26 April 2024
10:09 WIB
PKS Dukung NasDem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran
NasDem gabung pemerintahan Prabowo-Gibran dan meninggalkan koalisi pengusung capres-cawapres Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar.
Penulis: Gisesya Ranggawari
Editor: Leo Wisnu Susapto
Presiden terpilih periode 2024-2029 Prabowo Subianto (kanan) bersama Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh (kiri) memberikan keterangan pers usai melakukan pertemuan tertutup di NasDem Tower, Jakarta, Jumat (22/3/2024). Antara Foto/Galih Pradipta.
JAKARTA - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menyatakan, tidak masalah dengan keputusan Partai NasDem yang memilih bergabung ke pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka periode 2024-2029. PKS mendukung langkah NasDem yang menyatakan dukungan pada pemerintahan baru.
Sebelumnya, PKS dan Partai NasDem berada dalam Koalisi Perubahan bersama PKB yang mengusung calon presiden dan wakil presiden Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar.
"Tidak apa-apa, yang jelas Pak Surya itu senior kita paling cantik dalam bermain politik dan matang," kata Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP PKS, Aboe Bakar Alhabsyi di Kantor PKB, Jakarta, Kamis (25/4) malam.
Menurut Aboe, langkah NasDem ini juga mungkin diikuti oleh PKS. Apalagi, sudah dua partai yang berada dalam Koalisi Perubahan yang menyatakan dukungan kepada pemerintahan selanjutnya, yaitu NasDem dan PKB.
Namun, hingga kini PKS belum menentukan arah politik pasca-Pilpres 2024. Arah politik PKS akan ditentukan pada rapat internal Majelis Syura PKS yang akan digelar beberapa hari ke depan.
"Kalau ada cara terbaik ya kita ikuti. Tinggal kita dengar nasihat tapi kita belum dengar selanjutnya," tutur Anggota Komisi III DPR ini.
Terpisah, Ketua DPP PKS, Mardani Ali Sera mengungkapkan, dalam waktu dekat akan ada rapat internal untuk menentukan sikap PKS ke depannya. Apakah tetap menjadi oposisi atupun bergabung dengan pemerintahan Prabowo-Gibran.
Namun, secara pribadi Mardani menyarankan agar PKS tetap berada di luar pemerintahan atau oposisi. Lantaran program dari kampanye Prabowo-Gibran selama Pilpres 2024 sangat berbeda dengan apa yang diperjuangkan PKS.
"Landasan berpikir dan asumsinya juga beda," tegas Mardani saat dikonfirmasi.
Mardani menambahkan, faktor minimnya oposisi pun jadi alasan lain. Menurut dia, PKS mesti tetap mengambil peran oposisi karena dikhawatirkan jika PKS masuk ke pemerintahan oposisi tidak ada.
"Terpenting, perlu ada yang kontrol pemerintah, perlu ada oposisi. (Sebab), power tend to corrupt," tandas Mardani.
KPU resmi menetapkan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai capres dan wapres terpilih pada Pilpres 2024. Prabowo-Gibran meraih 58% atau 96.214.691 suara sah.
Sementara itu, Anies-Muhaimin yang diusung oleh PKS, NasDem dan PKB mendapatkan 24,95% suara serta Ganjar-Mahfud yang diusung PDIP dan PPP mendapatkan 16,47% suara.
Belakangan NasDem, PKB dan PPP menyatakan dukungan dan siap bergabung dengan pemerintahan berikutnya.