31 Oktober 2025
09:19 WIB
Pramono Minta Transjakarta Benahi Alat Transaksi Elektronik
Alat pemindai transaksi elektronik di bus Transjakarta dikeluhkan warga dan Gubernur Pramono sering eror dan transaksi dua kali.
Editor: Leo Wisnu Susapto
Sejumlah penumpang memindai kartu uang elektronik sebelum menaiki bus TransJakarta di halte Bundaran HI, Jakarta (30/10/25). Validnews/Hasta Adhistra.
JAKARTA - Gubernur Daerah Khusus Jakarta, Pramono Anung Wibowo meminta Transjakarta memperbaiki alat pemindai untuk penumpang membayar tiket secara elektronik karena sering eror. Permintaan Gubernur Jakarta ini menyusul banyaknya keluhan masyarakat pada alat baik itu lambat memindai maupun menarik tarif lebih dari satu kali.
“Saya sendiri juga mengeluhkan hal yang sama. 'Taping'-nya seringkali tidak berjalan dengan baik dan untuk itu saya sudah meminta kepada Transjakarta untuk memperbaiki,” kata Pramono saat dijumpai di Balai Kota, Kamis (30/10) dikutip dari Antara.
Tak hanya Transjakarta, Pramono juga meminta kepada jajaran Mass Rapid Transit (MRT) untuk memperbaiki mesin tempel untuk masuk dan keluar penumpang di stasiun sarana transportasi milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta ini.
Baca juga: Pramono Janji Kenaikan Tarif Transjakarta Tak memberatkan Masyarakat
Bahkan Pramono berharap, nantinya alat penempelan untuk masuk dan keluar di transportasi publik Jakarta dapat memindai dengan lebih cepat seperti di luar negeri.
“Saya berpikir, saya berharap seperti di kota-kota besar dunia sambil lari, begini (melakukan tap kartu) saja sudah bisa 'nge-tap',” jelas Pramono.
Adapun dilihat dari akun media sosial resmi Pramono Anung, isu terkait kenaikan tarif Transjakarta banyak menarik perhatian publik.
Dilihat dari kolom komentarnya, warganet rata-rata setuju dengan kenaikan tarif Transjakarta mengingat tarif kendaraan umum tersebut belum pernah mengalami kenaikan sejak 20 tahun lalu.
Kendati demikian, banyak warganet juga meminta kenaikan tarif tersebut juga diiringi dengan perbaikan layanan dari Transjakarta.
Hal itu seperti meningkatkan keamanan dan keselamatan (safety) agar tak terjadi kecelakaan, hingga memperbaiki mesin pindai masuk dan keluar agar tak menyedot tarif dua kali.
Sebelumnya, Pramono mengaku, dirinya terus mengamati pendapat-pendapat masyarakat di media sosialnya. Bahkan, ia pun mempertimbangkan usulan warganet terkait perkiraan kenaikan tarif Transjakarta mulai dari Rp5.000 hingga Rp7.000.
“Saya juga mendengar rata-rata mereka (masyarakat) mengusulkan, di media (sosial) saya itu antara Rp5.000 sampai Rp7.000. Tetapi kami akan memutuskan sesuai dengan nanti apa yang menjadi kemampuan masyarakat,” ujar Pramono.