c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

NASIONAL

21 Oktober 2025

19:16 WIB

Polusi Udara Berdampak Pada Pertumbuhan Anak

Polusi udara yang pekat membuat anak minim mendapatkan sinar matahari, sehingga proses pembentukan vitamin D dalam tubuh terganggu

Penulis: Ananda Putri Upi Mawardi

Editor: Nofanolo Zagoto

<p>Polusi Udara Berdampak Pada Pertumbuhan Anak</p>
<p>Polusi Udara Berdampak Pada Pertumbuhan Anak</p>

Ilustrasi polusi udara. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra


JAKARTA - Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengatakan polusi udara berdampak pada pertumbuhan anak. Salah satu bentuknya, polusi udara yang pekat membuat anak minim mendapatkan sinar matahari, sehingga proses pembentukan vitamin D dalam tubuh terganggu.

"Kayak Jakarta ini polusinya banyak, mataharinya walaupun panas enggak tembus. Artinya, source untuk bikin vitamin D rendah," ujar Anggota Unit Kerja Koordinasi (UKK) Endokrinologi IDAI, Frieda Susanti, dalam media briefing daring, Selasa (21/10).

Dia melanjutkan, kekurangan vitamin D bisa membuat anak mengalami kelainan tulang melengkung dan melunak. Selain itu, ibu hamil yang kekurangan vitamin D bisa melahirkan anak dengan penyakit rakitis, yaitu penyakit yang melemahkan tulang.

Frieda juga berkata, polusi udara berupa paparan asap rokok turut berdampak pada pertumbuhan anak. Berdasarkan hasil studinya, ibu hamil yang terpapar asap rokok melahirkan bayi dengan lingkar kepala lebih kecil dibandingkan bayi lainnya. Berat badan bayi pun lebih rendah dibandingkan bayi pada umumnya.

Dia melanjutkan, lingkar kepala yang kecil itu berhubungan dengan IQ dan perkembangan anak di masa depan. Berat lahir yang rendah juga membuat anak lebih berisiko tumbuh pendek.

Dalam jangka panjang, anak dengan berat badan lahir rendah lebih rentan mengalami sindrom metabolik. Ini adalah sekumpulan faktor risiko penyakit kardiovaskuler seperti diabetes dan penyakit jantung.

"Jadi, asap rokok sama polusi udara bisa mengubah genetik kita atau genetiknya enggak berubah tapi ekspresinya (ekspresi genetik) berubah," simpul Frieda.

Dikutip dari laman resmi ayosehat.kemkes.go.id, data Indeks Kualitas Udara menunjukkan Indonesia adalah salah satu negara dengan kualitas udara tidak sehat, khususnya pada musim kemarau. Jakarta juga beberapa kali menempati peringkat kelima sebagai kota dengan kualitas udara terburuk di dunia. Konsentrasi polutan utama atau PM2.5 di Jakarta bisa mencapai 10 kali lipat dari ambang batas yang ditetapkan World Health Organization (WHO).


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar