30 November 2024
14:27 WIB
Praktikno Tekankan Pentingnya Data Dalam Penanganan Stunting
Menko PMK Praktikno berkata, semua data terkait stunting dapat dikumpulkan melalui pemeriksaan status gizi secara individu, seperti pengukuran tinggi badan dan berat badan anak secara teratur
Penulis: Oktarina Paramitha Sandy
Editor: Nofanolo Zagoto
Petugas mengukur lingkar kepala balita saat pelaksanaan pengukuran dan intervensi serentak penurunan stunting. AntaraFoto/Fakhri Hermansyah
JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Pratikno mengungkapkan pentingnya data untuk pendekatan presisi dalam penanganan stunting di Indonesia.
Menurutnya, pemetaan masalah dan intervensi berbasis data akan menghasilkan kebijakan yang akurat dan tepat sasaran, atau yang disebutnya sebagai precision stunting policy.
“Data adalah kunci, tetapi pengolahan data, baik data masalah maupun data intervensi, itulah yang menjadi inti dari kebijakan presisi untuk mempercepat penanganan stunting di Indonesia,” ujar Pratikno dalam keterangan yang diterima, Sabtu (30/1).
Pratikno menjelaskan, pendekatan presisi dalam penanganan stunting merujuk pada upaya untuk menangani masalah stunting secara lebih tepat dan sesuai dengan kebutuhan spesifik individu atau kelompok sasaran.
Pendekatan ini berupaya untuk memastikan bahwa setiap intervensi dilakukan dengan cara yang terarah dan sesuai dengan kondisi lokal dan karakteristik sasaran, untuk menghasilkan dampak yang lebih efektif dan efisien.
Semua data dapat dikumpulkan dengan melakukan pemeriksaan status gizi secara individu, seperti pengukuran tinggi badan dan berat badan anak secara teratur. Hal ini juga dapat membantu mendeteksi mendeteksi stunting sejak dini dan memberikan intervensi yang tepat pada waktu yang tepat.
“Pengelolaan data ini juga semakin efektif karena menggunakan teknologi sehingga dapat membantu memetakan daerah-daerah dengan prevalensi stunting tinggi dan memonitor perkembangan intervensi secara real-time,” ujar Pratikno.
Dengan menggunakan pendekatan ini juga akan memungkinkan alokasi sumber daya yang lebih tepat untuk intervensi stunting. Hal ini akan membantu untuk menghindari pemborosan, dan memastikan bahwa bantuan dan intervensi sampai ke yang benar-benar membutuhkan.
Pratikno pun membandingkan pendekatan presisi dalam kebijakan dengan konsep precision medicine dan precision nutrition yang berkembang di dunia kedokteran. Meski memiliki kesamaan, pendekatan presisi dalam kebijakan lebih bersifat kolektif dan makro, sementara precision medicine dan precision nutrition lebih individual dan berbasis kesehatan tubuh pribadi.
“Sehingga saat ini kami menyarankan agar pendekatan penanganan stunting yang dilakukan adalah dengan menerapkan pendekatan presisi berbasis data,” kata Pratikno.