c

Selamat

Jumat, 26 April 2024

NASIONAL

24 Agustus 2021

13:57 WIB

Penurunan Harga Tes PCR Efektif Jika Pasokan Komponen Aman

Pemerintah mesti lihat reaksi pasar akan harga tes PCR

Penulis: Wandha Nur Hidayat

Editor: Leo Wisnu Susapto

Penurunan Harga Tes PCR Efektif Jika Pasokan Komponen Aman
Penurunan Harga Tes PCR Efektif Jika Pasokan Komponen Aman
Tenaga kesehatan bersiap melakukan tes swab PCR. ANTARAFOTO/Arif Firmansyah

JAKARTA – Associate Researcher Center for Indonesian Policy Studies, Andree Surianta menilai, keputusan menurunkan harga tes PCR hanya akan efektif jika suplai komponen alat itu terjamin. Jadi pemerintah harus memastikan pasokan ketersediaan komponen tersebut.

"Kebijakan mematok harga hanya akan efektif kalau pasokan berlimpah dan semua komponen biaya diketahui oleh pemerintah," ungkap Andree dalam siaran pers yang diterima, Selasa (24/8).

Dia menjelaskan tidak mudah untuk menilai efektivitas kebijakan ini tanpa pemerintah mengetahui informasi lengkap mengenai komponen biaya. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah untuk memperhatikan reaksi pasar atas penurunan harga tes PCR.

Ketika harga yang dipatok membuat banyak laboratorium tak lagi menawarkan layanan tes PCR atau terjadi kelangkaan, maka harga itu dinilai belum cukup menutup biaya mereka. Masalahnya, saat ini Indonesia masih sepenuhnya bergantung pada impor.

"Indonesia tidak memproduksi PCR dan sepenuhnya bergantung pada impor. Perlu ditinjau apakah kondisi bottleneck ini terjadi karena jumlah importir yang terlalu sedikit," ujar dia.

Andree menuturkan dengan impor PCR saat ini didominasi pihak swasta, maka pelibatan BUMN bisa menjadi solusi pengendalian harga. Namun ini dinilai bukan solusi terbaik karena mengikuti harga patokan pemerintah tidak serta merta membuat mereka tidak merugi.

Pengambilalihan jalur pasokan oleh BUMN, lanjut dia, juga dapat meningkatkan risiko disrupsi dan bottleneck karena jalur masuk pasokan menjadi sempit.

“Harga bisa saja kelihatan murah, tetapi tiba-tiba tidak ada stok kalau jalur yang cuma satu itu terdisrupsi. Malah kita perlu lebih banyak importir untuk mengurangi risiko disrupsi dan menekan harga,” urai dia.

Menurut Andree, solusi paling aman adalah menambah pasokan dengan memperbanyak jalur impor. Akan tetapi, untuk jangka menengah dan panjang, solusi yang dibutuhkan pemerintah adalah menarik investasi pada manufaktur alat kesehatan dalam negeri.

Dia berpendapat penurunan harga tes PCR memang dapat mendukung pengendalian pandemi covid-19. Penurunan harga ini ditegaskan mampu memacu jumlah testing dan tracing dari kasus positif.

"Testing dan tracing hanya satu komponen kecil dalam usaha pengendalian pandemi yang kompleks. Jadi semakin terjangkaunya harga PCR itu hal yang baik," ungkap Andree.

Menurut dia, upaya testing dan tracing pemerintah saat ini masih cenderung lemah. Hal ini bisa dilihat dari kecilnya anggaran testing dan tracing yakni hanya Rp4,08 triliun dari total Rp185,98 triliun anggaran untuk penanganan covid-19 pada tahun ini.

Jumlah itu bahkan masih jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan alokasi anggaran untuk vaksinasi yang mencapai Rp58 triliun dan alokasi anggaran untuk pengobatan sebesar Rp59,1 triliun. Padahal testing dan tracing bisa menentukan pola penyebaran virus.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar