL

14 Juni 2022

12:14 WIB

Presiden Ingatkan Lagi Ancaman Krisis Bagi Indonesia

Dunia tengah hadapi krisi pangan, energi, dan ancaman kenaikan inflasi yang harus diantisipasi.

Editor: Leo Wisnu Susapto

Presiden Ingatkan Lagi Ancaman Krisis Bagi Indonesia
Presiden Ingatkan Lagi Ancaman Krisis Bagi Indonesia
Ilustrasi-Petani tengah menanam padi di sawah. ANTARA.

JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan semua pihak akan segenap jajaran pemerintah baik pusat maupun daerah untuk menyiapkan diri atas ancaman krisis pangan, krisis energi, maupun kenaikan inflasi yang membayangi semua negara seperti sudah ia sampaikan berkali-kali.

"Pangan, harus betul-betul disiapkan betul. Energi harus betul-betul dikalkulasi betul. Karena, separuh dari energi kita impor. Dan kita ini negara besar, pangannya juga butuh pangan yang besar. Energinya juga butuh energi yang besar, baik untuk kendaraan, industri, rumah tangga, dan lain-lainnya," kata Presiden saat memberikan sambutan dalam Rapat Koordinasi Pengawasan Intern Pemerintah Tahun 2022 di Istana Negara, Jakarta, Selasa (14/6).

Presiden mengingatkan, ancaman krisis pangan bisa ditangkap sebagai sebuah peluang. Mengingat, keberadaan lahan yang masih belum dimanfaatkan dan belum produktif di Tanah Air.

Di sisi lain, Presiden Jokowi meneruskan proyeksi dari Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional (IMF) yang memperkirakan 60 negara akan mengalami keambrukan ekonomi, dampak berbagai ancaman ketidakpastian global. Sebanyak 40 negara di antaranya hampir bisa dipastikan bakal mengalami hal itu.

Oleh karena itu Presiden meminta jajaran pemerintah untuk bersikap penuh kepekaan dan sense of crisis.

Salah satunya, menurut Presiden, dengan memastikan bahwa belanja pemerintah baik di tingkat pusat maupun daerah harus meliputi tiga hal penting. Yakni, menciptakan nilai tambah, membangkitkan pertumbuhan ekonomi dalam negeri, dan efisien.

"Jangan sampai kita ini memiliki APBN Rp2.714 triliun, APBD Rp1.197 triliun, belinya produk impor seperti yang tadi disampaikan Pak Kepala BPKP, bukan produk dalam negeri, sedih," sambung Jokowi seperti dikutip dari Antara.

Presiden berpesan agar Rakornas Pengawasan Intern Tahun 2022 melanjutkan semangat untuk mengawal aksi afirmasi pembelian produk dalam negeri.

"Saya minta APIP, BPKP, mengawal serius program ini. Harus berhasil. Belanja produk dalam negeri haru berhasil," sambung presiden.

Dalam laporannya, Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Muhammad Yusuf Ateh menyampaikan, hingga triwulan I 2022 e-katalog masih didominasi produk impor. Baik, secara produk tayang maupun realisasi transaksi.

Namun, hal itu berangsur membaik seiring dikeluarkannya Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 2 Tahun 2022 tentang Percepatan Peningkatan Produk Dalam Negeri dan Produk Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Koperasi dalam rangka Menyukseskan Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia pada Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.

Menurut Ateh per 13 Juni 2022, untuk pertama kalinya, produk dalam negeri menyaingi produk impor dalam hal produk tayang di e-katalog dan jumlah transaksi.

"Hasil validasi kami menunjukkan komitmen penyerapan produk lokal senilai Rp722,88 triliun, sedangkan realisasi belanja produk dalam negeri telah mencapai Rp180,72 triliun atau 45,18% dari target Rp400 triliun," lanjut Ateh.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar